WEDDING IN THE STARS|| CHAPTER 8

134 82 0
                                    

Enam bulan sudah pernikahan mereka lalui berdua tepat enam bulan Jieun merasakan ada keanehan pada tubuhnya tidak seperti biasanya ia merasa mudah letih dan sensitif terhadap sesuatu. Terutama bau-bauan.
Yoongi baru saja selesai mandi. Wajahnya terlihat segar dengan penuh semangat, Yoongi duduk di meja makan. Dia menyedokkan makanan yang sudah tersedia, Jieun yang menyiapkan semua makanan di meja untuknya. Di depannya, Jieun masih diam.

"Kamu kenapa dari tadi diam saja?Ada sesuatu yang sedang kamu pikirkan?" Yoongi menyentuh punggung tangan Jieun.

Jieun menggeleng. " Nggak kok, Sayang. Aku hanya sedang berpikir tanggal terakhir aku periode." Jieun tersenyum.

Yoongi mengernyitkan dahi. "Kenapa kamu telat datang bulan?"Yoongi menatap Jieun datar membuat Jieun merasa suaminya sedang marah kepadanya. Akhir-akhir ini Jieun mudah sensitif.

"Kamu marah sama aku?" Jieun menahan laju air mata agar ia tidak menangis.

"Aku nggak marah sama kamu, Sayang." Yoongi tersenyum mengusap kepala Jieun.

Jieun menyeka air mata. Tanpa berbicara, Jieun mengambil botol minum dan menuangkannya ke dalam gelas kosong suaminya. Namun, tiba-tiba Jieun merasakan perutnya bergejolak, ingin muntah. Jieun berlari menuju wastafel.

Hueekk

Ini sudah kali ketiga Jieun muntah. Perutnya benar-benar tidak enak. Pasti dia salah makan atau asam lambungnya naik hingga magnya kumat begini.

"Sayang, kamu nggak apa-apa? tanya Yoongi cemas.
Jieun mencoba mengatur napasnya. Kepalanya terasa berdenyut-denyut, memancing mual.

Yoongi beranjak dari meja makan, menghampiri Jieun. Wajahnya terlihat gusar. "Kamu kenapa?"

Jieun mengusap bibirnya. "Aku nggak tahu, sayang. Kepala aku pusing dan perut aku mual."

"Kamu siap-siap, kita ke dokter!" Yoongi mengambil kunci mobil dan Jieun mengangguk pelan.

*****

Jieun memberikan senyum pada perempuan yang duduk di seberangnya. Mereka sama-sama menunggu giliran , dengan setia Min Yoongi menggngam erat tangan Jieun sambil membaca koran yang tersedia di ruang tunggu.

Sebenarnya, Jieun ingin sekali menghubungi sang eoma. Kalau sakit begini, pasti dia akan dibuatkan makanan yang enak-enak. Tapi, itu dulu sekarang dia sudah memiliki Min Yoongi, pria yang sekarang sudah menjadi suaminya dan tidak pernah sekalipun pria Min ini menolak akan permintaannya untuk menganut makanan yang ingin ia makan meski harus melihat tutorial dari YouTube, dan Jieun tidak ingin membuat sang eoma khawatir terutama sang appa akan mengira Yoongi tidak bisa mengurusnya.

"Nyonya Min Jieun?" Seorang suster berdiri di depan pintu. Jieun dan Yoongi langsung berdiri.

Suster tersenyum dan mempersilakan Jieun dan Yoongi masuk. Yoongi merangkul hangat pundak istrinya. Sampai Jieun merasa langkahnya sangat ringan Min Yoongi sungguh sangat perhatian padanya.

Sang Dokter, wanita setengah baya, tersenyum melihat kedatangan mereka. "Ada apa?"

"Saya mual-mual, Dok. Kepala saya pusing."

"Mari saya periksa," kata sang Dokter menunjuk tempat periksa.

Jieun berbaring di tempat tidur kecil dengan seprei dan bantal berwarna putih. Dokter tersenyum ramah di samping tempat tidur itu. Min Yoongi hanya dapat memperhatikan istrinya di tempat duduknya.

"Sudah berapa hari muntah-muntah?"

"Sudah dua hari ini , Dok," jawab Jieun.

"Buang-buang air juga?"

Jieun menggeleng pelan. "Nggak," jawabnya.

Dokter mengangguk-angguk, kemudian menempelkan stetoskop di dad dan perut Jieun. Setelah selesai, dokter itu menyuruh Jieun kembali duduk di depan meja kerja. Yoongi tersenyum kepadanya ia kembali meraih tangan Jieun menggenggamn dan meletakkan di atas paha.

"Kalian menikah sudah lama?" tanya dokter sambil menatap Jieun dan Yoongi bergantian.

"Baru enam bulan, Dok," sahut Yoongi.

Dokter kembali mengangguk-anggukkan kepala.

"Ini, saya kasih pengantar ke laboratorium. Kamu tes urine." Dokter itu memberikan selembar kertas kepada Jieun dan di terima oleh Min Yoongi. "Apa kamu sudah mengetesnya sebelum datang kesini?"tanya dokter itu yang bernama dokter Hyunji.

Jieun menggeleng

Dokter Hyunji hanya tersenyum. "Semoga hasilnya positif, ya."

*****

"Hamil?" Mata Jieun melebar mendengar penjelasan dokter.
Dokter mengangguk. "Dari hasil test urine dan USG nyonya Min sudah hamil 2 Minggu," ujar sang Dokter menjelaskan. "Iya. Selamat kalian akan menjadi orang tua!"

Jieun mengelus perutnya. Dia benar-benar senang. Tidak menyangka, belum lama dia berbicara soal anak dengan Yoongi, langsung Tuhan kabulkan.

"Hamil?" gumam Yoongi tak dapat membendung rasa bahagianya.

"Terima kasih, Sayang!" Yoongi menciumi wajah Jieun dengan mata berkaca-kaca dan memeluknya di hadapan sang dokter.

Hidupnya akan berubah lebih berwarna dengan kehadiran anak. Tangisan yang menyambutnya ketika ia pulang kerja, mengganti popok, membuatkan susu belum lagi bergantian bangun malam ... Semua itu membuat hati Yoongi tidak sabar untuk melakukan itu semua.

Pria Min ini sudah benar-benar sangat siap untuk semua hal termasuk juga dengan kesiapan mental dan juga penunjang semua kebutuhannya, dan sepertinya ia tidak akan merasa pusing memikirkan semua biaya karena ia sudah memiliki banyak uang untuk itu. Hal mengenai uang tidak benar-benar membuat seorang Min Yoongi pusing! Ia akan semakin bersemangat untuk lebih bekerja keras jika itu perlu untuk anak dan istri tercinta. Inilah hal yang menarik dalam pernikahan! Memiliki keturunan yang mirip dengannya dan juga istri cantiknya, Min Jieun.

"Kamu senang?" tanya Jiuen gusar melihat raut wajah Yoongi yang tiba-tiba berubah.

"Hm, tentu saja, Sayang. Aku sangat senang bahkan lebih dari kata senang!" Seru Yoongi tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya ia bahkan menangis terharu mendengar kabar gembira kehamilan istrinya ini.

"Sekali lagi selamat, ya!" Dokter menjabat tangan keduanya.

Yoongi dan Jieun keluar dari ruangan dokter Hyunji. Wajah Min Yoongi masih tersenyum lebar, begitu juga dengan Jieun yang sumringah. Min Yoongi dan Jieun akan menjadi orang tua yang paling bahagia. Banyak yang ingin mereka persiapkan untuk anak pertama mereka.

"Sayang, kalo nanti anak kita perempuan aku beri nama Min Yoon Ri dan kalo laki-laki aku beri nama Min Yoon Ki," ujar Jieun saat mereka sudah berada di dalam mobil sedangkan Yoongi mengemudikan mobil menuju pulang ke rumah. Senyuman tidak pernah lepas dari wajah cantik istrinya begitu juga dengan Yoongi.

Min Yoongi mengangguk mengiyakan perkataan istrinya. "Apapun jenisnya yang penting dia dapat tumbuh dengan sehat." Tangan kiri Yoongi mengusap perut rata Jieun yang sudah tumbuh buah cinta mereka.

Jieun mengangguk sambil terus memandangi foto USG buah hati mereka yang baru berusia 2 minggu. "Sayang, tumbuh dengan baik di dalam perut eoma sampai bertemu di dunia. Eoma dan Appa sayang sama kamu," ucap Jieun menunduk sambil mengelus perut ratanya di atas punggung tangan Yoongi yang juga tengah mengelus perutnya.

Melihat raut wajah bahagia Jieun, Yoongi terdiam. Mendengar kabar gembira kehamilannya. "Aku benar-benar bahagia, Sayang," kata Jieun.

Yoongi mengusap jemari jieun sejenak seraya tersenyum lebar. Yoongi mencondongkan kepala mengecup pucuk kepala Jieun penuh kasih sayang. "Terima kasih. Ya, Sayang," ucapnya.

WEDDING IN THE STARS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang