Seokjin sudah rapi dengan pakaian yang menurutnya sangat tidak menyenangkan dan terlalu formal berwarna putih, dia berdiri di balik jendela besar yang memungkinkan dirinya melihat seluruh penjuru kota.
"Hei kau masih berdiri di sana hyung?" Hoseok tiba-tiba membuat keributan di ruangan yang semula sepi itu.
"Kau kenapa terlihat jelek sekali."
"Benar hyung apa bajunya yang salah?"
"Tidak Tae, baju itu tidak pernah salah, mungkin ekspresi Seokjin hyung yang sedikit berantakan."
"Ya Namjoon kau benar, ekspresiku yang berantakan."
"Sudahlah jangan berantakan seperti itu."
"Kami tinggal dulu ya hyung bye."
Ke enam pria itu kembali meninggalkan Seokjin sendirian, sendirian.
~~~
Semua sudah menunggu, tetapi pengntin perempuan itu belum juga keluar, sampai seorang perempuan dengan gaun putih cantik yang berjalan dengan seorang pria di sampingnya, semua mata tertuju padanya dan hanya bingung seperti apa wajah wanita itu, ya wanita itu menunduk dan kepalanya ditutupi oleh sebuah kain putih (author ngga tau namanya apa).
"Hei Seon kau kenapa?" Yura dan Yujin melihat Seon Hae aneh, daritadi Seon Hae hanya diam karena dia seperti tau tubuh siapa itu, ah tapi tidak mungkin, hampir semua wanita di Korea memiliki tubuh yang kurang lebih.
"Seon kau mendengar kami?"
"Ah ne, aku dengar."
"Kenapa bengong?"
"Aku sepertinya kenal, ah tapi ngga mungkin."
"Hmmm mungkin kamu pernah lihat di mana gitu, mungkin."
"Tapi aku kenal banget badan dan cara jalannya."
"Bukannya hampir semua orang korea badannya sama."
"Iya juga sih."
Ketiganya kembali dalam keadaan tenang.
Wanita yang masih dipertanyakan Seon Hae sampai di depan Seokjin, sedangkan pria itu masih menunduk.
Wanita itu sampai di depan Seokjin dan membuka penutup kepalanya, membuat Seon Hae, Yujin dan Yura terkejut dan 6 pria di belakang merrka berbisik, sedangkan Seokjin hanya diam mematung.
~~~
Seokjin dan Herin masih dalam keadaan diam, ya dari selesai acara pernikahan sampai sekarang mereka hanya diam, bahkan teriakan Seon Hae dari kamar yang frustasi karena ponselnya hilang terdengar sangat jelas.
"Kenapa?" Seokjin memulai percakapan, sedangkan Herin hanya diam mematung.
"Herin kenapa?"
"Mianhae."
"Kenapa kau bilang kau akan pergi huh?"
"Saat aku bilang aku akan pergi aku memang benar akan pergi, tapi esoknya ayah menyuruhku membatalkannya, tapi alasan ayah menyuruhku membatalkannya, aku tidak mungkin menjelaskannya padamu..."
"Jadi kau tidak bilang kau membatalkannya?"
Herin mengalihkan pandangannya ke arah lain, mencoba menahan air matanya yang akhirnya tetap terjatuh, Seokjin langsung menarik Herin dan memeluknya, sedangkan Herin hanya menangis, "mianhae" suara Herin terdengar samar-samar.
5 menit mereka masih dalam posisi seperti itu, sampai Herin melepaskan pelukannya, "ya kenapa kau lepas?" Herin hanya menggeleng, tapi itu membuat Seokjin tersenyum yang sedikit membuat Herin bingung, "kau kenapa?" Seokjin hanya mendekat dan membuat Herin semakin takut.
"Aku mau pergi" Seon Har tiba-tiba ada di belakang sofa, lebih tepatnya di tengah mereka, Herin bernafas lega dan Seon Hae hanya tersenyum tanpa dosa, ya dia hanya fokus dengan ponselnya jadi dia tidak melihat apa yang dilakukan kedua kakaknya itu.
"Mau ke mana?"
"Ke rumah Yujin ngerjain tugas."
"Kenapa ngga di sini aja?"
"Ngga apa sih, cuma pingin di tempat Yujin aja, lagian dia sendiri di rumah."
"Terus kamu mau ninggalin aku berdua sama..."
"Tenang meskipun oppa tukang makan tapi dia ngga makan manusia ok aku pergi."
Seon Hae meninggalkan mereka berdua dengan santai, "aku mau ambil minum" Herin langsung berlari ke dapur, sedangkan Seokjin hanya tertawa.
~~~
Hi hi, gimana, aneh? Iya, oya sorry kalau diulang, karena kata temen author itu endingnya gantung, pas author tanya taunya cuma setengah cerita yang terbit, jadi author ngulang, sorry ya, ok makasih sama yang udah baca, tungguin empat member lain ok...