sakit

105 7 0
                                    

Huft bagi kalian seru ga sih punya abang aku ga dikit-dikit ngerusuh dikit-dikit berantem hadeh

Meskipun ini cerita nya masih di ambang kebahagiaan yang mulus nanti ada naik turun nya hehe

Selanjutnya

*
*
*

Udah lama ga ke makam bunda coba aja bunda ga selamatkan azhar pasti bunda masih ada di dunia ini

Belakangan ini azhar teringat kembali akan ibunya yang sudah tiada bahkan tak sesekali ia menyalakan dirinya atas kematian ibunya

Duduk termenung di balkon kamar nya menikmati suara derasnya air hujan yang turun membuatnya sedikit tenang

"Apa aku masih pantas bahagia" kalimat itu azhar ucapkan karena merasa dirinya tidak pantas untuk bahagia

Tak di rasanya air matanya mengalir membasahi seluruh pipinya rasa bersalah terus menghantuinya

Dia meringkuk dalam rasa bersalah menenggelamkan rasa ingin bahagia di lubuk hatinya semakin membuat dirinya sesak

Bagaimana dia mau bahagia ayahnya saja membencinya

Dalam situasi seperti ini mengapa marven suaminya harus berada di kantor

Tangis sesak yang dirasakan oleh azhar tersamarkan oleh derasnya suara hujan dengan petir bergemuruh

"B-bunda..." Ia selalu berharap agar kehidupan selanjutnya segera tiba

Pintu kamar terbuka terlihat laki-laki bertubuh gagah yang berjalan menuju azhar dengan rasa khawatirnya

Marven baru saja sampai di rumah ia langsung duduk di tepi ayunan memeluk tubuh sang pujaan hati

Marven pun turut merasakan kesedihan yang azhar alami mendekap azhar dengan lembut dan halus

"Kita kedalam, jangan di sini" marven berdiri menggendong azhar dan meletakkan nya di kasur

Marven menarik selimut sampai batas dada dan mengelus dengan lembut rambut azhar

Cup

Satu kecupan di pipi azhar yg marven berikan. "Kamu jangan nangis, semua orang berhak bahagia meskipun dia melakukan kesalahan besar dalam hidupnya, kamu itu ga bersalah selama ini kamu udah berjuang sebelum aku hadir dalam hidupmu" marven memeluk azhar

Tangis azhar pecah saat itu juga sudah tak sanggup dirinya menahan tangis di depan sang suami

"Jangan pergi"

"Janji aku ga akan pergi"

Marven mengusap air mata azhar dengan lembut lalu kembali memeluknya

*
*
*

Azhar sudah lama ayah tidak melihatmu ntah megapa ayah merasa sedih hampa belakangan ini ayah ingin bertanya padamu bagaimana kabarmu tapi ayah ragu kau akan menjawabnya batin marven ia sedikit sedih belakangan ini putra semata wayangnya itu tak pernah memberi kabar padanya

Ingat kanvero memang membeci Azhar tetapi masih ada sedikit kasih sayang pada anak semata wayangnya itu

"Ntah Kenapa akhir-akhir ini terasa sangat melelahkan, padahal semuanya baik baik saja"

Kanvero berdiri di dekat jendela ruangan kantornya di lantai 7 dan menikmati suara derasnya air hujan

"Bagaimana kabar azhar dan suaminya" huft helaan nafas berat dari kanvero dengan rasa khawatirnya pada kehidupan anaknya yang sekarang membuat nya merasa sedih

Drett drett

Getaran ponsel kanvero langsung membuat dirinya sontak mengambil ponselnya dan melihat layar ponselnya

Marven tumben sekali anak ini menelfon ku batin Vero

"Ya ada apa?"

"Apa belakangan ini ayah merasa sedih?"

"..."

"Azhar sakit tadi waktu aku pulang dari kantor dia nangis sampai demam udah aku suruh makan ga mau minum obat juga ga"

"Ayah kesana sekarang"

Tut tutt

Vero memutuskan langsung telfonnya dengan marven mengambil jas beserta kunci mobilnya

"Pak biar saya yang bawa mobilnya" ucap salah satu bodyguard yang ada di sana

"Ga perlu"

Hanya butuh waktu 20 menit vero sudah sampai di mansion mewah milik menantu dan anaknya

Tanpa basa basi vero langsung berjalan menuju kamar azhar dan sudah bisa terlihat di sana ada beberapa pembantu yang sedang mengompres Azhar

Vero duduk di tepi kasur azhar memegang tangan putranya itu yang terasa panas bibir pucat yang terukir di bibir azhar sontak membuat vero mengeluarkan air matanya

Rasa nya campur aduk sedih sesak disertai dengan rasa bersalah menguasai pikiran nya

Semakin ia menatap wajah putranya itu semakin muncul rasa menyesal dan sedih di dirinya

Semua orang yang berada di dalam kamar azhar diam dari pembantu bodyguard beserta marven sekalipun tidak berani membuka suara

Pertama kalinya tangis vero pecah di depan semua orang tangannya menggenggam erat tangan putra semata wayangnya itu

"Azhar ini ayah...." Ucapnya dengan suara yang sedikit bergetar

Semua orang yang ada di kamar pun ikut menangis melihat betapa sedihnya perasaan vero saat ini

Air mata vero tak henti henti mengalir rasanya campur aduk saat melihat putra satu-satunya itu sakit

"A-ayah kenapa n-nangis" azhar terbangun dan langsung melihat wajah ayahnya

"A-ayah kenapa n-nangis" azhar terbangun dan langsung melihat wajah ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"A-ayah"

"Kenapa ga bilang ayah"

"Azha gapapa kok ayah, azha baik"

"Udah pinter bohong"

"A-ayah kenapa n-nangis, azha sedih liat ayah nangis kalo ayah nangis azha marah"

"Kalo sakit bilang ayah, jangan malah bohong"

*
*
*

Ga bisa bikin alur yang sedih takut kebawa suasana malah ga jadi jadi nanti ceritanya 😭

Maaf kalo kurang bagus 🙏🏻🙏🏻

Oke see next time

Perfect Husband  [bl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang