6. Laut Malam

4 1 0
                                    


Fcar02 akhirnya benar-benar mendarat di atas pasir dengan sempurna, berkat bantuan balon udara yang ukurannya sangat besar itu tanpa ada kendala apapun lagi.

Altair membuka kunci secara otomatis dengan menempelkan 3 jarinya pada sebuah layar hologram dekat dengan stir.

Pintu langsung terbuka ke atas, Libra yang sudah tidak kuat langsung menurunkan kakinya satu persatu kemudian berdiri dengan sempoyongan.

Sebenarnya ia ingin muntah.

Libra terus menahan mulutnya agar semua makanannya tidak keluar dan menjadi muntahan.

"Huek, huek."

Altair melihat Libra yang sedang menahan muntah langsung menghampiri perempuan itu.

"Libra, kamu tidak apa-apa?" Tanya Altair khawatir.

Libra melepas tangannya dari mulutnya, berusaha menelan kembali makanannya yang hampir keluar itu, dan mengatur napasnya pelan-pelan, "Nggak papa gimana?? you nggak liat?"

Libra jengah, tidak apa-apa bagaimana? Dari tadi sejak Altair mengeluarkan balon udara ia merasakan mual dan pusing yang luar biasa. Padahal sebelumnya, ia baik-baik saja. Apakah karena balon udara yang berjalan lambat, jadi ia merasa mual?

Altair tiba-tiba mengangkat satu tangannya menghadap ke atas, dan munculah sebuah botol air mineral dengan ukuran sedang.

"Libra, ini kamu minum dulu, setidaknya air mineral ini akan membantu mengurangi rasa mual kamu," Altair menyodorkan air mineral tersebut kehadapan Libra yang segel tutupnya sudah dibuka.

Libra langsung mengambil air tersebut kemudian langsung meneguknya dengan bringas. Karena cara minum Libra yang buru-buru itu, alhasil airnya tumpah ke baju yang di kenakannya saat ini.

"Hati-hati Libra, nanti kamu tersedak."

"HAHH!" Hela Libra setelah menghabiskan satu botol air mineral sekaligus, iya satu botol.

Napasnya tersengal-sengal, baju bagian depannya basah kuyup karena tumpahan air mineral.

"Sudah baikan, Libra?" Tanya Altair lagi.

Libra mengangguk, tak mengucapakan sepatah katapun.

"Ayo kita duduk dulu, sepertinya kamu masih lemas." Titah Altair, dan mulai merangkul Libra untuk membantunya berjalan.

*****

Libra berjalan dengan lemasnya, sebenarnya rasa mual di perutnya masih sedikit terasa. Tapi, ia tidak mau menunjukkannya pada Altair. Jaga image katanya.

Mereka berdua berjalan mendekati air laut yang sedang berlabuh di bibir pantai. Libra melihat sekeliling, inikah yang di maksud Altair? Ini hanya sebuah pantai biasa, gelap, sunyi, dan dingin.

Mengapa laki-laki itu mengajaknya kesini? Padahal di tempatnya lebih indah dari ini.

"Kita duduk di sini saja ya," Kata Altair sambil membantu Libra untuk duduk, ia juga duduk di sebelah perempuan itu.

"Ini Laut malam yang kamu maksud?" ujar Libra menoleh pada Altair di sampingnya.

"Ya."

Libra menautkan alisnya, "Kaya gini doang mah di tempatku juga ada." Libra kembali menghadap hamparan Laut yang gelap gulita.

Altair terkekeh kecil, "Tunggu sampai kamu melihat apa yang terjadi nanti, Libra. Dipastikan kamu akan takjub melihatnya dan mulutmu akan menganga lebar."

Libra hanya melirik sinis, dan menaruh dagunya di atas lutut yang sedang ia tekuk itu.

"Tutup mata kamu, Libra."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SILHOUETTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang