Happy reading
.
.
Gina melangkah keluar dari rumah sakit umum, tentu saja dengan tangan kirinya yang sudah di pasangkan Gips. Meskipun sakit tapi Gina merasa bangga dengan cidera di tangannya karena dia percaya tidak ada yang bisa di capai tanpa pengorbanan.Bahkan ia berniat untuk memamerkan Gips nya itu kepada kakaknya, sekaligus meminta uang jajan karena uang saku yang Gina bawa habis untuk membayar pelayanan rumah sakit umum beserta gips yang kini sudah terpasang di tangan kirinya.
. . .
Saat di perjalanan Gina memilih untuk melewati jalan pintas agar cepat sampai ke toko kakaknya. Namun dari arah yang berlawanan Gina melihat seseorang yang dia kenal bersama seorang gadis yang terlihat mengenakan seragam sekolah menengah pertama membawa beberapa lipat kardus.
Orang yang di sebelah gadis itu juga seperti masih mengenali Gina, dan dengan semangat berlari ke arahnya. Dengan rambut potongan mangkuk dan pipi merah memperjelas sosok dari seseorang itu yang tidak lain adalah Hyugo.
"Hyugo jangan lari-lari nanti kuenya bisa ja-" Belum sempat gadis itu menyelesaikan kata-katanya, Hyugo sudah lebih dulu terjatuh dan menindih kotak kue yang sedari tadi dia bawa.
Melihat itu Gina berlari kecil menghampiri Hyugo yang terduduk diam meratapi kue yang hancur karena tertindih oleh tubuhnya.
"Hyugo, kau tidak apa-apa?" Ucap Gina sembari berjongkok di dekat Hyugo.
"Bagaimana ini?" Ucap Hyugo dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Mau bagaimana mana lagi, dari bentuknya saja sudah bisa di pastikan kue itu tidak layak untuk di makan.." Ucap gadis tadi yang berjongkok di sebelah Hyugo.
"Maafkan aku.." ucap Hyugo yang mulai menangis tapi tidak tantrum.
Melihat itu sebenarnya Gina merasa iba dan ingin membantu membelikan yang baru, tapi uangnya sudah habis. Dan beberapa saat kemudian perhatiannya teralihkan pada kardus yang berada sedari tadi di bawa gadis sekolah menengah atas.
"Tidak apa-apa, Kak Mario juga pasti tidak keberatan jika tidak ada kue.. sekarang, ayo kita pulang!" Ajak gadis itu yang kemudian membantu Hyugo berdiri dan memungut kue yang hancur tadi.
Sebelum mereka pergi, Gina segera menahan mereka berdua dan menawarkan mereka bantuan.
"Sepertinya aku memiliki ide untuk mengganti Kue kalian yang sudah rusak.. dengan itu" Ucap Gina sembari menunjuk ke arah kardus yang gadis itu bawa.
"Kardus?"
"Maaf sebelumnya, tapi kau ini siapa?" Tanya gadis itu pada Gina.
"Dia teman kak Mario.. yang membantuku saat tersesat kemarin, iyakan?" Ucap Hyugo lebih dulu memberi jawaban sebelum Gina.
"Eh? I-iya!" Gina menjawab dengan ragu.
Awalnya Gina terdiam sejenak, mempertanyakan siapa Mario? sebelum akhirnya pikirannya berpusat pada Rao. Gina sempat keheranan kenapa nama asli dan nama yang terkenal saat ini berbeda.
Namun lamunannya terhenti saat Hyugo mengayun-ayunkan tangan Gina karena sedari tadi di panggil tidak menyahut.
"Bagaimana caranya kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIND BLOWING | Fanfic HnL
FanfictionHigh&Low × Famele Readers Gina berkeinginan agar dirinya dapat mewarisi geng Yakuza yang ayahnya pimpin, setelah kakak laki-lakinya gagal untuk mencoba hal yang sama lebih awal.. just for fun!!