0. Prolog

519 65 3
                                    

Setiap pulang dari kampus tempat aku kuliah, aku selalu membaca satu novel.

Satu-satunya novel yang saat ini menarik perhatianku.

Tetapi, ada yang mengganjal saat aku ingin melanjutkan bacaanku.

"Loh, kok namanya diganti sih penulisannya?!" Aku bergumam sambil menatap kesal ke layar smartphone yang sedang menyala di tanganku.

Akhir-akhir ini, aku cukup tertarik pada satu novel yang berjudul Omniscient Reader's Viewpoint. Sebuah novel yang cukup-tidak, sangat terkenal. Novel buatan Sing-Shong yang saat ini ramai dibicarakan.

Satu-satunya novel yang kubaca.

Pada awalnya, aku hanya membaca komik hasil dari adaptasi novelnya saja. Tetapi, berkat spoiler yang berkeliaran di sosmed, aku tertarik untuk membaca novelnya.

Bahkan saat ini telah dikonfirmasi bahwa novel itu akan dijadikan Drama Korea, yang mana telah beredar rumornya sejak beberapa tahun lalu-setidaknya itulah yang kuingat.

Berkat hal itu, rasa penasaran yang selama ini tertahan saat membaca komiknya pun tidak bisa kubendung lagi, yang membuatku mencari novelnya di website yang bisa kutemui. Bahkan aku rela memasang aplikasi yang telah lama kuhapus, tempat dimana semua orang bisa menyalurkan ide menulisnya dan mempublikasikannya ke khayalak luas. Aku juga mengunduh e-booknya yang tanpa sengaja kutemukan dari kolom komentar di grup sosmed.

Namun, untuk mencari translate dari bahasa Inggris ke bahasaku yang cukup bagus itu sangat sulit. Sekali kutemukan, sang penerjemah malah berhenti melanjutkannya karena sibuk dengan dunia realita.

Hal ini membuatku harus membaca novelnya dalam bentuk bahasa Inggris, yang mana aku tidak terlalu bisa memahaminya. Tetapi, kenapa?

"Padahal aku sudah terbiasa dengan nama dan istilah yang biasanya loh, kenapa harus diganti segala sih sama translator barunya?! Kalau begini 'kan aku tidak nyaman membacanya!"

Aku menghentikan langkah kakiku di depan pintu masuk rumahku. Aku tinggal sendiri, sedangkan adikku pergi mencari ilmu di luar negeri dengan bantuan beasiswa dan orangtuaku ikut bersamanya. Walaupun kedua orangtuaku selalu mengirim uang tiap bulan, tentu saja untukku itu tidak cukup. Karena terlalu banyak keperluan yang lebih dari orangtuaku kira, dan aku tidak ingin merepotkan mereka lagi. Karena itu aku tidak ingin meminta mereka untuk menambah jumlah uang yang dikirim.

Berkat ketidakhadiran keluarga di sekitarku, aku jadi lebih bebas untuk mengungkapkan emosi dan pikiranku. Seperti sekarang ini.

"Belum ada sampai di chapter 400 sial, bagaimana diri ini mau lanjut baca kalau tulisannya saja diganti? Padahal udah maksa baca menggunakan bahasa Inggris ... "

Setelah bergelut dengan pikiranku sendiri dalam waktu yang cukup lama, aku masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamarku. Tanpa melepas tas yang ada di punggungku, aku segera tidur tengkurap dan melempar smartphoneku ke ranjang, lalu membenamkan wajahku yang kusut pada bantal yang empuk.

" ...Bagaimana kabar Yoo Sangah, ya? Baru baca sampai dimana Kim Dokja mempelajari skill baru di pulau ... lupa namanya. Harus cari dimana lagi aku novelnya, sedangkan semua yang ada di website juga sama semua translatornya. Walaupun aku ada unduhan e-book dari novelnya, percuma jika aku tidak bisa mengubah bahasanya ke bahasaku. Karena itu aku baca di website agar bisa ku translate otomatis."

Aku mulai memukul kecil ranjangku, lalu bangun dari ranjang dan membanting tasku ke pojok kamar.

Lalu aku berjalan menuju lemari lebar yang terdapat cermin besar di pintu lemarinya. Di sana terpantul refleksi diriku yang terlihat acak-acakan dengan wajah kusut karena stress dan rambut pendek sebahu serta kemeja putih polos dengan celana kain hitam yang menjadi setelan keseharianku.

What's Your Wish? || [ORVxFem/OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang