Domo minasan..
Kumaha damang?Kekeke.. vote ya ges..
Slamat membaca..~~~
Masih dihari yang sama tapi dengan waktu yang berbeda.
Sabtu. 17.05.
Remaja itu terbangun dari tidurnya. Ia berjalan keluar dari ruang bawah tanah. Berjalan di koridor yang gelap dan bau amis yang sangat pekat.
Setelah ia sampai dikamarnya ia langsung menyambar si Vera. Ia berniat untuk tidur di kosannya.
Fyi Vera itu motor beat street Zidan.
Ia keluar dari lift. Terlihat ruangan yang sangat sepi, hanya ada beberapa maid, bodyguard dan pekerja lainnya saja yang sedang berlalu lalang.
Tapi ini adalah hal biasa bagi seorang Zidan. Mansion yang sangat sepi, begitu dingin, begitu menyiksa batin dan fisiknya tapi ia tetap bertahan hanya demi secercah kasih sayang.
"Gapapa Dan. Lo harus semangat. Jangan nyerah cuma karena beberapa pukulan dan makian sepele. Keluarga lo lebih menderita daripada lo semenjak kematian Mommy. Jadi ini karma aja buat lo. Jangan menyerah aja. Semangat!!" Ucapnya antusias.
Ia menyemangati dirinya lagi ntah sudah keberapa kali ia menyemangati dirinya sendiri. Setiap ada kekerasan yang ia dapat pasti ia akan menyemangati dirinya sendiri untuk tidak membenci keluarganya sendiri. Anak yang sangat naif.
Sesampainya ia di kosannya, ia langsung mandi. Setelah mandi ia mengompres dadanya dengan air dingin. sesekali ia memijat memar yang ada di sekujur tubuhnya seperti lengan, paha, betisnya. Sakit, tapi ia harus tahan agar tubuhnya bisa ia gerakkan lagi.
"AaAah~ gue pengen berendam di bathtub. Tapi, ini di kosan, bukan di mansion. Kosan mana ada bathtub. Mau pindah, sayang di uangnya"
"Hmm.. enaknya ngapain ya?"
Ia melihat jam, jarum jam menunjukkan pukul 19.00. Ia tidak tahu harus melakukan apa, jam segini biasanya ia belajar di kamarnya. Tapi, sekarang dia tidak berada di mansion.
Haah.. sungguh membosankan.
Eh.. tapi kalo dipikir-pikir hidup gue ga ada yang menyenangkan deh. Pagi gue sekolah sampe jam 3 sore. Itupun udah kepotong sama jam tidur, jam bolos, ntah apalagi. Sorenya diseret 4 cecunguk itu ke markas. Malamnya belajar, terus jam sekitar jam 9 malam gue diseret lagi cuma buat nontoni mereka balapan. Dunia gue berputar kek gitu-gitu aje. Pantesan 4 cecunguk itu bilang ke gue kalo hidup gue itu sangat membosankan.
Begitulah gumaman nya sampai ia terlelap dengan pulas. Belum sampai 10 menit, tiba-tiba ponselnya berdering. Sebenarnya ponselnya sudah berdering beberapa kali, tapi ya.. selalu diabaikan Zidan.
Ntah sudah keberapa kali ponselnya berdering, ia juga sudah tidak tau dimana letak ponselnya berada. Pasalnya ponselnya tadi ia lempar entah kemana, karena dering ponsel yang tak kunjung berhenti.
Haaah..
Dengan langkahnya yang lebar, tergesa-gesa dan sangat kesal ia mencari ponselnya."Halo?!!" Ucapnya dengan nada tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zidan
JugendliteraturElzydan Hridayesh sebagai protagonis. Protagonis yang satu ini tida bisa dipisahkan dari kata malas. Dan dipertemukan 2 orang sahabat yang super aktif. Dibalik kemalasan seorang Zidan ada kata lelah dibaliknya. Saat dirumah ia menjadi samsak tinju...