"Jung Chaeri, can I bite you?"
***
Detektif Sunwoo adalah lelaki yang sulit ditebak, sementara Agen Jung Chaeri adalah wanita tangguh yang mempesona. Pertemuan keduanya malam itu membuat kenangan membekas yang sulit untuk dilupakan. Dimana saat itu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Calon ketua dewan berinisial R meninggal dunia dengan cara di bunuh secara brutal oleh seseorang sebelum hari pemilihan berlangsung. Mayat diidentifikasi dan ditemukan luka di daerah perut akibat pisau dan lebam sekitaran leher....
...polisi mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan kasus ini semaksimal mungkin hingga pelaku pembunuhan berhasil tertangkap.
***
Tokyo, Jepang.
Hujan turun dengan deras malam ini. Gedung tua setinggi cakrawala menjadi tempat singgah Agen Jung Chaeri untuk menyelesaikan misinya di Jepang. Tatapan wanita itu kini mengarah pada kumpulan pria berjas dengan kulit putih dan mata tajam. Wajah mereka menakutkan, tubuh mereka tinggi dan gempal. Sekali pukul mungkin urat-urat dari setiap tubuh mereka keluar. Chaeri rasanya baru saja masuk ke dalam kandang singa. Ah tidak, lebih parah dari itu!
"Ada keperluan apa kau kemari*?" salah satu mereka yang paling tinggi mendekati Chaeri.
*Berbicara dalam bahasa Jepang
"Saya bermaksud ingin mengirimkan surat untuk Masamune Aebara secara langsung, Tuan," kata Chaeri dengan tenang meski keringat membasahi pelipisnya hingga jatuh ke lantai. Gadis itu masih tersenyum.
"Siapa pengirim suratnya?" tanya laki-laki itu. Dia melihat yang lain di belakang sebelum kembali melihat Chaeri yang kebingungan setengah mati.
Chaeri gatal untuk memijit kepalanya. Dia gelagapan tapi dia berusaha tetap tenang.
Chaeri melangkahkan sepatu tingginya dengan anggun, menarik tatapan yang dalam, lalu tersenyum ramah, "Di rahasiakan."
Pria tinggi yang siap menelan Chaeri kapan pun itu terdiam dengan tatapan tajam. Mereka saling bertatapan satu sama lain dengan rintik hujan sebagai latarnya.
Pria itu menatap bahu Chaeri yang terekspos sebab gaun Chaeri yang cukup terbuka tanpa mengenakan mantel. Juga rambut panjang yang dililit ke atas menggunakan hiasan rambut yang mirip dengan sumpit, serta hiasan wajah tebal yang dikenakan gadis itu. Jung Chaeri nampak mencurigakan.
"Pergilah," Pria itu berbalik menuju teman-temannya di dalam dan kembali duduk di bangku kayu panjang lalu mengambil kartu reminya yang sempat ia taruh sebelum mendekati Chaeri.
"Tapi ini sangat penting, Tuan. Tuan Masamune harus tahu isi pesan ini," kata Chaeri.
"Kalau begitu biar aku yang membawakannya."
"Surat ini harus diserahkan langsung olehku," kata Chaeri penuh penekanan.
Pria itu nampak marah. Dia berbalik menatap Chaeri dengan alis tertekuk dan ekspresi mengintimidasi, "Kalau begitu katakan siapa orang yang mengirim suratnya."