{Bab 16}

2.7K 192 5
                                    

Hehehegehehheheehhegehe

Hari ini adalah hari senin, Bian dengan yang lainnya sudah berangkat kesekolah, mereka melakukan tugas masing masing dan paling mengejutkan adalah bahwa kenrich pindah sekolah.

"Dan sekarang dia satu kelas dengan manusia aneh ini oh tuhan...." batin Bian frustasi sedangkan Ken sendari tadi hanya berbinar menatap Bian dengan efek bunga bunga di sekeliling badannya.

Ting~ Tong~
Jam istirahat telah tiba, waktu istirahat 30 menit
Ting~ Tong~

Bian sudah lebih dulu kekantin, dia berlari kesana kemari dikantin. Bergerak cepat supaya tidak bertemu (pengikut nya) orang orang aneh lagi, Bian membeli 2 roti rasa coklat dan juga minuman strawberry kesukaannya.

Selesai membeli makanan dan minum Bian segera pergi keatap sekolah, baru saja membuka pintu dia sudah melihat Vellin dengan gaya rambut ikat satu nya.

Dia bersender di pinggir pagar roftop tanpa menyadari kedatangan Bian. Bian hanya diam saja karena hari ini mood nya sangat buruk, jadi dia berusaha keras untuk irit berbicara.

Catatan : Jadi bian di belakang lemari gitu, Vellin ga tau kalo di belakang lemari ada Bian,  dan lemari itu tempat nyimpan pupuk tanaman, skop, pokoknya alat alat buat ngerawat bunga/tanaman di sekolah lah, jadi lemarinya di taroh di roftop.

"{Papa ini kio}"

Bian mencari asal suara namun tidak ada. Bian mengerti bahwa kucing nya ini melakukan telepati. "Kio, kamu dari mana aja hah papa nyariin loh"

"{Kio ada dirumah kok pah, cuma papah capean makanya ga sempat liat kio, kio bobo dekat papah sama daddy william hihi}"

"KIOO KAMU YAH" Wajah Bian sudah memerah padam saat mendengar godaan kio.

"{Papa hati² yah, Kio di panggil atasan, sebentar aja kok pah, nanti Kio balik lagi kok}"

"Hati hati ya kio, papa nungguin kamu di rumah"

"{Oke papa}"

Kio sudah pergi beberapa menit yang lalu, Roti Bian sisa 1 itu pun sudah setengah, Bian terus memperhatikan Vellin dari belakang lemari namun tidak ada pergerakan dari gadis itu.

Pintu roftop terbuka keras, menampakan 5 pria yang gagah, tampan, aura aura duit sangat terasa. Vellin membuka mata nya melihat siapa yang membuka pintu dengan keras.

Bian yang mendengar suara pintu langsung kembali sembunyi di belakang lemari.

"Oh, apa yang kelian lakukan di sini? Mencari Bian?" Tanya Vellin

Yang lain memandang sekitar, mereka tidak melihat tanda tanda Bian di sana. "Hm kami mencari kekasih kami" jawab William.

"Aku tidak melihat Bian di sini" -Vellin

"Hm"

Yang lain pergi, hanya menyisakan satu orang yaitu Leon saja. Leon memandang Vellin dengan tatapan tajam ingin membunuh, Vellin merasa risih membuka suara nya.

"Apa ada sesuatu?" -Vellin

"Apa yang kau lakukan kemaren" -Leon

"Apa?"
"Apa yang kau katakan?" -Vellin

"Di kamar" -Leon

"Hah di kamar?"
"Leon kau mengira aku seorang jalang yang berada di kamar pria?" -Vellin

"Tidak maksud ku di kamar Bian" -Leon

Vellin yang mendengar itu langsung terkejut. "Apa? Aku tidak keluar dari rumah dari kemarin, maksudmu 2 hari yang lalu kan"

"Dari mana kau tau bahwa kejadian itu dua hari yang lalu?" -Leon

"Jangan suka memfitnah orang bajingan" -Vellin mulai marah

"Jika kau ingin darah milik Bian, aku bisa membantu mu. Ayo kerjasama Vellin" ucap Leon dengan tenang

"Hah?"
"Apa kau dapat di percaya Leon?" -Vellin

"Tentu" -Leon

"Baiklah, pertama kita–" -Vellin

"Kita bisa berbicara di markas ku Vellin" -Leon. Vellin hanya menggangguk mereka pergi dari roftop meninggalkan Bian yang shock dengan perkataan vellin dan Leon.

"Darah?, apa yang mereka lakukan dengan darah ku ini" -Bian

"Aduh, mana anak gemoy ku lagi di panggil atasannya lagi.. sial banget sial" -Bian

Pulang sekolah

Sepulang sekolah Bian terus waspada dengan sekitarnya, Bian terus berjalan dilorong menuju gerbang sekolah. Namun langkahnya berhenti saat ada tangan menyentuh bahu nya, Bian reflek melayangkan tinju nya dan mengenai wajah orang yang menyentuh bahu nya.

"Aduhh, ayang sakit kok aku di pukul sih... hiks.... merah lo yang.... terus liat bibir aku berdarah" -???

"Ahh, maafkan aku claude aku tidak sengaja" -Bian

"Ayang bibir aku robek, hiks..." -Claude

"Oke oke, maaf ya kita obatin dulu yuk sini" -Bian

Bian menarik tangan Claude ingin berbalik menuju uks, sedangkan Claude dia hanya mengikuti kemana tujuan  kekasihnya.

Sesampainya di UKS

Bian mengobati bibir Claude dengan hati hati, Claude yang memandang wajah calon istrinya hanya senyum senyum tidak jelas.

"Oke selesai" Ucap Bian sambil membereskan kotak obatnya, dia menarohnya ketempat asal lalu berjalan untuk duduk di depan Claude.

"Masih sakit..." -Claude

"Dimana yang sakit nya, yaampun aku seperti mengasuh bayi yang terluka" -Bian

"Cium nanti ga sakit lagi, kalo Bian mau bayi Claude bisa bikin sama Bian kok" Dengan wajah polos nya Claude berbicara blak blakan membuat wajah Bian memerah padam.

"Ga, ga ada bayi, dan ga ada cium" -Bian

"Yaudah cium aja ya yang, cium disini pls" Claude menunjuk bibir nya. Claude memasang wajah memelasnya seperti anak anjing yang haus manjaan.

"Huh... oke deh" -Bian
"Bibir suci gue hiks... yaudah deh dari pada ni orang nangis nangis mulu, tapi Claude lucu kaya anak anjing" batin Bian

Claude yang mendapatkan lampu hijau tentu merasa senang dia menarik Bian hingga menabrak dada nya. Dengan hati hati mengangkat kepala Bian lalu mencium bibir Bian dengan lembut.

Bian hanya mengikuti permainan Claude, namun lama kelamaan permainan Claude semakin ganas, Claude membawa Bian duduk di pangkuannya, tangannya menelusuri punggung halus Bian.

Bian merasa nafas nya akan habis, dia memukul dada Claude, Claude yang mengerti melepas ciuman mereka dengan terpaksa.

"Biannya Claude manis sekali" Dengan senyum yang berbunga bunga, Dua telinga anjing berdiri karena senang, ekor bergerak kesana kemari yang awalnya Bian ingin marah, malah tidak jadi marah melihat Claude yang sangat menggemaskan.

"Kamu imut sekali Claude" Bian yang gemas menggigit pipi Claude hingga berbekas.

"Sakit loh, pipi aku" Claude cemberut, Bian mencium pipi Claude yang tadi dia gigit, tentu saja setelah di cium Claude yang awalnya cemberut langsung berbinar bahagia.

"Ayo pulang ini sudah sore Claude" -Bian

"SIAP" Claude memberi hormat pada Bian lalu keluar UKS untuk mengambil tasnya yang dia tinggal di depan pintu UKS. Bian yang melihat tingkah Claude hanya tersenyum.

Hari yang di tunggu para pendosa akhirnya datang?

Hallo semua jangan lupa vote ya terimakasih maaf jika ada salah kata atau kata² yang ngebuat bingung soalnya ini cerita pertama aku, kalo ada saran jangan lupa komen ya bye bye🥰✨

Ini asli karya aku buat sendiri dan aku pikir sendiri)

life returned to the novel I hatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang