Silauan cahaya itu membuat mataku sedikit sakit. Aku mulai memasukkan smartphoneku yang tadi kukeluarkan ke dalam tas, dan mengeluarkan cutter yang terlihat baru.
"Dia ini baru beli atau memang tidak pernah digunakan?" Cutter itu kusembunyikan di saku celana, untuk berjaga-jaga jika nanti ada sesuatu.
Apalagi sebentar lagi akan ada keributan di sini.
Walaupun Kim Dokja yang membereskannya nanti, tetap saja. Tidak ada salahnya bersiaga.
Lalu aku teringat kalimat yang pernah muncul di novel. Kalimat itu diungkit dari novel yang Kim Dokja baca.
「Dengan dua tanduk kecil dan memakai baju jerami, makhluk aneh dan berbulu halus itu mengambang di udara.」
「Terlalu aneh untuk menyebutnya peri, terlalu jahat untuk menyebutnya malaikat, dan terlalu tenang untuk menyebutnya iblis.」
「Karena itu, makhluk itu disebut sebagai 'dokkaebi'.」
「&ah#@!&ah#@! ...」
[&ah#@!&ah#@!...]Saat ini, fiksi dan realita saling bertumpang tindih.
"Apa ini?"
"Ngomong apa dia?"
"Apa ini semacam Augmented Reality?"
Aku mengabaikan keramaian orang-orang dan melirik Kim Dokja sekilas yang sedang melihat dokkaebi. Dia terlihat gelisah, mengetahui novel yang menemaninya selama ini menjadi kenyataan di depan matanya.
Dokkaebi-dokkaebi yang membuka pintu tragedi bagi ribuan nyawa di novel yang ia baca. Kini makhluk itu berada tepat di depan matanya.
Aku juga begitu pada awalnya, namun sekarang aku cukup tenang. Aku tidak tahu mengapa, tetapi aku cukup cepat beradaptasi dengan dunia dan situasi saat ini.
Pikiranku buyar saat aku mendengar pengucapan Korea yang benar.
Tunggu, sejak kapan aku bisa bahasa Korea?
[Ah. Ah. Apakah ini terdengar bagus? Ah, aku mengalami kesulitan karena patch bahasa Korea tidak berfungsi. Semuanya, apakah kalian bisa mendengar kata-kataku?]
Saat bahasa yang familiar diucapkan, aku bisa melihat ekspresi orang-orang berubah menjadi sedikit lebih tenang. Orang pertama yang berbicara pada makhluk itu adalah seorang pria bertubuh besar yang mengenakan setelan jas. "Hei, apa yang kau lakukan sekarang?"
[ ... Hah?]
"Apa kau sedang syuting? Aku harus pergi sekarang, ada audisi yang harus ku ikuti." Dia tampaknya seorang aktor yang tidak cukup terkenal mengingat wajahnya yang sama sekali tak familiar, buktinya tidak ada yang mengerubunginya sebelum kerusuhan ini terjadi. Sayangnya, kehadiran yang ada di hadapannya saat ini bukanlah seorang sutradara.
[Ah, audisi, benar. Ini juga sebuah audisi. Haha, ada kekurangan informasi. Aku baru saja datang saat monetisasi dimulai pukul tujuh barusan.]
"Apa? Apa yang kau bicarakan?"
[Nah, sekarang kalian semua tenang di tempat duduk kalian dan dengarkan aku. Mulai sekarang, aku akan memberitahu kalian sesuatu yang sangat penting!]
Tanpa sadar aku menggigit bibir bawahku. Brengsek, aku takut mati.
"Apa? Cepat turun dari kereta!"
"Seseorang, panggil kondektur!"
"Apa yang mereka lakukan tanpa memberitahu masyarakat terlebih dahulu?"
"Ibu, apa itu? Kartun?"
Benar-benar sesuai dengan deskripsi yang ada di novel dan penggambaran yang ada di komik.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Your Wish? || [ORVxFem/OC]
FantasíaSLOW UPDATE!! [Skenario utama telah tiba!] + [Skenario Utama #? - Read a Story] Kategori : Utama Tingkat kesulitan : F Syarat penyelesaian: Baca cerita 'What's Your Wish?', vote, tinggalkan komentar, dan sebarkan ke seluruh Semenanjung Dunia. Batas...