part 9

105 19 0
                                    

Happy reading guys
Semoga suka yaaaa

Hari ini adalah hari dimana perkemahan tengah berlangsung dengan antusias, siswa dan siswi berbondong-bondong untuk turun dari bus yang menghantarkan mereka ke tepi hutan lindung, yang aman menjadi tempat berkemah.

Dengan di penuhi keringat yang mengalir deras, Anela bersama Nelsa dan Zahra menyusun dan menata barang-barang bawaan mereka kedalam tenda yang cukup untuk tiga orang itu.

Anela yang sibuk mondar mandir membersihkan area-area tenda yang terlihat kotor, sebab Anela adalah orang yang berjunjung tinggi akan kebersihan. Sedangkan Zahra, gadis itu sudah sibuk mengunyah cemilan nya di temani Nelsa yang sibuk bercerita dengan alam, alias bercerita sendiri, sebab tak ada yang mendengar kicauan gadis itu.

"Kacang pantek kacang!"

Zahra menoleh sejenak, masih dengan satu bungkus ciki di tangannya
"Ngomong aja ama pohon noh" titah Zahra jengah.

"Di kata gue gila kali ah." Gerutu Nelsa.

"Yee lagian elu, yang di bahas perjodohan Gezra ama Ela mulu, bosen gue!" Ucap Zahra kesal, sebab sudah jengah mendengar Nelsa yang sangat keras menyatakan bahwa Gezra itu akan menjadi jodoh Anela di masa depan.

"Udah kaya peramal aje, kalo gue liat-liat beliau ini" tambah Anela yang masih mengumpulkan dedaunan menjadi tumpukan gunung.

"Awas aja ya sat, lo liat aja, ini orang dua bakal jadi laki bini heumm" kesal Zahra.

Anela menoleh dengan tatapan julit
"Imut lo begitu?!" Sarkas Anela.

"Pantek, sakit bet ati gue di gituin" dramatis Nelsa.

"Nah nah loh, gimana mau jodoh, doi aja asik bantuin cewe lain," celetuk Zahra yang memperhatikan Gezra yang asik membantu mendirikan tenda milik adik kelas.

"Lah sing wedok, mandiri bener kalo gue perhatiin." Sindir Zahra kepada Anela yang asik membersihkan sekitar tenda tanpa memperdulikan kejadian-kejadian yang terjadi.

Anela tak perduli, justru bagus jika laki-laki itu mau membantu para wanita, mana tau ada yang tersangkut kan?

"Eljio liyat mama,"

"BAAAAA!!!!!"

Datanglah manusia tak beradab, manusia yang yang di sebut zico, manusia yang di anggap mengesalkan oleh Zahra.

"Maling ada maling!!" Pekik Zahra heboh kala kantung Indomaret nya di rampas habis oleh zico.

"Lo kalo modal tampang tapi kantong kosong, cocoknya di kubur aja jink!" Ngegas Zahra.

"Berbagi sama calon suami mah dapat pahala beb" jawab zico sembari menghamburkan habis jajanan milik Zahra.

Anela yang tak sengaja melihat kejadian itu seketika melotot horor, lalu melangkah cepat dengan berkacak pinggang menuju Zico dan Zahra.

"Gue udah bilang, jangan di berantakin pantek!!!!" Pekik Anela dengan berapi-api.

"Eh yaollo yaollo" latah Zico.

Dengan satu tarikan nafas, Anela menyembuhkan keluar api yang sudah ia tahan sedari tadi.

Nelsa yang memperhatikan gerak-gerik Anela, dengan cepat berbalik pergi menuju seseorang.

"GUEUDAHBILANGJANGANKOTORINPANTEKGUECAPEKBERSIHINNYAGUENGGAKSUKAKOTORDASARTAIKKALOGUELIATLIATYALOBERDUAJANGANAMPEKGUECABUTGINJALLOBERDUA!"

nah kan, bahasa apa itu. Bahasa apa yang tanpa rem, tanpa titik dan koma tentu saja bahasa keren milik Anela.

"GUECAPEKBERSIHINDARITA--- HEUMM!!" Mulut gadis itu di terbungkam oleh satu tangan, sehingga ocehan itu berhenti seketika.

"That's enough Ela" bisik Gezra dari belakang dengan memberikan usapan lembut pada punggung Anela yang naik turun, dan akan segera membawanya pergi menjauhi area perkemahan.

"Zico, bersihin." Titah Gezra singkat, lalu membawa Anela.

Laki-laki itu membawa sang sahabat menuju tepi danau yang tak begitu jauh dari area perkemahan.

"What's wrong hm?" Suara Gezra memecah keheningan di antara keduanya.

Anela menoleh dengan bibir yang muring, mata itu memerah sendiri nya sehingga menghasilkan air hujan kecil.
"Mereka ngeselin hikss"

"Aku capek bersihin, malah seenak jidat ngotorin, aku capek tau nggak,"

"Kamu juga nggak bantuin, ngeselin huaaa!" Kekesalan Anela terluap begitu saja, sungguh seperti anak kecil yang tengah mengadu pada sang ayah.

Gezra tak memberikan pembelaan apapun, percuma saja jika Anela tengah seperti ini, gadis ini tak akan mau kalah.

Tubuh kecil Anela ia tarik dan membawa tubuh kecil itu kedalam pelukannya, sehingga tubuh kecil itu tenggelam oleh badan Gezra yang besar.

"Maaf Ela"

Anela tak menjawab, tetapi gigi gadis itu yang menjawab, dengan kesal gadis itu mengigit dada Gezra yang terlapisi kaos dan sepertinya akan menimbulkan bekas.

Gezra tersenyum miring dan memejamkan mata sembari mengeratkan pelukannya pada Anela, jika saja ada yang melihat senyuman itu, sudah di pastikan akan bergidik takut.

"Gigit sampai kamu puas Ela" bisik Gezra pelan.

Tentu saja akan di turuti Anela, tetapi tak lama kemudian gadis itu melepaskan gigitannya dari dada itu saat merasakan posisi mereka sudah terlalu berlebihan, bagaimana tidak berlebihan laki-laki yang memeluknya itu semakin mengeratkan pelukannya, dan ketika Anela mendongak, ia menatap Gezra yang memejamkan mata seolah-olah menikmati situasi.

"Modus lu!!" Ucap Anela dan segera memberontak.

"Hahaha"

Pelukan keduanya terlepas, kini keduanya saling berhadapan- hadapan dengan Gezra yang fokus memperhatikan Anela.

"Tadi lo deketin adik kelas ya hahaha"
Jangan heran jangan bimbang, mood wanita memang seperti itu kan?

Terkadang sedih, tiba-tiba saja menangis tak jelas, hal tersebut biasa terjadi di muka bumi.

"Deketin?" Jawab Gezra dengan menaikkan satu alisnya.

"Nggak mau ngaku lagi,"

"Tapi nggak papa sih, mana tau ada yang nyantol bray!" Lanjut Anela bersemangat.

"Nanti nangis." Terdengar datar namun tersirat ejekan pada nada laki-laki itu.


Bersambung......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

into itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang