Happy reading
Anela gadis itu, kini tengah menggerutu tak jelas sembari menuruni anak tangga, sesekali membenarkan selempang ransel nya yang tak beraturan.
Kegiatan itu tak lepas dari mata orang-orang yang ada di ruang tamu, namun gadis ini tak menyadari tatapan-tatapan dengan berbagai macam yang di layangkan untuk dirinya.
"Anjir bener, udah kesiangan."
"Ini juga ransel, ngapa si lo?!!" Geram Anela
"Ini juga tali sepatu ngapa kagak ke iket sendiri aja si." gerutu nya lagi
"Kalau gue jatuh, tangg--"
Brukk
Hari ini kau tidak begitu beruntung Anela, itulah yang dipikirkan nya sekarang. Nasib nya begitu mengenaskan, kini tubuh itu sudah tersungkur dibawah anak tangga terakhir.
Tak ada niatan untuk bangun, gadis itu justru berbaring terlentang dengan menatap langit-langit.
"Bangun."
Suara instruksi dari seseorang terdengar di gendang telinganya, seketika itu ia dapat melihat seorang pemuda dengan seragam yang sama dengan yang tengah ia gunakan sekarang, tengah menatap dirinya dengan wajah khas andalannya, datar tanpa ekspresi.
"Gak mau sekolah Gezra, ngantuk." Rengek Anela dengan wajah mencebik kesal, pasalnya laki-laki ini yang memaksa nya untuk sekolah sebagai hukuman.
"Konsekuensi, orang yang suka melanggar aturan Anela." ucap Gezra tanpa memperdulikan rengekan dari gadis itu.
Kedua tangan Gezra membantu Anela untuk bangun, sedangkan gadis itu, ia hanya pasrah sembari memikirkan nasibnya disekolah saat jam pelajaran nanti, sudah dipastikan mata cantik miliknya akan mengantuk berat akibat begadang tadi malam.
Gezra menarik kunciran hitam di pergelangan tangan berotot miliknya, dan menguncir rambut panjang milik Anela yang acak-acakan.
"Kamu itu ya, masih aja suka tidur malem." omel sang mama sembari berlalu melewati keduanya menuju laki-laki paruh bayah yang ada di sofa.
"Terimakasih sayang." senyum pria tersebut kepada sang istri.
"Ingat umur pah." ketus sang istri.
Kembali pada Anela dan Gezra, dua anak manusia itu berjalan menuju pria dan wanita tadi.
"Mah, pah Gezra bawa Anela sekolah dulu." pamit Gezra sembari menyalami tangan mamah dan papah anela, diikutin dengan Anela sendiri."Berangkat mah, pah." pamit Anela kemudia mengikuti langkah lebar Gezra.
Sesampainya di sekolah, dua anak adam dan hawa itu duduk pada meja dengan dua kursi saling bersebelahan.
Jam pelajaran berlangsung sama seperti biasanya tanpa hambatan, namun minus pada seorang gadis yang tengah menelungkup kan kepalanya, siapa lagi jika bukan anela.
"Anela, Sekarang kamu keluar dari kelas saya!!" Pekik guru botak tersebut.
Gezra menyenggol lengan Anela, untuk membangunkan gadis itu dari mimpi indahnya. Dan benar saja, tak berselang lama, Anela terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
into it
Teen FictionGezra nama yang selalu bisa Anela andalkan dalam hidupnya, laki-laki dengan berperawakan tinggi dengan tampan rupawan, namun sayang gezra lebih banyak menggunakan bahasa tubuh dari pada mulut. selama 17 tahun Anela bersahabat dan bertetangga dengan...