[jangan lupa vote cuy]
~~
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Zidan baru saja sampai di mansion yang sudah sepi dan gelap gulita. Saat di tengah perjalanannya menuju lift, tiba-tiba saja suara berat menyapa telinga remaja itu.
"Kenapa pulang?"
Langkah pemuda itupun terhenti dan menatap pria dewasa yang turun dari tangga yang gelap itu. Seperti raja iblis saja pikirnya.
"Saya pulang karena besok sekolah."
"Oh? Kau ingat untuk sekolah?"
Dug
Satu tendangan melayang di perut Zidan membuat sang empu terduduk dan memegang perutnya yang terasa sakit.
"Anda ini kenapa? Udahlah pulangnya kek bang Toyib, pas udah pulang main kdrt!!" Ucap Zidan berusaha untuk berdiri.
"Bicaralah dengan benar Zidan! Aku ini Daddy mu!" Jawab Chalmes Alandress Zoldyk dengan suara bariton beratnya. Membuat Zidan sedikit takut. Ingat ya se-di-kit!!
"Daddy? Hey bro, anda jangan berjanda! Kata Daddy itu hanya di kartu keluarga saja. Selebihnya apa anda pernah memerankan seorang Daddy?" ucap Zidan dengan nada sarkasnya.
Karena sudah terlalu lama menahan amarah, Chalmes mencekram rambut Zidan dan menyeretnya sampai ruang bawah Tanah. Ruang bawah Tanah yang bau anyir karena darah, membuat remaja itu tersenyum kecut. 'Kali ini akankah darahku yang akan menggantikan bau anyir disini?'
'Bau anyir disini terasa masih segar, kuyakin Tua Bangka ini baru saja menyiksa seseorang disini. Karena orang yang di siksanya mati terlalu cepat dan si tua Bangka ini belum puas ditambah gue membangkang, ya gini.. mungkin setelah menyiksa gue dia akan puas' batinnya.
Zidan hanya bisa pasrah saat tubuhnya diseret dengan kasar, bahkan rambutnya sudah banyak yang rontok.
____
*******
__Ctas
Ctas
"Hitung!!" Ucap Chalmes dengan menggebu-gebu.
Ctas
"Dua puluh.. lima" ucap remaja itu terbata-bata.
Ctas.
Ctas
"Ulangi lagi!!"
"Sampai kapan.. aku harus bertahan? Jika dihitung... ini sudah yang ke 58. Tapi karena--" ini sudah yang ke tiga kalinya remaja ini hilang kesadarannya. Tapi, belum sampai lima menit remaja itu harus kembali sadar secara paksa.
Byur
"Anjing!! Ini air lemon? Perih banget Cok!! ni aki-aki memang SGM"
Dug
Kring
Dug
Kring
Suara tendangan berbarengan dengan rantai yang bergesekan menghiasi ruangan bawah tanah itu. Ringisan kesakitan Zidan? Jangan tanya, remaja ini sedang menggigit lidahnya agar tak mengeluarkan suara.
Dua jam pun berlalu. Zidan sedang berjalan ke kamarnya dengan langkah sangat hati-hati. Ia tidak ingin para bodyguard yang sedang patroli melihatnya terduduk lemas di lantai. Ia benci menunjukkan sisi lemahnya pada orang lain bahkan untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zidan
Teen FictionElzydan Hridayesh sebagai protagonis. Protagonis yang satu ini tida bisa dipisahkan dari kata malas. Dan dipertemukan 2 orang sahabat yang super aktif. Dibalik kemalasan seorang Zidan ada kata lelah dibaliknya. Saat dirumah ia menjadi samsak tinju...