{Bab 17}

2.8K 195 4
                                    

Bilang yah kalo ada typo, biar nanti di ubah/di perbaiki

Markas Leon

Terlihat dua orang yang berbeda jenis kelamin. Siapa lagi jika bukan Leon dan Vellin, hanya ada mereka berdua di markas itu.

Karena markas itu hanya Leon yang tau bahkan kakaknya saja tidak tau bahwa Leon memiliki markas yang khusus untuk diri nya sendiri.

"Selamat datang di markas ku Vellin" -Leon

"Wah, kau sangat kaya ya Leon" -Vellin

"Walaupun kaya tapi semua ini adalah harta orang tua ku" ucap Leon ketus. Leon menuju kedapur.

Vellin dengan tidak tau dirinya dia pergi kekamar milik Leon, sedangkan Leon dia masih di bawah menyiapkan minum, Untuk mereka berdua.

"Vellin bukannya tidak sopan langsung kekamar orang lain? Terlebih lagi aku seorang laki laki bukan perempuan" teriak Leon kesal dari lantai bawah. Leon sangat marah dengan kelakuan gadis tidak tau diri itu.

"Lagi pula nanti kamu akan menjadi kekasih ku Leon...." Vellin menurini tangga dengan gaya anggun yang dia buat buat.

Leon hanya memutar matanya malas, Vellin duduk di ruang tengah sambil menatap tv besar milik Leon.

Leon duduk di sofa yang khusus untuk satu orang sedangkan Vellin di sofa tengah yang bisa di muati empat orang.

"Ayo lah Leon? Kenapa kamu tidak duduk di sini?" -Vellin

"Tidak" jawab Leon singkat.

"Aku kekasih mu sekarang Leon!!" Bentak Vellin.

"Sejak kapan?" -Leon

"Sejak sampai markas mu tentu saja" Vellin berjalan kearah Leon, dengan sengaja dia duduk di pangkuan Leon. Vellin merasa bahwa Leon tidak melarangnya dia menggerakan pinggulnya untuk menggoda Leon dan junior nya.

"Ceritakan kenapa kau ingin membunuh Bian?" Leon mengalihkan pembicaraannya.

"Balas dendam kakek ku, dan menghidupkan kembali kakek ku yang sudah lama tiada" -Vellin

"Lanjutkan hingga selesai" -Leon

"Boleh tapi setelah itu mari bermain Leon" goda Vellin, Leon hanya mengangguk mengiyakan.

"Kakek ku salah satu korban nya, kedua orangtua Bian membunuh kakek ku, saat itu aku masih kecil. Beberapa bulan setelah aku kehilangan kakek ku, aku melihat pembunuh yang begitu bahagia dengan anak mayat mereka. Tanpa peduli rasa sakit hati orang yang kehilangan. Jadi aku ingin membunuh Bian lalu menghidupkan kembali kakek ku, orang tua Bian sudah di bunuh oleh ayah angkat ku." ucap Vellin dengan semangat tidak lupa sambil menggoda Leon.

Walaupun Leon memasang wajah datar nya, tapi tidak dengan isi pikirannya begitu banyak pertanyaan yang muncul di otaknya.

"Apa??, sejak kapan Vellin diadopsi oleh keluarga dunia bawah?" -Leon

"Kenapa begini?" -Leon

"Novel nya berubah total" -Leon

"Vellin seharus nya tidak terlibat dalam  masalah keluarga Bian" -Leon

"Lalu lihat sekarang, dia menyuruh ayah angkat nya untuk membunuh orangtua Bian" -Leon

Leon tersentak saat Vellin memukul manja bahunya, menyadarkannya dari lamunan tentang Bian.

"Leon aku sudah memberi tau mu sekarang ayo bermain" ucap Vellin

"Hm" Leon menggedong Vellin seperti koala, mereka berdua menuju kamar Leon.

{Mari kita tinggal kan mereka}

Bian duduk di teras rumah, sambil membaca buku matematikanya sesekali menjawab pertanyaan. Bian sudah duduk di teras rumah selama 3 jam tetapi tidak ada tanda tanda ingin bergerak dari tempat duduk nya.

Bian terkejut karena dua tangan kekar memeluk leher nya, Bian menoleh menemukan Claude memeluknya manja. Iya benar sekali, Claude terus bermanjaan dengan Bian dia tidak ingin jauh dari Bian.

Jadi Claude mengikuti Bian hingga pulang, mau tidak mau Bian menyuruh nya masuk kedalam rumah karena dia kasian melihat Claude yang setia menunggu Bian membuka pintu.

"Bian ayo masuk, hari nya sudah mulai dingin?" -Claude

"Aku sudah buatin coklat panas buat kamu" -Claude

Bian mendengar itu, dia tersenyum lalu mengecup pipi Claude, membuat sang seme kaget dan wajahnya memerah sempurna.

"Terimakasih Claud" -Bian

"Aku ingin di gendong, aku malas berjalan" ucap Bian.

"Baiklah istri pemalas ku" Claude menggendong Bian seperti membawa karung.

Bian yang di gendong seperti itu tentu saja protes, dia lagi pusing malah di gendong kaya karung jadi tambah pusing deh Bian.

"Claud kau bercanda, kalo ngegendong yang benar dong" Protes Bian sambil mencubit pinggang Claude.

"Sttt..... diam, bentar doang. Tuh dah sampai emang cerewet kamu" Claude sudah mendudukkan Bian di sofa. Sedangkan Bian pandangannya masing menggelap dan juga sedikit nyilu di kepalanya.

"Kenapa? Kepalanya sakit ya?" -Claude

"Maafin aku ya" -Claude

"Gpp kok, hidupin TV ya Claud, mumpung kamu masih berdiri heheh" -Bian

"Iya iya, ada perlu apa lagi nanti aku ambilin?" -Claude

"Engga ada, cuma tv doang" -Bian.

Bian dan Claude menghabiskan waktu mereka berduaan, jika kelian tanya kemana yang lainnya?. Mari kita jelaskan.

William dia sedang ada rapat osis, karena ayah/kepala sekolah ingin mengajak murid murid nya liburan.

Daren dan Ken mereka berdua sedang latihan Basket karena sebentar lagi ada pertandingan.

Leo dan willy? Jangan di tanyakan mereka berdua sudah tepar di rumah masing masing, otak mereka sudah berjuang keras untuk belajar.

Hallo semua jangan lupa vote ya terimakasih maaf jika ada salah kata atau kata² yang ngebuat bingung soalnya ini cerita pertama aku, kalo ada saran jangan lupa komen ya bye bye🥰✨

Ini asli karya aku buat sendiri dan aku pikir sendiri)

life returned to the novel I hatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang