part 2

322 28 2
                                    

Haii haii

Happy reading guys-!

Kamar luas dengan tembok berwarna coklat tua yang terasa hangat dengan bau khas laki-laki dan barang-barang yang tertata rapi di setiap sudut, kini disi dengan dua manusia berbeda jenis kelamin.

Sang perempuan tengah berbaring di atas kasur dengan ponsel di tangannya, sedangkan sang lelaki tengah memegang kuas dan banyak alat lukis di sekitarnya tengah menikmati acara melukis nya sembari menghadap ke arah kasur, yang berisi seorang gadis.

Anela melepaskan ponsel yang berada di genggamannya, kemanusiaan merubah posisi menjadi tengkurap, posisi itu membuat anela dapat mencium dengan jelas aroma gezra yang jantan, namun menurut nya bayik itu tak se jantan itu, lebih ke lembut pikir anela.

"Bayikkkk" panggil Anela dengan suara terpendam, karena kepala milik nya ia masuk kan kedalam selimut.

Tak ada sahutan dari orang di sebrang sana, mampu membuat Anela kesal.

"Bayikkk" panggil Anela sekali lagi, namun sepertinya tak ada tanda-tanda hilal dari seorang Gezra

"Bayikkkk ih, nyaut gak!"kesal Anela, wajah itu sudah memerah menahan kesal dari dalam selimut.

"Keluarin kepala nya." Suara Gezra terdengar dekat.

Kepala milik Anela muncul begitu saja dengan rambut yang menutupi wajahnya, tangan Gezra bergerak membenahi tataan rambut Anela yang seperti singa.

"Hm?"

Anela mencebik kesal mendengar respon yang diberikan Gezra, seperti biasa, singkat padat dan jelas.

"Besok kerumah kak Fanka ya, katanya mau ketemu aku." Ucap Anela

Gezra mengangguk kemudian berniat berbalik kembali ke tempat semula, namun niat itu di urungkan oleh Anela yang menarik tangan Gezra, hingga laki-laki itu terduduk berlutut di lantai sedangkan Anela sendiri masih dengan posisi awal, yaitu tengkurap seperti buaya.

Sembari menopang pipi dengan kedua tangan, Anela menatap Gezra yang hanya pasrah di hadapannya.
"Deketan!" Seru Anela semangat

Gezra menurut dan lebih mendekatkan wajah keduanya, pembuatan Gezra mengundang kepanikan pada Anela.

"Stop!" Jari telunjuk Anela terangkat menahan dahi Gezra.

Ctakk

"HAHAHAHAHAHA" tawa Anela puasa kala berhasil memberikan jentikan maut milik nya pada Gezra, sedangkan sang empu hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi kesakitan sama sekali.

"Anjir!"

Kesenangan Anela tak berlangsung lama, dan berganti kepanikan. pasalnya dahi laki-laki itu memerah dengan bentuk abstrak, sangat kontras dengan warna kulit putih pucat milik Gezra.

"Ih merah!!"

Tangan Anela dengan terburu-buru merogoh kantong baju tidur bergambar Minion milik nya, dan mengeluarkan botol minyak telon berwarna unggu dengan wangi lavender.
"Sakit ngak?" Tanya Anela sembari mengusap kan minyak telon tersebut pada dahi Gezra yang memerah.

Gezra sendiri hanya menggeleng, laki-laki itu justru sibuk dengan dunianya sendiri, asik menatap wajah panik Anela.

Tak lama sebuah kekehan ringan terdengar dari Gezra, hal itu mampu mengalihkan perhatian Anela.
"Kok ketawa?!"

"Tapi, kok ganteng?!"

"Ih bayik gue ucul banget!!" Pekik Anela gemas tak lupa tangan mungil itu aktif menarik-narik pipi milik Gezra.

"Tuh kan apa kata gue, kalau bisa berekspresi tu cakep."

"Lo harus nyari cewek bayik!" Ucap Anela yakin.

"Lo pokoknya harus nyari cewek, cewek mana yang bisa nolak pesona bayi gue!!" Ucap Anela menggebu-gebu.

"Nggak." balas Gezra malas, lalu berdiri dari tempat nya dan melangkah kembali menuju tempat nya melukis.

"Loh kenapa?!!" Pekik Anela kesal

"Udah punya istri." jawab Gezra, di mata anela laki-laki itu menjawab asal-asalan dan malas.

"Sae lo bayik." Ucap Anela sembari menggeleng kan kepalanya.

Langkah Anela mendekati Gezra yang tengah kembalik di sibukkan dengan lukisannya, gadis itu berdiri tepat di belakang tubuh tegap gezra yang fokus dengan lukisan.

"Kenapa harus bunga sakura?" Tanya Anela, pasalnya bentuk lukisan itu tak dapat anela pahami dengan baik.

"Karna itu yang sedang ada di pikiran aku dan ada di dekat aku." Ucap enteng Gezra.

Mata Anela menjelajah menatap setiap sudut kamar Gezra, mencoba mencari bunga sakura.
"Nggak ada tuh disini." ucap Anela

"Di belakang aku."

"Mana?!" Tanya Anela greget

"Kamu, kamu bunga sakura nya." jawab Gezra berbalik menghadap Anela

"Gue?" tunjuk Anela pada dirinya sendiri.

"Iya, kamu seperti bunga sakura, bunga sakura yang di tunggu mekar oleh banyak orang, bunga indah yang menciptakan kehangatan dan cinta yang tumbuh kala memandang nya, dan dari banyak nya orang itu, aku adalah manusia beruntung yang bisa bertemu dan melihat bunga sakura itu." Jawab Gezra sembari menatap Anela lembut.

Anela menelan ludahnya gugup, mengapa bayik nya bisa mengeluarkan kata-kata manis seperti ini sih, jika dia baper bagaimana?

"Udah ih liatin nya." ucap Anela sembari meraup wajah Gezra pelan.

"Ela, kamu pernah merasakan yang namanya menyerah sampai rasanya ingin mati?" Ucap Gezra tiba-tiba

"Ha, enggak?" Bingung Anela atas pertanyaan dari Gezra

"Baguslah, kamu bagian menjadi matahari saja ya." Ucap Gezra dan berbalik kembali melanjutkan lukisannya.

Anela menatap punggung kokoh Gezra rumit, walau tak paham dengan apa yang di ucapkan sahabat nya itu, namun Anela yakin, banyak makna yang terkandung dengan pertanyaan itu, entah lah mungkin suatu hari Anela akan paham dengan maksud Gezra.

Hap!

Anela dengan enteng menempel pada punggung kokoh milik Gezra , dengan tangan mengalung pada leher laki-laki itu.
"Gendong gue ke dapur sekarang." pinta Anela santai

Gezra terkekeh, dan menuruti kemauan Anela, laki-laki itu berdiri dan meletakkan kedua tangan nya pada paha anela agar gadis itu tak terjatuh.

"Let's go!!?" Pekik Anela kegirangan

Huh, lihatlah pemirsa kita bisa menebak dengan baik siapa yang menjadi bayi disini.

Bersambung....

into itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang