Regret Extra Chapter

581 28 4
                                    

Maaf jika banyak typo, gak masuk akal dan gak nyambung juga. Semoga suka🙏

Meta kembali ke rumah saat jam menunjukkan pukul sebelas malam. Entah kenapa dunia perkuliahan begitu menyita banyak waktunya selama ini. Meta selalu mengisi harinya dengan mengerjakan tugas dan melakukan suatu presentasi bersama teman sekelompoknya.
Sudahlah lupakan, saat ini ia ingin sekali memeluk guling di kamarnya dan segera merebahkan tubuh di kasur ternyamannya.

Langkah demi langkah Meta menaiki undakan tangga, hingga sampai di pintu kamar ia mendengar suara yang sedikit membuat hatinya tercekat, sakit dan marah secara bersamaan.

'Brighthh... Aakkhh'

Deg

Itu memang suara sang mama, apakah Nuna dan Bright sedang melakukan...

Hati meta marah seperti terbakar, rasanya panas saat kedua telinganya mendengar dengan jelas betapa sang mama sangat menikmati. Entah apa, semoga bukan apa yang saat ini Meta pikirkan.

Meta seketika masuk ke dalam kamarnya, lalu keluar lagi dan duduk di dapur meja makan. Ia hanya ingin meredamkan kekesalannya dengan meminum air dingin guna menghalau hatinya yang entah kenapa merasa ngilu, sakit dan marah secara bersamaan.

Diputarnya gelas dalam genggaman, mungkin hampir setengah jam lamanya Meta duduk melamun di dapur. Ia hanya ingin pergi, pergi jauh dari rasa sakit ini. Pergi jauh agar hati dan pikirannya tidak selalu mengingat pria itu. Pria yang dengan teganya menyakiti hati beserta jiwanya. Menorehkan luka dan  menjanjikan kepastian yang semu.

Pagi hari setelah peristiwa panas itu, Meta benar-benar akan pergi, namun semuanya sirna kala Bright selalu saja mengantar juga menjemput Meta kuliah. Bright sangat ingin memastikan bahwa Meta tak akan pernah pergi darinya. Mungkin saja Bright teringat Meta yang menangis tersedu dan mengatakan akan pergi dari rumah ini.

Gelas dalam genggaman yang sedari tadi diputar kini berhenti. Meta menoleh dan menatap pria gagah juga tampan itu sedang tersenyum hangat padanya. Bright, pria yang berbeda dua belas tahun dari sang mama itu kini duduk di hadapannya.

"Kapan pulang?"

Meta melirik dan memutar bola matanya dengan jengah. Pria ini memang tak merasa mempunyai dosa kah pada Meta?

"Sudah setengah jam yang lalu," jawabnya ketus.

Bright tersenyum lalu mengusap tangan Meta yang masih bertengger apik di atas meja dengan menggenggam gelas beningnya.

"Kamu tahu?" Tanyanya dengan hati-hati. Tahu bahwa kamu telah melakukannya bersama mama? Bisik Meta dalam hati.

Entah kenapa Meta tersenyum pada Bright. Anak manis itu seperti sedang merencanakan sesuatu dalam pikirannya.

Meta bangkit dari kursi dan dapat Bright lihat Meta tak mengenakan celana panjangnya seperti biasa. Ia hanya mengenakan kaos kebesaran yang sedari tadi tak terlihat oleh Bright karena lampu dapur memang sering dimatikan.

Kini, Bright dapat melihat paha mulus milik Meta yang kini sedang berjalan dengan pelan ke arah pantry lalu mengisi kembali gelas yang sudah kosong setengahnya hingga penuh.

Meta memutar tubuhnya menghadap Bright, tersenyum sangat manis lalu memutar gelas itu dengan gerakan pelan.

"Tahu tentang apa, pa?" Tanyanya dengan nada yang sangat halus namun sarat akan intimidasi.

"Tahu tentang kamu yang membuat calon adik untukku?" Lanjutnya lalu tersenyum sinis.

Meta dengan berpura-pura menumpahkan gelas berisi air itu pada kaos bagian depannya, membuat tubuhnya terlihat menerawang karena kaos kebesaran miliknya itu sangatlah tipis.

Short Stories 🔞(BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang