Beberapa hari setelah kejadian itu, suasana di kerajaan menjadi tegang. Raja Philip, ayah Anna, telah mengetahui tentang perginya Anna ke pasar hari itu dan ia tidak senang. Anna menghabiskan hari-harinya berusaha meyakinkan ayahnya bahwa apa yang dia lakukan adalah untuk kebaikan kerajaan.
Anna tahu bahwa dia harus berbicara dengan ayahnya dan menjelaskan tindakannya. Dia tahu bahwa itu tidak akan mudah, tapi dia juga tahu bahwa itu perlu dilakukan.
Anna berdiri di depan pintu kamar ayahnya, menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintunya.
"Ayah," katanya, suaranya tegang tapi tegas, "kita perlu bicara."
Raja Philip membuka pintu dan Anna pun masuk ke dalam kamarnya.
"Apa yang perlu kita bicarakan, Anna?" tanyanya, suaranya dingin.
Anna menarik napas dalam-dalam lagi, merasakan jantungnya berdebar.
"Tentang apa yang terjadi hari itu." jawabnya. "Aku tahu Ayah marah karena aku pergi tanpa izin. Tapi tujuanku bukanlah untuk melanggar aturan, melainkan untuk memahami kondisi rakyat kita."
Raja menatapnya dengan ekspresi yang masih keras. "Kau adalah putri mahkota, Anna. Kau tidak seharusnya pergi ke pasar sendirian. Itu berbahaya," kata Raja.
Anna menatap ayahnya, matanya berkilau dengan determinasi. "Aku tahu, Ayah. Tapi bagaimana aku bisa memimpin kerajaan ini suatu hari nanti jika aku tidak tahu bagaimana kondisi rakyat kita? Bagaimana aku bisa membuat keputusan yang terbaik untuk mereka jika aku tidak tahu apa yang mereka butuhkan?"
Raja tampak terkejut dengan kata-kata Anna, tapi dia tidak berkata apa-apa. Anna melanjutkan, "Aku minta maaf jika aku membuat Ayah khawatir. Tapi aku percaya ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Dan aku berjanji, aku akan selalu berhati-hati."
Raja masih diam, tapi Anna bisa melihat bahwa dia sedang mempertimbangkan kata-kata putrinya. Dan meskipun dia masih khawatir, dia merasa sedikit lega. Karena dia tahu bahwa putrinya tumbuh menjadi seorang pemimpin yang kuat dan bijaksana.
Raja kemudian menatap Anna dengan tatapan tajam. "Anna," katanya dengan suara berat, "Ayah juga tahu bahwa kau bertemu dengan V hari itu."
Anna merasa jantungnya berhenti sejenak. Dia menatap ayahnya, tidak yakin bagaimana harus merespon. "Ayah, aku..."
Raja mengangkat tangannya, memotong kata-kata Anna. "Ayah tidak marah, Anna. Ayah hanya khawatir. V adalah agen rahasia, dan dunianya penuh dengan bahaya."
Saat Raja mengungkapkan bahwa V adalah agen rahasia, Anna merasa seolah-olah udara telah dihisap keluar dari ruangan. Dia menatap ayahnya, matanya melebar karena keterkejutan.
"Agen rahasia?" tanyanya, suaranya hampir tidak terdengar. "Ayah, apa maksudmu?"
Raja menatapnya dengan tatapan serius. "Itulah yang Ayah katakan, Anna. V bukanlah orang biasa. Dia adalah agen rahasia, dan dunianya penuh dengan bahaya yang tidak bisa kau bayangkan."
Anna merasa seolah-olah dia sedang berdiri di tepi jurang. Dia merasa bingung, terkejut, dan sedikit takut. Tapi di atas segalanya, dia merasa penasaran.
"Tapi, mengapa dia berada di sini, di kerajaan kita?" tanyanya, mencoba memahami semua informasi baru ini.
Pikirannya mulai berputar dengan pertanyaan-pertanyaan. Mengapa V berada di kerajaan mereka? Apa yang dia lakukan? Apakah dia berbahaya? Dan yang paling penting, apakah dia bisa dipercaya? Semua pertanyaan ini membuat Anna merasa bingung dan takut. Dia merasa seolah-olah dunianya telah terbalik.
Raja menatap Anna, tampaknya memahami kebingungan dan rasa penasarannya. "V adalah agen rahasia kerajaan, Anna," katanya, suaranya penuh dengan serius. "Dia bekerja untuk melindungi kita, untuk menjaga kerajaan ini aman."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess and The Spy
RomanceV adalah seorang agen rahasia yang sangat terampil dan berpengalaman. Dia memiliki tubuh yang atletis dan kuat, hasil dari bertahun-tahun latihan fisik dan mental intensif. Matanya yang tajam selalu waspada dan penuh dengan kecerdasan, mencerminkan...