Chapter. 30.

227 11 0
                                    

Hujan turun deras tiba tiba, membuat Ghena bergegas meneduhkan diri di halte bus di depan sana. Dia baru saja selesai berbelanja Setelah berhasil meneduh Ghena mengibaskan seluruh bajunya yang basah Oleh hujan.

Memandangi Resah Hujan yang turun lebat sampai jalan pun tak terlihat karna deras nya hujan yang turun. Tangan nya terlipat sangking dingin nya cuaca hari ini Ia berdecak sembari menundukan bokong nya.

Baru menyentuh nya ia langsung berdiri kaget, karna ternyata dudukan nya juga basah oleh air hujan,ia berdecak sebal.

"ck, pake acara hujan juga udah malem gini gaada taxi lewat juga tumben banget. "Gumam nya menengok kanan kiri melihat hanya sekedar lampu mobil dan montor saja yang berlalu lalang.

Ia meraih ponsel nya di dalam tas selempang nya, ia menghela nafas ia lupa charger ponsel nya hingga sampai mati daya karna habis batrai.

Ia memasukan lagi ponsel nya, dan memutuskan untuk menunggu hujan reda dan mencegat angkot saja.

Menunggu beberapa lama, hujan sudah tak begitu deras seperti tadi ia bisa melihat lumayan jelas mobil dan montor yang liwat karna angin sudah tak terlalu kencang seperti tadi.

Ia menoleh dan netra nya seperti melihat orang yang dia kenal di sebrang sana. Ia menyipitkan matanya melihat lelaki itu, " kak vallen? "

Ia melebar kan matanya yakin, ia yakin jika itu memang Crush nya. "KAK, KAK VALLEN. " Teriak nya sembari melambai-lambai kan tangan nya berharap lelaki itu melihat nya.

Namun sepertinya suara hujan lebih besar daripada suaranya, ia merengut sendu karna lelaki yang ia panggil itu melaju begitu saja dengan mobil nya.

"Sialan, Dia bener bener ga liat Gue? "Dengus nya sembari mencak mencak ga jelas.

Ia memutuskan untuk menunggu sampai hujan benar benar reda.

Setelah ia rasa hujan mulai reda, ia mengulur kan tangan nya memastikan jika memang reda.

Ia tersenyum karna sudah reda, ia tak perlu menunggu lama lagi, "alhamdulillah udah Reda, kan gini gue ga perlu nunggu lagi. " Ia berjalan pergi dari halte dan berjalan sembari menunggu taxi atau angkot lewat.

Baru berjalan beberapa langkah, tiba tiba ia di hadang oleh anak anak berandalan di sana, usia nya terlihat masi muda namun Ghena tau jika mereka bukan orang baik karna sudah terlihat dari cara pakaian nya seperti preman.

"Ehh ada si cantikk, mau kemana neng? " Tanya salah satu berandalan itu dengan nada menggoda. Ia berusaha menyentuh tangan Ghena namun Ghena mengelaknya.

"Jangan macem macem Lo semua! " Katanya menyentak sembari berjalan mundur saat mereka berjalan mendekat ke arah Ghena.

Mereka tertawa membuat Ghena semakin waspada. "Galak banget si cantik. " Ucap berandalan itu sembari menoel dagu cantik Ghena.

Ghena menepis kasar tangan jelek itu. "Brengsek ga usah pegang pegang tangan Lo jelek. "Geram Ghena menatap ganas Lelaki bejat di depan nya.

" jangan galak galak dong cantik, nanti cantik nya ilang."

"Mau main sama abang ngga, body kamu lumayan juga. "
"Happy happy aja lah kitaa, maniss. "

Ucap mereka sembari memojokkan Ghena di sana, Ghena berusaha menjauh namun tiba tina punggungnya menabrak sesuatu di belakang.

Ghena menoleh was was, dan matanya mendelik ternyata sekarang dia di kepung. Ia di kelilingi preman preman itu dengan pandang mesum.

Tiba-tiba kedua tangan nya di cekal oleh mereka, "LEPASIN GUE BANGSAT. "Teriak Ghena memberontak dirinya di seret masuk ke Gang dekat sana, lebih tepatnya Gang buntu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 28 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[ZAYARA]Where stories live. Discover now