🎭Part 1

1.1K 77 0
                                    

°Selamat membaca 📖°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°Selamat membaca 📖°

   SINAR matahari yang keluar dari celah pepohonan menerpa dua manusia yang terbaring ditanah. Bunyi burung mengepakkan sayap dilangit dan hewan kecil lainnya terdengar bersahutan.

Merasa terganggu, Hiraya perlahan membuka matanya. Ia mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Ketika matanya sudah mulai terbiasa, Hiraya melirik ke samping—seketika ia melotot.

"AAAAAAA"

Hiraya segera berinsut kebelakang, ia menunjuk kedepan dengan wajah syok. Sangat syok.

Sementara orang yang ditunjuk tak menampilkan reaksi apapun selain wajah datarnya, ia terlihat tenang sembari terbaring miring, menopang dagu.

Hiraya mengerjap beberapa kali, mengucek matanya jika saja penglihatannya salah. Namun, ia tetap melihat hal yang sama. Tak ada yang berubah.

Tenggorokan Hiraya tercekat, untuk menelan ludah saja rasanya begitu sulit. Badannya bahkan sudah bergetar hebat dengan giginya yang bergemeletuk.

Berbedaan yang sangat kontras dengan sikap orang dihadapannya.

"K-kau...i-it-itu..."

Hiraya tak bisa berkata-kata. Bibirnya bergetar, untuk berbicara saja rasanya sangat sulit.

Pandangan Hiraya menurun, meneliti secara keseluruhan tubuh kecil orang didepannya lalu beralih melihat tubuhnya yang besar dan berotot—dengan rumit.

"Hah...hah..." Nafas Hiraya sesak, rasanya sangat sulit untuk bernafas.

Dengan tangan gemetar Hiraya meraba wajahnya lalu kembali melihat orang didepannya yang masih bergeming.

Sikap tenang itu membuat Hiraya terganggu.

"I-ini....aneh....bagaimana bisa?" Tanyanya skeptis.

"Kau..mengapa...MENGAPA ADA DITUBUHKU!"

"Dan...dan aku ditubuhmu?" Suara Hiraya kian menghilang. Tidak tau cara menggambar kan situasi ini.

"........"

"APA YANG TERJADIIII!" Jerit Hiraya, ia meremas celananya. Mulutnya terbuka bertepatan dengan air mata yang merembes menuju pipinya.

Orang yang sedari tadi memperhatikan tingkah Hiraya, mengerjap pelan saat gadis itu menangis dengan mulut terbuka tanpa suara.

"Kau berisik." Ucap Georgie setelah sekian terdiam.

Hiraya menoleh, matanya masih berair dengan hidung yang memerah.

"Kau memang tau apa? Kau tidak tau..."

Dan...

Hiraya kembali menangis. Kali ini sangat keras hingga membuat Georgie pening. Ia tidak pandai membujuk perempuan, mangkanya ia berkata seperti tadi.

Soul In The Wrong Body Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang