📞
Diana: Assalamualaikum mas
Davin: Waalaikumsalam, sayang kamu belum tidur
Diana: Sudah
Davin: Loh kok udah, ini yang nelpon sama aku siapa
Diana: Jelmaan istrimu
Terdengar suara tawa lepas dari balik ponselnya
Diana: Ketawa aja terus, biar sukses ntar biar ku buatkan penghargaan sekalian
David: Haha, bumil kalo lagi ngambek gemesin, jadi pengen cubit deh
Diana: Udah ah, aku tutup aja telpon nya
David: Eh, eh... jangan dong! kita kan baru ngobrol sebentar
Padahal Diana cuma bercanda tapi dianggap serius oleh suaminya. Terdengar suara cekikikan kecil nyaris tak kedengaran.
David: Aku tau kamu cuma pura pura ngambek
tebaknya.
Diana: Hehe, mana bisa sih aku marah sama kamu, yang ada
David: Hmm... iya, iya tapi aku tidak sepemarah itu
elak nya dengan nada sedikit manja
Diana: Sayang kamu kapan
Tiba tiba dua tangan kekar memeluk pinggangnya dari belakang.
Cup
"Malam baby." lirih pria itu tepat di telinga Diana memberi kecupan singkat di leher jenjangnya.
"Lepasin gue brengsek." meronta ronta segera bangkit dari tepi duduknya.
Terbukti usahanya tidak sia sia ia berhasil terlepas dari pria itu dan berlari keluar kamar untuk meminta bantuan.
"Dimana penjaga dan." gumam nya mengedarkan pandangan ke seluruh sudut rumahnya berjalan ngos ngosan serasa habis dikejar penjahat.
Memang pria itu jahat juga bejat, entah pikirannya sudah tak waras, lebih tepatnya tergila gila akan nafsu semata.
"Ponselmu tertinggal baby." memberikan benda hitam pipih itu ke pemiliknya.
"Mas Dav." saking takutnya Diana sampai lupa akan panggilan sang suami yang sempat terputus.
"Ya udah sini balikin." hendak merebut dari pria itu. "Ndre, lo jangan main main sama gue deh." marah Diana.
Andre menatap wanita yang dianggap sebagai kekasihnya penuh arti. Diana pun paham maksud dari tatapan tersebut.
"Jangan takut. Aku datang untuk memberimu sesuatu." ucap Andre pelan bahkan bicaranya sangat lembut.
Diana menyerngitkan dahi heran. Detak jantung nya berdebar takut, takut jika pria itu kembali menyerang nya brutal seperti satu bulan sebelumnya.
Diana hanya melirik dua papper bag berukuran kecil dan besar tanpa mau menyentuh ataupun berniat menerimanya.
"Tenang aja. Itu bukan racun atau semacamnya." ucap Andre menarik pergelangan tangan wanita di hadapannya yang tertunduk takut.
"Pergi sana. Saya tidak butuh pemberian apapun dari anda."
Lima bulan sebelumnya, tepat dimana suami Diana pergi ke luar kota, detik itu juga Andre datang menuntut sesuatu yang bukan hak nya, ia memaksa, mengancam, bahkan melakukan hubungan seks lebih dari batasan, saat itu usia kandungan Diana terbilang sangat rentan, tapi kakak iparnya terus menggempurnya habis habisan hingga tidak sadarkan diri, terlena akan nafsu birahi yang ia sendiri tidak tau setiap kali bertemu dengan mantan kekasihnya dulu, rasanya terus menginginkan sesuatu lebih, entahlah dirinya pun tidak tau lagi cara mengendalikan hasratnya.
Sampai pada akhirnya Diana dilarikan dirumah sakit akibat pendarahan cukup hebat dan sempat dirawat beberapa hari disana.
"Maaf." sesalnya. "Sungguh itu diluar dari kendaliku." berjalan pergi tanpa melihat Diana yang menatapnya marah.
Menyesal pun percuma toh semuanya telah terjadi, nasi sudah menjadi bubur.
Jika membunuh itu tidak dosa, dari dulu ia sudah melakukan nya.
"Baguslah kau sadar. Saat kau datang merusak segala kebahagiaan ku, saat itu juga aku benci, kecewa, hatiku terluka setiap kali, hiks... hikss..." tangis Diana tidak bisa terbendung lagi, air matanya luruh detik itu juga.
"Sakit ndre, sakit... luka yang dulu kau torehkan saja belum bisa ku maafkan, aku membencimu." bukan cuma fisik tapi hati nya terasa sakit tak tertahankan bagaikan tersayat sayat ribuan pisau.
Dan rasanya sangat memilukan, sempat terlintas dalam benaknya ingin mengakhiri kehidupan penuh luka ini, tetapi teringat kembali suami dan anak di dalam perutnya ada nyawa yang harus ia jaga.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
IPAR KEMATIAN (END)
RandomPernikahan adalah sebuah momen terindah yang di idamkan semua pasangan, tapi tidak untuk Diana. Di malam pertamanya kakak iparnya sendiri dengan sengaja menjebak dalam hubungan terlarang, merebut hak yang seharusnya di berikan bersama sang suami ia...