𖦹08⋆.

189 26 11
                                    

⋆𖦹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋆𖦹. "Berapa lama kau duduk di sana, Machiel?"

Machiel mengangkat bahunya lalu menggeleng pelan. Harold menggosok kedua matanya yang terasa kabur dan mengerjapkannya beberapa kali.

Nyawanya belum terkumpul sempurna, otaknya bekerja lebih keras untuk mengingat kembali kejadian sebelumnya.

Dan akhirnya si otak menemukan jawabannya.

Harold melanjutkan tidur siangnya di tepi danau alih-alih menunggu kedatangan Machiel, sialan!

Ohh! Dan jangan lupakan tentang mimpi buruk yang mendatangi tidur siangnya!

"Aku sudah mencintai orang lain, Pasie."

Harold menggelengkan kepalanya dengan cepat, mengusir bayangan mimpi buruknya.

Harold terbangun dengan Machiel yang duduk tak jauh dari tempatnya terbaring nyenyak, ia terbangun karena bermimpi tersandung. Dan saat matanya terbuka, hal yang pertama ia lihat adalah Machiel.

Machiel hanya tersenyum lembut sambil terus menatapnya yang kini tengah di selimuti oleh rasa bersalah. Ia yang membuat janji, tetapi ia malah membuat Machiel menunggu.

Memalukan.

Harold merapihkan rambutnya yang berantakan dan mengusap pipi kanannya yang sedikit basah karena liur.

Menjijikkan, memalukan, dan payah.

Harold terus memaki dirinya sendiri dalam hati.

Sial! Sial! Sial!

"Jadi, ada apa kau mengundangku kemari, Pasie?" Tanya Machiel. Raut wajahnya terlihat sangat penasaran.

Harold tersenyum kikuk. Pikirannya seakan meninggalkannya saat ini, ia tidak bisa berpikir.

Ada apa denganmu Harold? Kemana perginya semangat yang membara itu?! 

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Machiel."

Machiel mengangguk. "Ya, katakanlah padaku."

Harold mengigit pipi dalamnya, lidahnya mendadak kelu.

"Ini mudah Harold! Kau sudah berlatih semalaman dengan Jeroen! Katakan padanya bahwa kau mencintainya, lalu kau harus... Tunggu! Aku harus apa?! Sialan Jeroen! Aku lupa sebagian besar latihan kita semalam!!" Batin Harold.

Dari sini Machiel bisa melihat raut wajah Harold yang berubah gelisah, apakah ini buruk? Seburuk apa hal yang akan Harold bicarakan hingga dirinya tampak gelisah seperti itu?

"Pasie? Kau baik?" Tanya Machiel, Karena khawatir melihat kondisi Harold yang semakin gelisah dan berkeringat di depannya.

"Oh! Ya, tentu!"

Sialan, Harold malah berteriak.

"Tapi-"

"Machiel!"

Mijn Laatste Liefde [HyuckMark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang