bab 8

67 7 0
                                    

Mendengar ponselnya berdering sontak Sarah langsung panik.

"Eh, ko ada nomor dia di hp gue, sih"
Gumam Sarah.

"Mana" sahabat Sarah penasaran dan ingin melihat nomor itu, namun Sarah langsung menyembunyikan ponselnya itu karena nomor Zaki tersimpan dengan nama ''suami' .

"Dih pelit amat si Ra, masa bisa nomornya ada di hp Lo tapi Lo gak tau" tanya Mira.

"Itu dia, gue juga bingung" Sarah berfikir keras mengapa nomor Zaki bisa ada di ponselnya. Padahal ia sangat yakin selama ini belum pernah menyimpan nomor pria itu.

Ting!

Terdengar suara notifikasi pesan masuk di ponsel Sarah. Ia pun langsung membacanya.

Suami: kamu di mana Ra?

'duh aku jawab apa ya' batin Sarah sambil memandang layar ponselnya.

"Lo kenapa Ra?" Tanya Nia ia heran karena Sarah melamun.

"Mabok lu ya Ra?" Tanya Sulis.

"G-gak gue gak mabok, ini gue dapet chat, dia nanya gue ada di mana" jawab Sarah.

"Yaudah, bilang aja kayak biasa!" Sahut Mira.

Akhirnya Sarah menuruti apa kata sahabatnya, ia membalas chat dari Zaki dengan mengatakan bahwa hari ini dirinya sedang mengerjakan tugas kelompok di rumah Nia.

Namun, reaksi Zaki tak terduga, ia langsung menanyakan di mana alamat rumah Nia karena ingin menjemput istrinya itu.

Suami: Tolong kirim! Shareloc! Biar Aby jemput ke sana. Ini udah sore banget.

"Mampus gue" gumam Sarah

Sahabat Sarah langsung menoleh ke arahnya.

"Kenapa Ra?" Tanya mereka.

"Dia minta alamat Lo!" Jawab Sarah menatap Nia.

"Hah? Masa dia sampai segitunya, emang dia siapa sih?" Tanya Nia.

"Nah Itu dia, laki Lo bukan pacar Lo bukan kok over protec gitu sih" timpal Sulis.

"Entah, ngajak gelud kah" sambar mira.

'kalian gak tau aja, kalo dia emang suami gue' batin Sarah meski ia berhasil lolos dari zaki. Namun Sarah tidak tenang. ia bahkan tidak menikmati kebersamaan dengan sahabatnya itu.

Sementara Zaki khawatir dan curiga karena Sarah tidak bisa di hubungi.

"Kemana dia?" Gumam Zaki sambil menatap layar ponselnya. Hingga Zaki memutuskan untuk pulang lebih dulu. Namun ia sudah berencana mengintrogasi Sarah.

"Assalamu alaikum" ucap Zaki saat memasuki rumah kiyai, sebab saat ini ia masih tinggal di sana.

"Waalaikum salam . . . ," sahut kiyai. Ia melirik ke belakang Zaki. Sebab kiyai tau bahwa tadi Zaki pergi untuk menjemput Sarah.

"Bukannya Ustadz tadi mau menjemput Sarah ya?" Tanya kiyai.

"Oh, iya bah. Tadi kebetulan Sarah ada tugas kelompok. Jadi saya mengantar ke rumah temannya," jawab Zaki.

Ia terpaksa berbohong untuk melindungi Sarah. Ia tidak mau Sarah nantinya di marahi kiyai.

"Oh, padahal udah sore loh, mau pulang jam berapa nanti?" Kiyai heran mengapa Zaki membiarkan Sarah tidak pulang.

"Iya nanti selepas Magrib, Zaki akan menjemput lagi bah" jawab Zaki.

"Ya sudah, Ustadz sore ini mangajar di mesjid kan?" Tanya kiyai.

S dan ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang