CHAPTER II : THIS IS REINCARNATION

41 8 0
                                    

"Yeay!... Sekarang, potong kuenya donk." Pinta Leo dengan bersemangat.
Star tersenyum, ia pun memotong kue yang di pegang kekasihnya itu. Ia mengambil sepotong kecil."untuk orang yang paling aku sayang." Ia menyuapi Leo. Leo pun bergantian menyuapi dia.

Setelah itu, Leo meletakan kuenya di atas meja belajar Star."Nanti habisin ya?". Leo beralih berjalan menuju rak buku, mengambil kamera yang sebelumnya sengaja ia simpan di sana untuk merekam kejutan Star. Ia lalu kembali menghampiri Star, menyerahkan kamera itu."nih, hadiah buat kamu, semoga kamu suka, ya walaupun sederhana. Tapi—"
Belum sempat Leo menyelesaikan omongannya, Star tiba-tiba memeluknya. "Makasih Leo. Makasih atas semuanya, makasih karna setelah kepergian mama papa, kamu orang pertama yang bisa buat aku mengerti kalau kehilangan orang yang kita sayang, nggak akan buat semuanya berakhir. Makasih karna kamu bisa buat aku ketawa bahagia lagi. Makasih karna kamu selalu ada di saat aku butuhin kamu. Makasih karna kamu udah hadir di hidup aku."

Leo tersenyum, ia membalas pelukan Star. Star mengeratkan pelukannya, ia benar-benar menyayangi cowok ini.
Leo tersentak ketika merasakan tubuh ceweknya bergetar. Ia langsung melepaskan pelukan dan menangkup wajah Star. Cewek itu menangis.

"Hei... Kenapa nangis, hm?" Leo menatap wajah Star.
"A-aku takut...Leo. Aku takut kehilangan kamu." Suara Star bergetar.
Leo tersenyum. "Tenang ya, aku kan udah janji gak akan ninggalin kamu, oke?" Star mengangguk.

Leo mengusap kepala Star, sayang "oh ya, sebenernya aku masih ada kejutan lagi lho buat kamu. Tapi... Nanti. Karna sekarang masih jam setengah satu pagi, kamu istirahat ya." Lanjutnya.
Star mengangguk. "Aku tunggu kejutan itu."

Leo mengangguk."Aku pulang."

"Aku antar sampai depan."

Mereka keluar rumah, berjalan menyusuri halaman depan. Star menunggu di gerbang, sementara Leo keluar gerbang. Sebelum menyebrang jalan menuju ke rumahnya yang ada di seberang sana, Leo sempat berbalik badan dan melambaikan tangan, Star membalas lambaiannya. Keduanya tersenyum.

Leo berbalik dan mulai menyebrang, karna ini sekitar jam satu pagi, ia tak perlu takut akan kendaraan yang lewat.
Di tengah jalan, Leo berhenti. Ia melihat seekor kucing berwarna hitam pekat yang sedang berbaring di jalan, tidak jauh dari tempatnya berdiri. Ia menghampirinya.
Star yang masih berdiri memperhatikannya, menggelengkan kepala. Ia agak heran, kenapa pacarnya sangat menyukai spesies hewan berbulu itu?.

Saat Leo berjongkok dan hendak meraihnya, kucing itu langsung menghindar dan berlari menjauhinya.
Dengan kening berkerut, Leo bangkit. Saat menoleh ke kiri, tiba-tiba saja tanpa aba-aba, sebuah motor sport berwarna hitam melaju ke arahnya dengan kencang. Dan karna tak sempat menghindar, akhirnya...

BRAK!!

DUGH!!

"LEOOO!"

Tubuh Leo terpental beberapa meter hingga akhirnya kepalanya membentur pembatas jalan dengan cukup keras.

***

Star bersandar di tembok belakangnya sambil memeluk lutut. Pandangannya kosong, tidak ada air mata yang jatuh ke pipinya, ia menangis dalam diam.

Liona (Lona)—adik Leo. duduk di bangku panjang di depannya, cewek itu menangis. Disebelahnya ada Elvano—sahabatnya dan Leo. Terlihat menenangkan Lona.

Beberapa saat kemudian, seorang cowok seumuran Star keluar dari ruang operasi dengan raut wajah datar. Ia berjalan menghampiri Star dan berjongkok di hadapan cewek itu.
"Star......." Ia memegang pundak Star.
Star mendongak. "Alex, transfusi nya.....?"
Alex tersenyum tipis. "I-itu—"
Pintu ruang operasi terbuka, seorang dokter keluar dari sana. Star, Alex, Lona, dan El berdiri.

Langitnya Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang