"Oppa" masih pagi dan suara berisik sudah memenuhi kamar Seokjin, dia masih konsisten dengan pendiriannya, melanjutkan tidur. "Oppa" lagi-lagi, sekarang badan Seokjin sudah di goncang keras, "oppa kalau kau tidak bangun aku akan siram kau" terdengar suara Seon Hae mengancam, tapi tetap saja Seokjin tidak terpengaruh.
Seon Hae menhembuskan nafasnya putus asa, tapi tiba-tiba dia tersenyum, seperti baru mendapat ide mungkin, dia langsung berlari ke luar kamar Seokjin, Seokjin senang mendengar langkah kaki adik cerewetnya itu, dia kembali melanjutkan kegiatannya.
Entah darimana tapi Seokjin menyium bau harum, bau sebuah makanan, dia sangat yakin itu, dia segera bangun tetapi dengan mata masih terpejam, dia mengikuti bau itu, terkadang mendekat dan kadang menjauh, mata Seokjin terbuka sedikit demi sedikit, sampai dia melihat Seon Hae sedang membawa piring yang sudah terisi makanan dan wajah yang sedikit kesal, "kau baru akan mendapat sarapan kalau sudah rapi, bangun, bereskan tempat tidurmu, mandi, pakai seragammu baru kau akan mendapat sarapan" Seon Hae meninggalkan kamar Seokjin dengan membawa piring tadi, Seokjin mengacak rambutnya pasrah dan terpaksa bangun.
~~~
"Sudah bangun?" Seon Hae bertanya dengan nada sedikit dingin ketika melihat Seokjin menarik kursi.
"Kenapa?"
"Kau melihatku seperti ini dan masih bertanya kenapa?"
"Kau sedang datang bulan, kenapa marah-marah seperti ini?"
"Oppa bukan itu, kau tidak tahu saja."
"Apa?"
"Aku sudah pagi-pagi bangun untuk pergi ke sekolah lebih awal, tapi aku disuruh pergi membangunkanmu."
"Jadi kau marah dengan ibu?"
"Ibu aku ingin pergi ke sekolah dengan sepeda tadi."
"Tunggu-tunggu, ok aku tahu sekolah itu memang tidak pernah ditutup, tapi pagi-pagi untuk apa kesekolah?"
"Aku ingin mengambil foto matahari terbit dari taman sekolah yang dilantai tiga, tapi karena membangunkanmu aku jadi tidak bisa mengambil foto."
"Oooh mianhae aku tidak tahu, tapi untuk apa fotonya?"
"Aku ada acara pameran foto, ya memang masih lama, tapi aku juga ingin mengambil foto yang lain."
"Mianhae, ya sudah kalau begitu aku akan bangun sangat pagi besok."
"Yang benar."
"Mudahan."
Wajah Seon Hae yang tadi penuh harapan sudah hilang harapannya, dia memakan salad yang menjadi sarapannya dengan sedikit emosi.
"Ibu aku berangkat" Seokjin tiba-tiba berdiri dari kursinya, Seon Hae menatapnya tajam.
"Apalagi?"
"Kau mau ke mana?"
"Kau tidak mendengar apa kataku tadi?"
"Dan kau tidak mengajakku?"
"Apa aku harus mengajakmu kalau ujung-ujungnya kau juga akan ikut denganku?" Seokjin berlalu dari ruang makan.
"Hei kau tukang makan tunggu." Seon Hae langsung memakan sendok terakhir saladnya dan mengambil tas dan ponselnya kemudian berlari mengejar Seokjin, kedua orang tua mereka hanya bertatapan bingung.
~~~
Hi hi author update dengan tukang makannya BTS *authornya fans salah gaul yang suka ngehina bias* *bagi yang baca* kalau baca yg ini agak aneh sorry karena author juga ngga tahu setan mana yang ngerasukin author. Dan author juga lupa bilang kalau semua nama couplenya mereka itu oc, inget oc, jadi kalau ada kesamaan nama tokoh itu bukan tanggung jawab author.
Ok kalau gitu happy reading.