Chapter. 21.

1.5K 50 11
                                    

Up ya gais yaaa

Kamis, 21,maret

.
.
.
.
M

aafkan Author yeng membuat kalian menunggu
Jangan lupa votemenn
Wopyuuu😍🥰💕

TETAP MENYALA ABANGKUH🔥🔥🔥
°°°°
UKS(Usaha Kesehatan Sekolah)

"Ih Rayan Gue gamau pake inii. " Bantah Zay dari tadi karna risih dengan koolfever  yang kini berada di jidat nya.

Zay sudah sadar dari beberapa menit yang lalu tapi
Saat Zay masih pingsan Rayan menyuruh Kino membeli Koolfever  untuk Zay karna yang ia tau itu bisa meredakan demam, tapi Zay tak ingin memakainya karna bisa hilang image nya jika memakai itu, ya meskipun dirinya jika demam di rumah slalu di pakai kan itu oleh Melinda tapi bedanya ini di sekolah.

Rayan berdecak kesal. "Jangan bawel deh, itu biar panas kamu berkurang Zay. "

"Ini tuh buat anak kecil, buat Balita mana cocok gue pake ini. "

"Yaudah lepas aja tapi kita ke rumah sakit. " Tukas Rayan datar. Sembari berdiri ingin menggendong Zay.

"Aaa, gamau Rayan Gamauu. " Teriak Zay berontak.

"Gamau pake itu kan yauda kita ke rumah sakit, biar kamu di suntik dokter sekalian jadi ga perlu pake koolfever  lagi kalo udah gak panas. "

"Iya iya mau, ampun ampun. " Final Zay menyerah, lebih baik ia memakai benda aneh ini daripada bertemu jarum suntik.

Rayan tersenyum manis, lalu membaringkan Zay kembali di Brankar. "Kan kalo nurut Cantik. " Puji nya sembari mengusap pipi Zay lembut.

Zay menepis tangan Rayan kesal. "Nyebelin banget sih jadi orang. " Ketus nya Geram. Rayan hanya terkekeh melihat Zay yang sedang Merajuk dengan nya.

"Udah jangan marah, Kalo sembuh Aku beliin Gulali. "

"Gamau."

"Permen? "

"Gamau."

"Terus? "

"Terserah."

Begitulah Ucapan kramat Cewek, yang membuat Rayan pusing.

"Yaudah nanti kalo sembuh Aku kasih Hadiah. " Ucap Rayan yang sepertinya Zay tertarik.

"Beneran kan mau kasih hadiah? " Tanya Zay menyelidiki.

Rayan mengangguk. "Ada Syarat nya. " jawab Rayan dengan senyuman kecil.

"Katanya kalo sembuh mau ngasih tapi pake Syarat-syaratan. " Cibir Zay kesal.

"Mau nggak? "

"Yaudah apa?"

"Harus pake Aku-Kamu, bukan Lo-Gue. " ujar Rayan santai.

Zay berdecak. "Yaudah yaudah. "

Cklekk...

Mereka berdua menatap pintu yang sudah terbuka itu, dan menampakan Giselle dan teman teman nya. Zay merotasikan matanya malas sedangkan Rayan reflek mendatarkan wajah nya.

Giselle berjalan mendekati brankar Zay dengan wajah yang ia buat dengan mimik khawatir. "Zay gimana keadaan kamu? Aku khawatir tadi denger kalo kamu pingsan. " Ujar nya lembut dan memegang tangan Zay.

Zay menyentak tangan nya kasar. "Gausah sok peduli lo sama Gue, Seneng kan Lo. " Balas Zay tersenyum sinis ke arah Giselle.

Giselle menggeleng. "Ngga Zay aku beneran khawatir sama kamu. " Katanya Lembut dan ingin merangkul Zay. Dengan cepat Zay mendorong Giselle sampai ia terduduk di lantai.

[ZAYARA]Where stories live. Discover now