𖦹01⋆.

864 46 3
                                    

⋆𖦹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋆𖦹. "Cepat jalan bodoh! Kau ingin terkunci di luar semalaman?!"

Jeroen mendorong punggung temannya kasar, temannya ini tiba-tiba berhenti melangkah sambil melihat ke arah samping.

Ntah melihat apa.

Jeroen Hansman. Salah satu siswa Lenart tahun ketiga. Semua orang mengenalnya karena ia berteman dengan Harold. Ia dan Harold adalah teman sebangku sejak tahun pertama tak heran jika mereka terlihat sangat dekat dan tidak bisa di pisahkan. Jika ada Harold pasti ada Jeroen, dan begitupun sebaliknya. Jeroen adalah kebalikan dari Harold, jika Harold adalah orang yang periang dan selalu tersenyum di setiap kesempatan, tapi Jeroen adalah orang yang pemarah dan kasar. Namun di balik sifatnya yang begitu, bagi Harold, Jeroen adalah sahabatnya. Hanya Jeroen lah yang paling Harold percayai, dan begitupun sebaliknya. Walaupun Jeroen pemarah dan orang yang kasar,  prestasi Jeroen tidak bisa di remehkan, namanya selalu menjadi bahan pembicaraan di setiap semester. Namanya selalu tertulis di paling atas dan di beri gelar siswa berprestasi di setiap semesternya.

Dan siapa Harold ini? Mari berkenalan dengannya juga.

Harold Pasie. Sama dengan Jeroen, Harold juga adalah salah satu siswa Lenart. Harold di kenal karena bakat melukisnya. Sifatnya yang ceria dan juga rendah hati membuat siapapun ingin berteman dengannya. Namun sifat yang ia tunjukkan pada keluarganya sangat berbeda dengan apa yang ia tunjukkan di publik. Harold si pembangkang licik dan orang cuek di mata keluarganya. Rumah adalah neraka baginya, semenjak ibunya pergi meninggalkannya demi laki-laki lain dan ayahnya yang menikah lagi membuatnya seperti ini. Maka dari itu ia berusaha untuk bersekolah di sekolah asrama ini demi kesehatan mentalnya. Bahkan saat liburan semester ia tetap tinggal di asrama atau ikut pulang bersama Jeroen. Ia menghabiskan banyak waktunya di lingkungan sekolah dan menolak ajakan pulang dari ayah ataupun dari ibu tirinya.

"Kau pergi duluan saja sana, aku akan menyusul setelah selesai."

"Terserah kau saja, Harold." Jeroen mendengus lalu pergi meninggalkan Harold.

Biarkan saja temannya itu terkunci semalaman yang penting ia tidak terlibat.

Harold menatap sekilas kepergian Jeroen lalu membawa kakinya menuju hutan sekolah, tepatnya mendekat pada seseorang yang mengambil perhatiannya sedari tadi.

Terlihat dari bajunya sepertinya dia seorang siswa juga.

Ntahlah Harold hanya penasaran saja apa yang orang itu lakukan di jam segini.

Hari sudah mulai gelap, bahkan suara Mr. Remo sudah menggema setengah jam yang lalu.

Harold menatap punggung sempit itu yang semakin masuk ke dalam hutan sekolah.

Mijn Laatste Liefde [HyuckMark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang