Libra sore ini sepulang sekolah berniat untuk pergi ke lapas menjenguk ayahnya. Sudah lama ia tidak melihat wajah ayahnya itu, kangen sekali.Dengan motor kesayangannya, ia melaju perlahan karena sore ini sangatlah macet. Ia tidak sendiri, ia pergi bersama adiknya yaitu Angga kebetulan mereka memang satu sekolah.
Daripada menunggu macet yang tak tahu kapan selesainya, Libra memilih menerobos melewati gang gang sempit agar cepat sampai dan menemui ayahnya.
Akhirnya selesai juga perjuangan melewati gang yang hanya bisa di lewati 1 motor saja, dan beruntungnya tempat lapas tidak terlalu jauh.
Mereka sampai di lapas, Libra dengan cekatan langsung memakirkan motornya kemudian Angga turun terlebih dahulu, setelah itu Libra.
Sebuah paperbag ia bawa ke dalam lapas, yang isinya adalah sushi kesukaan ayahnya. Tetapi sebelum itu, mereka harus di cek terlebih dahulu tas sekolah mereka di titipkan kepada petugas dan paperbag tersebut pun juga di cek.
Setelah semuanya dirasa tidak ada yang mencurigakan, polisi mempersilahkan mereka berdua masuk dan memanggil ayah mereka.
Tak lama kemudian, sosok laki-laki setengah baya muncul dari balik pintu, wajahnya tampak pucat dan sedikit tirus. Ya, itu ayah mereka. Libra menelan ludahnya merasa momen ini sangatlah berharga dari apapun.
Ayah mereka duduk di depan mereka berdua, matanya terlihat berkaca-kaca dan memantulkan cahaya.
"Ayah....." Panggil Libra. Entah mengapa matanya juga terasa mendidih.
"Ayah..." Panggil Angga juga.
Libra mencium tangan ayahnya serta diikuti adiknya pula. Angga meletakkan paperbag yang berisi sushi tadi dan mendekatkan nya ke depan ayahnya.
"Ayah, ini kami tadi beli sushi kesukaan ayah," Ujar Angga.
Ayah membuka paper bag tersebut, seketika air mata nya pun terjun dengan sendirinya. Sudah lama ia tidak memakan makanan ini sejak dirinya di tahan.
"Makasih ya nak, repot-repot bawa sushi kesini. Padahal kalian datang saja hati ayah sudah sangat senang," ucapannya terdengar lembut di telinga, ayah tidak pernah bersuara tinggi pada mereka berdua kecuali jika marah saja.
"Ayah, siapa yang repot? Libra seneng banget bisa beliin ayah sushi, Ayah kan suka banget sama sushi," Ucap Libra dengan senyuman manisnya.
Ayah terkekeh, "Iya iya makasih ya nak, Bagaimana sekolahnya? Lancar?" Sambil menatap mereka berdua.
Libra dan Angga sama sama terdiam, mereka saling menatap satu sama lain. Apa yang harus mereka jawab? Tidak mungkin kan mereka menceritakan yang sebenarnya.
Angga menjawab, "Aman Yah, tenang aja Ayah ngga usah mikirin kita berdua, kita sekolah kaya biasanya kok."
"Bagaimana tidak dipikirkan? Ayah sangat khawatir kalian di sekolah, gara-gara ayah kalian harus merasakan penderitaan,"
Libra mendengar itu langsung menepis, "Engga Ayah, kita aman aman aja kok. Dan satu lagi ayah kan ngga bersalah kenapa ayah harus merasakan semua ini?" Libra mulai merasakan kekesalan.
Ayah menghembuskan napasnya, "Mau bagaimana lagi? Keadilan di Indonesia memang sudah tidak ada gunanya, ayah harus menerima semua ini."
Libra memegang tangan dan menatap ayahnya, "Yah, tenang aja Libra bakal cari tau yang sebenarnya agar Ayah mendapat keadilan! Libra akan menghukum orang biadab itu sampai jera," Ucap Libra sedikit berbisik pada ayahnya. Ia benar-benar tidak mau melihat ayahnya yang sengsara karena tidak adanya keadilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILHOUETTE
Fantasy"Walaupun aku tak pernah ada di duniamu, tetapi aku selalu merasakan kehadiran mu selalu" Libra Iliana, seorang perempuan yang entah mengapa akhir-akhir ini sering bermimpi bertemu seorang laki-laki tampan seusianya, tetapi dalam bentuk transparan...