bab 4

90 9 0
                                    

Sarah memundurkan wajahnya,detak jantungnya berdebar hebat.ia takut Zaki meminta haknya sebagai suami.

"Ustadz mau a-apa?" Tanya Sarah sambil memejamkan matanya.ia sangat takut terhadap Zaki.

Zaki dapat melihat gadis itu ketakutan. Bahkan tangan Sarah terlihat gemetar.

'MasyaAllah... Gadis ini terlihat seperti pembangkang. Tapi di dekati seperti ini saja sudah ketakutan?' batinnya 
Akhirnya Zaki tak tega.ia pun hanya mendaratkan bibirnya di kening Sarah.

Cup!

"Kamu belum siap?" Tanyanya setelah mencium kening Sarah.

Sarah yang sudah merasa aman membuka matanya. "Aku takut,"lirihnya jujur. Kini mata Sarah berkaca-kaca. Ia hampir nangis ketakutan.

"Kamu ini gayanya sok jagoan. Tapi baru begitu saja sudah takut? Memangnya saya mau ngapain?"tanya Zaki.
"Heuh?" Sarah bingung.

"Saya tidak akan menyentuh kamu sampai kamu siap. Saya tidak mau melakukanya tanpa keikhlasan. Lagi pula kamu masih sekolah. Tidak mungkin saya tega memaksa kamu" ujar Zaki sambil mengusap kepala Sarah.

Seketika wajah Sarah yang tadinya tegang menjadi berbinar. "Serius?" Tanyanya.

"Iya tapi dengan satu syarat"ucap Zaki,ia memanfaatkan kelemahan gadis itu sebagai senjatanya.

Wajah Sarah pun kembali tidak senang karena ia sudah pasti tahu Zaki akan memanfaatkan hal itu.
"Apa?" tanyanya.

"Kamu harus patuh dengan saya,jika tidak patuh,maka saya akan melakukannya meski kamu tidak mau paham?"tanya Zaki.

"Ko begitu sih,itu gak adil dong! Masa aku harus patuh semua omongan ustadz" Sarah berusaha perotes.

"Saya kan suami kamu.sebagai istri,kamu harus menuruti semua ucapan saya.jadi jika kamu tidak patuh,maka hukumannya adalah..."Zaki tidak meneruskan perkataannya dia sudah pasti tahu Sarah akan paham.

"Hukuman apa?"tanya Sarah dengan wajah polosnya.

'bahkan dia gak paham apa yang aku maksud?, gak mungkin dia gak tau' benak Zaki.

"Gak jelas deh!" Ucap Sarah ketus.

Zaki sontak langsung menarik turunkan alisnya dengan wajah nakalnya menatap Sarah.
Sarah yang menyadari yang Zaki maksud itu langsung melototi Zaki.

'paan sih ustadz ko pikirannya travel mulu'
Benak Sarah.

"Oke, aku setuju, Tapi ustadz juga harus janji gak akan nyentuh aku,selama aku bisa nurutin apa yang ustadz suruh" jawab Sarah. Ia rela melakukan apapun asalkan Zaki tidak menyentuhnya.

"Deal!" Zaki pun menyetujui persyaratan dari Sarah.

"Kalo begitu lebih baik kamu istirahat! Besok kamu masih sekolahkan?" Tanya Zaki.

"Em" ucap Sarah ia saat ini sangat tenang karena Zaki tidak menyentuhnya.

"Kamu mau tidur pake hijab?"tanya Zaki lagi ia merasa aneh karena Sarah tidak melepas hijabnya.

"Aku malu" ucap Sarah menundukan wajahnya.

"Kenapa harus malu sayakan suami kamu,kamu tidak akan nyaman jika tidur mengenakan hijab,lebih baik di lepas" pinta Zaki.

Sebagai lelaki normal,meski berjanji tidak menyentuh Sarah,Zaki tetap ingin melihat bagai mana bentuk rambut Sarah, ia penasaran dengan wajah Sarah yang tanpa mengenakan hijab.

"Tapi ustadz" ucap Sarah manja.

"Mulai sekarang kamu harus terbiasa karena kamu tidak akan tidur sendirian lagi" ucap Zaki.

S dan ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang