"Hei kau kenapa?" Yoongi langsung menepuk punggung pria yang lebih tinggi darinya itu, Yoongi terus melihat wajah Seokjin, melihat wajah memelas temannya itu Yoongi menjadi sedikit kasihan, tapi dia juga menahan ketawa karena wajah Seokjin sangat lucu, Seokjin melihat ke arah Yoongi yang membuat wajah pria itu semakin pasrah.
"Tertawakan saja temanmu ini."
"Aish kau ini jangan marah seperti itu, kau kenapa?"
"Aku tadi pagi dibangunkan secara paksa, dan ditambah dimarahi Seon."
"Sabar ya, memang kenapa dia marah? Masalah wanita?"
"Tidak, dia katanya ingin mengambil foto matahari terbit tadi pagi, tapi dia disuruh membangunkanku, jadinya dia tidak bisa mengambil foto."
"Hmmm, sabar ya, mungkin ibumu benar, kau butuh seseorang yang bisa merawatmu, maksudku selain ibumu dan Seon."
"Yoongi jangan bercanda."
"Hei aku tidak bercanda, apa aku kelihatan bercanda?"
Seokjin semakin terlihat pasrah, kali ini dia benar-benar tidak ingin diganggu, 'ding' Seokjin segera mengambil ponsel dari kantong celananya, dia melihat sebuah line, dari Herin.
'Hi sudah di sekolah, apa aku mengganggu belajarmu, atau kau membolos? Bagaimana kalau sudah pulang bertemu, di tempat biasa, bisa tidak?'
'Ya aku bisa, tunggu aku, jangan ke mana-mana."
Seokjin kembali menaruh ponselnya di meja setelah membalas line tadi.
"Line dari siapa?"
"Tidak."
"Herin?"
Seokjin menatap Yoongi. "Apa aku tidak mengintip, aku hanya menebak" Yoongi mengerucutkan bibirnya, sedangkan Seokjin menaruh kepalanya di meja.
~~~
Tempat yang di maksud masih sepi, tidak ada orang, maksudnya tidak ada orang yang dicari Seokjin di sana, dia terus mengedarkan pandangannya sampai... "Herin" Seokjin berteriak dengan sangat nyaring, membuatnya dilihat orang-orang yang ada di sana, Seokjin hanya melihat ke arah mereka dengan wajah bingung, wajah yang sangat polos.
"Ku kira tidak datang." Herin langsung mengoceh saat Seokjin baru duduk di sampingnya.
"Aish mana mungkin aku tidak datang."
"Kalau saja, seorang anak sma kan sangat sibuk, apalagi kau ketua osis."
"Bagaimana denganmu, seorang anak kuliah juga sangat sibuk kan."
"Ya, eh tapi apa enak dilihat?"
"Kenapa?"
"Kau masih memakai seragam sma, sedangkan aku, nanti dikira seorang wanita yang berduaan dengan adik kelas sendiri."
"Hei kita ini satu tingkatan, hanya karena kau murid percepatan jadi kau sudah kuliah."
"Haha kau benar, sudah tidak perlu berwajah seperti itu, kau jadi sangat lucu."
"Aish, apa wajah pasrahku ini sangat lucu?"
"Memang kenapa, kau terlihat ehmm berantakan."
"Aku frustasi."
"Kenapa?"
"Aku dibangunkan paksa tadi pagi, dimarahi Seon, ditertawakan Yoongi, mendengar berita aneh di sekolah, harus menjadi pendengar rap Namjoon, aish pokoknya aku sial hari ini."
"Haha sabar."
"Hei aku lapar, ayo kita makan."
Seokjin langsung menarik tangan Herin.
~~~
"Kau pesan sebanyak ini?" Herin bertanya dengan wajah bingung saat melihat makanan yang dipesan Seokjin, memang tidak banyak, tapi bagi Herin yang sangat menjaga makannya itu sangat banyak.
"Kau bilang apa, ini banyak?"
"Iya."
"Aish kau ini, kau yang makannya terlalu sedikit."
"Hei ini juga sudah membuatku kenyang tahu."
"Ah terserah kau saja."
Seokjin langsung memakan makanannya, Herin hanya bisa melihat bingung ke arah Seokjin dengan pikiran 'kenapa ada orang tampan serakus ini', Herin hanya melanjutkan makannya.
"Herin" Seokjin tiba-tiba membuat Herin menghentikan makannya, wanita itu terlihat sedikit kesal.
"Kenapa?"
"Bagaimana dengan rencanamu?"
Seketika ekspresi Herin langsung berubah.
"Bagaimana?"
"Aku juga tidak tahu, aku ingin pergi, tapi aku juga tidak ingin meninggalkan Seoul."
"Kau yakin dengan pilihanmu?"
"Semoga."
Seokjin terdiam sejenak, kemudian dia melanjutkan makannya, kali ini dengan tempo normal.