Chap 8.

791 87 8
                                        

Keheningan menyapa kedua insan yang tengah duduk diatas ranjang kumuh, hanya ada sinar matahari yang menyinari wajah alpha yang sedari tadi masih menatap mate nya yang masih terisak.

Haruto hanya berkedip beberapa kali semenjak 20 menit yang lalu, pandangannya tak pernah lepas dari Junkyu, tidak akan pernah.

"Bisakah kau berhenti menangis?" ucapnya dengan nada yang bisa dikatakan lembut.

Junkyu hanya menggeleng guna menjawab pemuda yang sedari tadi menatap nya, ia masih takut pada Haruto tetapi sekarang ia lebih takut pada kedua mayat prajurit yang masih terkapar di depan sel penjara ditemani pedang Haruto yang diletakkan sembarang.

Ia juga sejujurnya malu dengan perlakuan tiba-tiba Haruto yaitu dengan menciumnya, tidak ada paksaan disana, itu membuat kupu-kupu di perutnya berusaha terbang lagi.

"Apa yang harus kulakukan agar kau berhenti menangis?" tanya Haruto lagi

Junkyu mengintip dua mayat itu karna posisinya sedari tadi adalah tangan nya menumpu di lututnya yang masih terluka dan menyembunyikan wajahnya yang memerah dan ketakutan.

Melihat Junkyu hanya mengintip, Haruto menaikkan satu alisnya dan mengikuti arah pandang Junkyu.

Dia terkekeh.

"Aku lupa masih ada dua sampah itu, bahkan setelah mati saja mereka masih mengganggu" ucapnya yang awalnya terkekeh namun seiring wajahnya pun berubah menjadi sedikit marah.

Haruto beranjak dari duduk nya kemudian memanggil beberapa prajurit yang berjaga di lorong untuk membersihkan sisa-sisa ulah King-nya.

Haruto hanya berdiri menyaksikan mayat itu dibawa dan ia mengambil pedangnya dan menatap Junkyu yang sedari tadi menatap bingung.

Lalu ia meninggalkan sel penjara itu dengan kondisi pintu yang terbuka namun setelah beberapa saat sesudah dibersihkan, seorang pelayan datang meletakkan makanan disamping Junkyu.

"Dimakan, ya" ucap pelayan yang wajahnya mulai terdapat lipatan keriput.

Junkyu hanya diam menatap pelayan itu pergi dan melihat ada prajurit yang mengunci sel nya dan berdiri berjaga didepak sel itu.

Ia menghela nafas dan melihat semangkuk nasi dan sup kentang di nampan itu.

Junkyu terlalu sibuk makan sejak tadi hingga ia tak sadar ada seseorang yang memanggil nya dari luar.

"Psst.."

"Junkyuu"

"Hei, kyu!"

Junkyu tersedak dan saat mengangkat kepalanya matanya langsung melotot melihat orang yang memanggil nya.

"Jaehyuk?"




Jaehyuk sedari tadi hanya menatap Asahi yang mondar-mandir didepannya sambil menggigit kukunya dengan wajah khawatir.

"Tenanglah, kita bicarakan solusinya" ucap Jae dengan lembut

"Bagaimana bisa aku tenang, bagaimana jika Junkyu sedang tidak baik-baik saja disana? Dia sudah berhari-hari ada di istana sialan itu, bagaimana jika Haruto menyakiti nya? Bagaimana jika Haruto melakukan sesuatu yang buruk pada Junkyu? Bagaimana jika-"

Ucapan Asahi terpotong saat Jaehyuk meletakkan telunjuknya didepan bibir si manis.

"Aku berjanji akan membawa Junkyu pulang, Asa." ucap Jaehyuk dengan senyumnya

Setelah berhasil menenangkan Asahi, Jaehyuk duduk sembari menatap cangkir yang ada di meja dengan alis yang terlihat marah, lalu ia menatap Asahi.

"Bagaimana jika aku menyelinap ke istananya?"

MY ALPHA || Harukyu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang