1: Betrayal

267 23 1
                                    

—Happy Reading—



Minjeong tidak tahu jika sang suami menyembunyikan rahasia besar darinya. Rahasia yang tidak pernah terbesit di pikirannya. Rahasia bahwa suaminya menikah lagi dengan wanita lain bahkan mempunyai anak. Mungkin anak itu seumuran dengan anaknya yang baru menginjak lima tahun.

"Yena akan tinggal disini bersama kita."

Lagi. Ada apa dengan suaminya yang begitu mudah berkata. Siapapun tahu bahwa Minjeong pasti kecewa, marah, sedih, dan sakit hati. Apalagi ketika wajah Jeno tidak menunjukkan rasa bersalah. Tapi Minjeong tak bisa melampiaskan amarahnya begitu saja. Bisa-bisa pisau yang dipegangnya melayang.

"Kau mabuk?"

"Kenapa?" Jeno mendekat namun terhenti karena ditahan.

"Jeno, aku lelah."

Minjeong mengalihkan perhatiannya pada wanita yang baru saja berbicara. Menatap tajam ke arahnya yang bergelayut manja di lengan Jeno.

"Maaf ya, kita istirahat sekarang."

"Jeno!"

"Tak usah berlagak kecewa, apa yang kau harapkan dari hubungan hasil perjodohan?" Setelah mengatakan itu, Jeno pergi membawa anak dan istri yang baru diketahuinya ke kamar tamu.

"Mama, siapa itu?"

Minjeong mengalihkan pandangannya pada sang anak yang baru menginjak lima tahun. Ia berjongkok untuk mensejajarkan diri. Mengusap kepala anaknya dengan lembut.

"Minji habis dari mana?"

"Melihat kak Jisung bermain." Minji tersenyum lebar.

"Minji ingin bertemu dengan bibi Karina?" Minjeong berusaha memberikan senyum terbaiknya pada sang anak.

Minji mengangguk antusias. "Mau mau, Minji ingin bertemu paman Heeseung juga!"

"Kalau begitu kita pergi sekarang?"

"Call!"

Tanpa berganti pakaian, keduanya berjalan keluar. Minji menggandeng jari jemari Minjeong sambil diayun-ayunkan. Kakinya melangkah dengan riang. Bibirnya bersenandung acak.

"Mama, Papa tidak ikut?"

"Papa sepertinya lelah, jadi kita berdua saja tidak apa-apa?"

"Eung, tidak apa-apa. Papa harus istirahat supaya tidak sakit."

Mata Minjeong mulai berkaca-kaca mendengar hal itu. Bagaimanapun hubungan antara dirinya dan Jeno tidak akan berjalan baik jika sudah ada orang ketiga. Minji yang tidak tahu apa-apa pasti terkena dampaknya.

Tanpa sadar mereka sudah berada di depan gerbang milik sahabat Minjeong itu. Tak menunggu lama gerbang segera dibuka. Karina menyambut dengan senyuman lebar. Tangannya buru-buru menggendong Minji yang sangat menggemaskan.

"Kita bertemu lagi, Minji~"

"Dimana paman Heeseung?"

"Paman Heeseung ada di dalam, Minji ingin bertemu?"

"Iyaa."

Karina mencubit pelan pipi Minji yang chubby itu. "Kalau begitu kita masuk!"

Minjeong tersenyum kecil melihat anaknya tertawa lepas. Ia ikut menyusul mereka berdua ke dalam. Minji sudah berada di pangkuan Heeseung, suami Karina.

"Heeseung, aku titip Minji."

"Siap, dengan senang hati." Heeseung tersenyum dengan sumringah.

"Minji bersama paman Heeseung ya, bibi mau berbincang dulu dengan Mama."

Usai [Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang