{Bab 15}

3.9K 290 6
                                    

Sebelum ke cerita nya, aku mau promosi dikit heheh

Sebelum ke cerita nya, aku mau promosi dikit heheh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hehehehe jangan lupa mampir sekian terimakasih











































Hari sudah menjelang malam, Bian dan yang lain sedang bersantai di sebuah taman. (Taman chap 5)

"Jadi disini taman ke sukaan kekasih manis ku" ucap Claude sambil memegang dagu Bian, Bian menepis tangan Claude dari dagu nya.

"Clau, jangan menggodaku kamu benar benar seperti om om mesum yang suka pada anak kecil" jawab Bian, di pergi ke pohon besar kenangan pahit yang dia alami saat masih kecil.

Sedangkan Claude dia seperti biasa mengeluarkan air mata buayanya, yang lain tidak peduli dengan mini drama Claude.

"Aku benar benar ingin tau, wajah pria yang membawa ku dulu, aku... apakah aku harus membalas semua ini, tapi siapa yang salah di antara mereka, aku tidak tau apa apa" gumam Bian, dia memandang pohon itu dengan ekspresi wajah sendu.

William menyadari bahwa ada yang salah dengan Bian, dia ingin mendatangi Bian tapi setelah melihat wajah Bian yang sendu dia mengurungkan niatnya. Jujur saja William tidak pandai menghibur orang lain dia tidak sama seperti Leo dan Claude yang dengan mudah membuat orang orang tertawa.

Bian berbalik mengarah kepara haremnya, dia dengan cepat mengubah ekspresi wajah nya, yang awalnya sendu menjadi ceria, seperti tidak ada yang dia sembunyikan.

"Bagaimana kalo kita main kejar kejaran, saat aku menyentuh salah satu dari kelian, berarti harus mengejar dan menyentuh orang lain lagi bagimana setuju?" Ajak Bian dengan senyum manis nya, para harem yang melihat itu hanya bisa klep klep. (Kaya ikan di daratan oqjxoqjosjqoq (⁠(⁠(⁠;⁠ꏿ⁠_⁠ꏿ⁠;⁠)⁠)⁠) )

"Baiklah ayo" -Ken

"Hm" -Liam/William

"Ide bagus, kalo begitu aku yang jaga" ucap Willy sambil mengangkat tangan nya.

"Hey Willy, aku yang jaga, tapi... kamu kena Willy heheh" Bian menyentuh bahu Willy lalu berlari sambil menjulurkan lidah nya.

"Oh begitu, oke, sini kelian semua. Para rakyat jelatah akan kalah dengan Raja Willy" Willy mengejar mereka, cukup lama main kejar kejaran hingga mereka kelelahan.

"Ayo pulang ini sudah jam 08.00 malam" mereka yang mendengar perkataan Ken hanya mengangguk, mereka sama sama pergi kerumah Bian. Mereka masih menginap karena besok masih libur sekolah.

Sesampainya di rumah

"Uwahh, aku kangen sekali dengan rumah ku" Bian berlari kecil, dia melompat ke sofa hingga badan kecilnya sedikit memantul di sofa miliknya.

"Baru keluar 3 Jam aja udah kangen, apa lagi nanti kalo udah nikah sama aku" perkataan Ken membuat yang lain menatapnya sinis tidak terima.

"Gila loh, bini gue itu anj, main comot aja loh" ucap Daren tidak terima.

"Eh kunyuk, lo dari kemaren selalu ngajak gue ribut kenapa sih hah, dendam pribadi lo ama gue" ucap Ken tidak terima, karena dari kemaren Daren berbicara dia selalu membuat Ken ingin sekali menonjok muka Daren yang kaya bawah panci.

"Iya kenapa, muka lo tu banyak dosa dosa yang mengundang gue marah, bersihin dulu dosa lo baru ngeklaim bini gue" -Daren

"Babi lo ye engga ngaca lo, pahala lo aja udah jadi abu kaya gunung Bromo, Bian itu bini gue kalo dia sama lo entar gunung yang lagi rame bakal jadi gundul" -Ken

"Apaan sih lo ga jelas dari dosa malah jadi ke gunung mau mati hah" -Daren

"AYO ANJ, GA TAKUT GUE" -Ken

Ken dan Daren mulai berkelahi, dari cacian hingga baku hantam. Yang lain hanya melihat saja kelakuan bocah bedua.

"Liam, hentikan mereka ya, aku mau tidur" Bian yang cape mau tidak mau dia menyuruh William, firasat nya bahwa William bisa menghentikan mereka berdua tapi tidak tau karena itu firasat nya saja.

William hanya mengangguk patuh dengan perintah istrinya ughmaksudnya Bian.

"Kelian berhenti berkelahi, tidak liat Bian ingin tidur. Kelian bajingan brengsek tak tau diri dirumah orang lain tapi berperilaku seperti anjing yang menggonggong tidak diberi makanan" suara berat dan tegas William membuat Daren dan Ken langsung terdiam.

"Ampun, Daren deluan" -Ken

"Diam anj, jangan bikin William tambah marah" -Daren

Mereka berdua langsung duduk manis di depan William yang sedang menegur kedua bocah cilik yang ribut ini. Bian langsung terpesona dengan William, William benar benar bisa di andalkan dari semua nya dia lah yang paling dewasa dan tidak banyak bicara.

"Tidur" William menatap kedua nya tajam, Ken dan Daren langsung buru buru ketempat tidur, mereka langsung menutup matanya tanpa mengintip lagi.

"Yang lain tidur bukan cuma Daren sama Ken" yang lain juga ikut kembali ketempat tidur nya, mereka juga takut diamuk oleh bapak William.

"Liam gendong mau tidur" William menggendong Bian seperti koala, dia mengantar Bian kekamar nya. Saat membuka pintu kamar Kio sudah menunggu tuan rumah nya di atas kasur.

Setelah meletakkan Bian, William tidur di samping Bian dia memeluknya dengan hati hati takut membangunkan kekasihnya.

"{oh papa bobo ya yaudah deh Kio bobo juga dekat papa, selamat malam papa}"

Pada akhirnya William dan Kio tertidur pulas, dengan William memeluk Bian tapi masih agak berjarak karena ada Kio di tengah tengah mereka.

Kenapa William tidak mengusir nya? Jawabannya simpel karena William tidak tega mengusir kucing gembul itu jadi dia rela tidur agak berjarak dengan Bian. Selagi dia tidur disamping Bian itu tidak masalah bagi nya.

Hallo semua jangan lupa vote ya terimakasih maaf jika ada salah kata atau kata² yang ngebuat bingung soalnya ini cerita pertama aku, kalo ada saran jangan lupa komen ya bye bye🥰✨

Mimpi indah Bian

Ges, aku mau nanya kelian setuju ga kalo aku buat novel Harem lagi cuma bedanya versi kerajaan?
Tolong di jawab ya😅

(Ini asli karya aku buat sendiri dan aku pikir sendiri)

life returned to the novel I hatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang