chapter 5

189 13 0
                                    

Keadaan sangat ramai, tidak ini hanya pembicaraan ayah dan ibu dengan dua orang itu, apa aku tidak tahu siapa mereka. Seon sibuk dengan ponselnya, sedangkan aku hanya mengharapkan ponselku berbunyi, siapa tahu ada email masuk, daritadi aku masih memikirkan tentang pekerjaanku.

"Seokjin ternyata benar kau sangat tampan" aku langsung kaget mendengar kalimat yang keluar dari pria yang tidak ku kenal itu, aku melihat ke semua yang ada di sana, terutama Seon, dia menahan ketawanya dan mungkin ketawa itu sudah mau lepas, ya aku akui aku memang tampan, tapi entah ini keberuntungan atau kutukan, kenapa?

Pertama ini keberuntungan karena setidaknya aku bisa berfoto tanpa harus memikirkan ekspresi, dan setidaknya kalau aku langsung pergi meskipun baru bangun tidur aku tidak harus memikirkan betapa kacaunya diriku. Dan kenapa kutukan, ya kau tahu, tiada hari tanpa wanita yang mengejar kami bertujuh, termasuk aku.

"Ah gomawo."

"Seokjin kau tidak perlu kaku begitu, anggap saja paman ini ayahmu."

"Benar Seokjin, anggap saja paman Kim ini seperti ayah."

"Ah ne."

"Oppa kan pemalu."

"Seon apa katamu."

"Aish jangan berantakin rambutku."

"Makannya jangan mengajakku ribut."

"Hei sudah kalian ini tidak bisa sehari tanpa bertengkar."

"Ibu dia duluan."

"Apa aku kan cuma bilang kau pemalu."

"Seon, Seokjin."

"Ne..."

Seokjin kembali ke ponselnya meskipun wajahnya diselimuti kesal, sedangkan aku hanya diam tidak melakukan apapun, apapun.

~~~

"Ibu" aku memanggil ibu yang baru saja akan pergi ke kamarnya, ya tangga kamarku dan Seon dengan kamar ayah dan ibu memang berbeda, ibu langsung melihat ke arahku dengan tatapan, ya antara bingung, terkejut dan aneh.

"Seokjin kau belum tidur."

"Belum."

"Kalau begitu tidurlah."

"Ibu aku ingin menanyakan sesuatu."

"Besok saja ini sudah malam."

"Siapa dua orang tadi?"

"Ehmm Seokjin besok saja ibu dan ayah..."

"Ibu aku butuh jawabannya sekarang, siapa dua orang tadi? Apa ibu benar-benar..."

"Ya Seokjin."

"Tapi bu kenapa, aku masih muda."

"Seokjin kau tahu ibu dan ayahmu juga menikah di umurmu, dan lagipula calonmu juga seumuranmu."

"Tidak ibu, aku tidak mau."

"Terserah kau saja, kalau kau berubah pikiran silahkan bilang ibu."

Ibu pergi meninggalkanku yang masih di sana, aku tahu ibu memang selalu bisa memilih yang terbaik untukku, tapi ini, aku tidak bisa.

~~~

"Hei kau kenapa?" Yoongi tiba-tiba sudah berada di sampingku, entah kapan anak ini datang.

"Hei Kim Seokjin."

"Aish jangan ganggu aku."

"Hei kau kenapa? Kau marah padaku?"

"Ani."

"Lalu?"

"Tidak apa, moodku hanya tidak bagus hari ini."

"Oooh ok."

Yoongi langsung meninggalkanku, hfftt aku bahkan tidak ingin sekolah hari ini.

Sekolah hanya berjalan seperti biasa tidak ada yang istimewa atau spesial, aku hanya diam sendiri di mobil, mulai hari ini Seon naik sepeda atau bis ke sekolah, padahal aku sedang menginginkannya hari ini, Seon memang anak yang cerewet dan suka jail, tapi percayalah dia dewi curhat, kau akan tenang kalau curhat dengannya, meskipun jawabannya terkadang sangat blak-blakan dan kalau orang yang tidak tahu bisa mengira dia itu sangat dingin, tapi karena itu aku suka curhat dengannya.

'Ding' lagi-lagi ponselku berbunyi, aish bahkan aku baru selesai berganti baju, aku melihat ponselku, sebuah line? Dari Herin?

'Sibuk? Kalau tidak bisa kau temui aku di cafe biasa? Kalau tidak juga tidak masalah.'

Sangat singkat, oh ayolah bahkan terkadanh dia hanya mengirim pesan tidak penting. Aku segera mengambil kunci mobil dan langsung pergi, kenapa kaos putih polos dengan celana jeans dan sepatu converse apa itu masih belum rapi?

my lovely noonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang