izin

5 0 0
                                    

Langsung aja

*

*

Sinar matahari menerpa kulit putih laki laki manis yg masih tertidur pulas di kasur nya dan aroma lezatnya daging BBQ membuat nya langsung membuka matanya

Tok tok tok

Berani beraninya ye ni manusia ngetok pintu batin azhar

"Zaaa bangun za udah jam 10 ini mandi makan"

Azhar tidak memperdulikan kata kata suaminya itu

"Azhar ayo katanya mau daftar ke kampus, mau jadi pilot kan"

Beneran apa ayah udah ngasih izin batin azhar

"Azhar"

"Iya iya, sana aku mandi dulu"

Ga ada sahutan dari luar, 15 menit azhar di kamar mandi baru aja mau turun eh kayak ada yg ga kebawa balik lagi ke kamar lupa mau ngambil apa eh turun ke bawah baru inget mau ambil hp

"udah"

"Iya cepat makan"

* * *

Sesampainya di kampus yg menerima pendaftaran mahasiswa baru

Universitas Antariksa
(Itu universitas khayalan aku ya ;))

"Ven"

"Hm"

"Ayah udah ngasih izin emangnya kalo aku mau masuk ke sini"

"Dia ga tau"

"VEN nanti kalo ayah marah gimana" ucap azhar takut perasaan mulai gelisah jika ayahnya itu sampai tidak memberi izin nantinya

"Jangan pedulikan pria tua bangka itu" wajah marven terlihat santai dia tidak memiliki rasa takut sedikitpun pada ayah mertuanya itu.

'nanti pulang pendaftaran pokoknya harus ke rumah ayah' batin azhar dari wajahnya bisa dilihat jika dirinya sangat takut bagaimana tidak meskipun ayahnya sedikit berubah, tetapi rasa trauma yang membekas itu masih dalam menusuk perasaannya.

"Turun" ucap Marven sekitar 20 menit mereka baru sampai karena jarak rumah dengan universitas ini lumayan jauh.

"ven kalo aku ga keterima gimana" nada bicaranya sedikit bergetar mungkin jika ia di sidang sekarang pasti akan menangis sebelum mengucap satu kata pun.

"Saya lenyapkan kampus ini" ucap marven dingin tetapi terlihat meyakinkan

"..." Azhar masih sangat takut semua pemikiran anehnya pun muncul dan membuatnya semakin gelisah

"Ayo"

Saat masuk terlihat banyak dosen maupun mahasiswa yg menyapa marven pake embel embel pak lah mas atau tuan muda ada juga yg manggil Mr

"Kenal mereka" pasalnya azhar merasa seperti berada di bagian bumi terpojok, karena beberapa orang yang menyapa suaminya memberikan tatapan tidak suka padanya.

"Beberapa", sesampainya mereka di bagian pendaftaran marven to the point "saya mau daftarkan dia"

"baik pak silakan isi formulir dan tunggu hasilnya besok atau lusa" menyerah kan formulir pendaftaran pada marven

"nama lengkap mu"

"azhar vahrez leonel"

dan bla BLA BLA, setelah menyerahkan formulir marven dan azhar langsung kembali ke mobil. Mobil hitam mewah milik pasangan ini menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak mobil nya sangat mewah hanya orang orang tertentu saja yang memiliki itu.

di dalam mobil hanya ada keheningan antara keduanya tidak ada yang membuka suara azhar yang sibuk dengan ponselnya dan marven yang fokus menyetir.

tetapi ada yang aneh jalan yang mereka lewati bukan jalan menuju mansion "di mana ini" tanya azhar panik mungkin saja marven ingin membuang nya tau menjualnya dengan om om perut buncit pikirnya

"kau tak ingin mencoba mobil balap di sirkuit?"

"maksud mu kita menuju sirkuit mobil balap"

"Hm" azhar kembali santai dan diam semua prasangka buruknya ternyata salah, dirinya terlalu was was dengan suaminya sendiri mungkin saja kan jika marven akan menjualnya dengan om om perut buncit.

Tidak lama hanya sekitar 15 menit mereka sudah sampai di area sirkuit, mereka parkir tepat di depan area bengkel yang ada di sana senjaya mekanic, Azhar sedikit demi sedikit mengingat seperti ia pernah melihat nama ini.

Marven yang sudah menunggu dari tadi dan sudah membuka kan pintu agar azhar keluar tetapi anak ini malah melamun, ntah apa yang ada di pikirannya "kau tidak ingin turun?"

Azhar tetap diam tanpa berkutik sedikitpun atau bahkan sedikit melihat ke arah marven yang kelihatannya sudah muak menunggunya. 'sepertinya aku pernah melihat nama ini tapi di mana, oh ayolah mengapa sangat susah untuk mengingat kembali' batin nya

"Hey kita sudah sampai" ucap marven sedikit keras akhirnya azhar tersadar dari lamunannya sungguh mengapa otaknya tidak berguna saat ia mengingat seperti pernah melihat nama ini.

"A-ah ya maaf aku hanya sedikit lelah" belakangan ini ia merasakan lebih cepat lelah meski hanya melakukan sedikit aktifitas, ia ingin ke rumah sakit tetapi sepertinya marven sibuk. Tidak mungkin mengorbankan saat-saat sekarang ini ayolah ini sirkuit sangat rugi jika dirinya tidak mencoba mobil balapnya.

*


Marven x Azhar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marven x Azhar

*

Aku minta maaf karena ceritanya ga bagus + ga nyambung 🙏🏻


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect Husband  [bl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang