CHAPTER III : BULLY

22 6 0
                                    

Star keluar dari Minimarket sambil menenteng tas belanjaan.
Kesialan datang padanya hari ini. Setelah tadi pagi dipermalukan oleh Sky, si cewek rese, lalu siangnya ban mobilnya bocor—pasti ulah genk 'trouble maker'. Dan sekarang, ia harus berbelanja karna bahan makanan di rumahnya sudah habis, hanya tersisa wortel dan kentang. Mana udah laper banget lagi.

Ia berdiri di trotoar, menunggu taksi lewat untuk tumpangannya pulang. Tapi sudah agak lama ia berdiri, belum ada taksi yang lewat sama sekali.
Karna merasakan kakinya yang mulai pegal, Star memilih mencari tempat duduk. Ia berhasil menemukannya.walaupun suasana disini agak sedikit membuatnya merinding karna cukup sepi dan lampunya yang redup, tapi ia tetap duduk di bangku panjang disana.
Star mencoba mengatur nafas. "Tenang Star, cuma sebentar kok."

"Kenapa harus sebentar?."

Baru saja menghilangkan ketakutannya, tiba-tiba saja 3 orang pria menghampirinya.

"Jangan terlalu buru-buru,cantik. Mainlah dulu ama kita." Salah satu pria duduk di sebelahnya. Star memberi jarak. Ia mencengkram erat tas belanjaannya, mencoba terlihat biasa saja.

"Sendirian aja, punya pawang gak?." Pria yang lain mencolek dagu Star. Star menepisnya.

"Kasian ya, cantik-cantik kok jomblo." Pria satunya lagi tertawa. Kedua temannya ikut tertawa.

"Heh, jangan asal ngomong lo pada!. Gue punya pacar ya!, Dan sekarang gue lagi nunggu pacar gue!." Ujar Star.

"Wish, ganas juga. Gue gak sabar liat aksinya kalo di kasur." Pria yang di sebelah Star, menyeringai. "Gimana kalo nunggu pacarnya di tempat kita aja, gak bakalan bosen kok, kita main dulu."

Bisikan dari pria di sebelahnya membuat Star semakin ketakutan. Mau teriak minta bantuan, tapi tempat ini sepi. Yang ada nanti dia dibekap sama tiga pria ini dan..... Ah! Star tidak bisa membayangkannya.
Ia mencoba merogoh ponsel di sakunya, hendak meminta bantuan pada Alex.
Tapi sial, lagi-lagi ia terkena sial. Ponselnya ketinggalan di apartemennya. Trus, bagaimana ia akan kabur dari 3 pria mabuk ini? Apa yang akan terjadi padanya nanti?.

Saat pria di sebelahnya hendak memegang tangan kirinya, tiba-tiba saja tangan kanannya ditarik oleh seseorang.

"Sayang.... Ternyata kamu disini, aku nyariin kamu tau. Jangan buat aku khawatir."

Star menatap bingung cowok disampingnya yang memegang pundaknya. Dengan cahaya temaram ini, ia mencoba mengenalinya. Clevaro?

"Siapa lo?" Ketiga pria itu berdiri menatap Varo.

Varo menatap mereka. "Makasih ya bang, abang udah temenin pacar saya selagi nunggu saya." Ia tersenyum tipis. "Sebenernya saya mau ngobrol lama nih sama kalian. Tapi ini udah malem, saya harus anterin pacar saya pulang. Jadi.... Dah...."
Varo membawa Star segera pergi dari sana.

Saat salah satu pria hendak mencegat mereka, tiba-tiba saja seseorang mendorong dadanya.

Kening ketiga pria itu mengerut menatap seorang cewek berkuncir kuda yang berdiri didepan mereka. Dia adalah Sky.

"Mon maaf nih sebelumnya, om. Tapi mulut om bau alkohol." Sky meletakan telunjuknya di bawah hidung." Daripada om-om gangguan anak SMA, mending om-om ikut ke tempat saya deh."

Ketiga pria itu menatapnya, bingung. Apakah cewek cantik di hadapan mereka ini menawarkan diri secara suka rela?.
Dasar pedofil.

"Lo siapa?" Tanya pria yang tadi di dorong oleh Sky.

Sky menepuk jidatnya. "Aduh, sampe lupa, harusnya kan saya perkenalkan diri dulu." Ia merogoh sesuatu dari saku jaketnya. "Sebenernya nih Om, saya ini anggota kepolisia—"

Langitnya Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang