part 6

226 17 4
                                    

Happy reading guys
Semoga suka yaa><

"Hompimpa ala yom gambreng kepalak bapak gambreng, siapa yang berani pelakorin buk Puji~" nyayi Zahra selaku penyelenggara tantangan.

"NAH ELA KENA!!" Seru heboh Nelsa kalah melihat telapak tangan Anela terbalik sendiri, yang artinya ia kalah.

Ketiga gadis gila itu kini tengah berdiri di dekat anak tangga, lorong tempat para guru biasanya berkeliaran, karena kebetulan kantor guru terletak di lantai dua.

Anela mendengus tak terima, pasalnya ini mengoda suami salah satu guru galak yang seperti falak tantrum.
"Kalau aja gue di gebug sama buk puji, lo berdua gue anpol jadi temen." Cibir Anela kesal.

"Aman itu, entar gue follow lagi" cengenges Zahra.

Tap

Tap

Suara langkah sepatu mampu mengalihkan perhatian ketiganya, reflek ketiganya menoleh serentak melihat objek yang baru saja turun, seperti bumi yang menanti hujan, manusia yang mereka gosipkan sedari tadi muncul secara mendadak.

"Nah el gas el." bisik Nelsa

"Kalau lo gagal, bayik lo gue kecup hahaha" tawa jahat Zahra terdengar pada gendang telinga Anela.

"Singkat, padat, jancok." Sinis Anela kala mendengar penuturan Zahra.

Melihat buk Puji dan pak Akbar kian mendekat, ketiga nya langsung kompak menghadap beliau.

Dengan kaku Anela sedikit maju, dengan keringat dingin, Anela menatap buk puji.

"A-anu buk hehehe" cengir Anela.

"Apa?!" Balas buk Puji dengan suara andalannya, tangan wanita itupun sudah siap siaga dengan memegang lengan sang suami penuh posesif dan waspada, sebab ia sangat tahu tabiat ke-tiga gadis ini.

"Dia mau pelakorin ibuk!!!" Pekik Anela, opsi ini lebih aman iya, mengorbankan sahabat tercintanya.

Zahra yang di tunjuk melotot tak terima, gadis itu semakin gugup kala menatap wajah buk Puji yang suram.

"Kagak buk, sumpeh!!"

"Iya buk iya, katanya tadi dia mau cium kepala botaknya suami ibu HAHAHAHAH" tawa keras Anela dan dengan cepat berlalu lari dengan terbirit-birit.

"WOI ANJIRT, IKUT!!" pekik Nelas panik, dan ikut berlari.

Sedangkan Zahra sudah seperti ayam sakit yang kejang-kejang, dan memilih mengikuti kedua sahabatnya.

"Woi puqi tungguin, buset!!"

"Ampun buk ampun!!" Pekik heboh Zahra saat menoleh dan menemukan buk Puji yang siap melemparkan satu buku paket.

Di tengah pelarian nya, Anela mengerem mendadak hingga Zahra dan Nelsa yang menyusul ikut menubruk punggung kecil Nelsa.

"PAK TANGKAP MEREKA, DAN HUKUM!!!!" pekikan keras dari ujung tangga terdengar jelas.

"SIAP BUK!!" Ujar pak kumis, gelaran yang di sematkan para murid untuk nya.

Sesuai perintah dari buk Puji tadi, kini gadis-gadis nakal itu sudah berdiri tegak di tengah-tengah lapangan dengan panas yang nyentrik, hawa panas semakin menjadi kala melihat semua murid-murid telah pulang, sedangkan mereka jangan di tanya, masih berdiri lah dek.

into itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang