twelve

109 8 0
                                    

Haai gaiss..
Zidan kombek..

Selamat membaca dan vote yaa..

~~~~

Kosan Zidan.

Selesai mandi dan sedang menyantap makanan.

"Eh Cil, lo ada alergi makanan ga?" Tanya Zidan sambil membubuhi nasi untuk Acil. Acil hanya menatap lesu makanan yang ada di depannya.

Brak!
Suara gebrakan dimeja membuat atensi Acil bertemu dengan Zidan.

"Apa cih?" Ucap Acil kesal karena ia tak pernah mendapatkan gebrakan dari keluarganya.

"Gue tadi nanya, lo ada alergi makanan ga?" Tanya Zidan lagi.

"Ndak ada. Tapi, apa ndak ada lauk yang lain?"

"Heh Cil, di kulkas gue cuma ada sayur,tempe sama sebiji cabe. Itu aja udah sukur ada makanan. Makan seadanya aja, kalo ga mau ga usah makan" jawab Zidan kesal. Zidan mengira Acil ini tak suka makanan rakyat jelata, ia lebih suka makanan orang kaya.

Fyi: makanan rakyat jelata bagi Zidan; sayur, tempe, tahu. karena bahan makanan itu harganya murmer dan banyak di makan rakyat kelas menengah kebawah.

"Tapi Acil Ndak cuka cayur. telus ini apa?" Tunjuk Acil pada tempe.

"Itu tempe. Tempe goreng. Tempe itu banyak gizi nya. Kalo lo makan tempe sama sayur, badan lo bakalan cepet tinggi" ucap Zidan. Ia berusaha meyakini si Acil untuk makan.

"Iya kah? Lo ga boong kan?" Tanya Acil terpancing

"Enggak coba aja. Juga, jangan panggil gue dengan sebutan lo. Nama gue Zidan"

"Abang Ji?"

"Zi woi bukan ji! Zi-Dan" ucapnya diakhir dengan nada penekanan.

"Jidan. Hii.." ucap Acil dengan senyum Pepsoden.
Ia
"Coba ikutin gue. Zi.." -Zidan.

"Zi.." ucap Acil mengikuti Zidan.

"Dan" -Zidan.

"Dan" -Acil.

"Zidan!" Ucap Zidan mutlak.

"Jidan!" Ucap Acil tak kalah mutlak.

"Zidan Cil.. Zidan!" -Zidan.

"Jidan Abang.. Jidan!" -Acil.

"Heh ga usah ngikutin gue Cil!" -Zidan.

"Ndak mauu.. wleee" -Acil.

"Untung satu, kalo 10 udah gue panggang ni bocil!" Ucap Zidan kesal.

"Abang tuapin" ucap Acil manja.

"Lo ada tangan kan?" Tanya Zidan dan diangguki oleh Acil.

"Nah, makan sendiri!"

"Tapi Acil Ndak bica makan cendiri. Hng~" ucapnya diakhiri dengan bibir mencebik kebawah, membuat hati Zidan sedingin es mulai mencair akibat sifat imut Acil.

Anjing kok lucu! Itu pipi gembul banget, pengen gue gigit!! Aaaaagkhh!! Haram ga sih gigit pipi bocil depan gue? Batinnya berusaha menahan kegemasan anak kecil yang duduk di depannya ini.

"Ya udah kesini, bawak nasinya" ucapnya sambil menepuk tempat duduk disampingnya.

Tanpa banyak kata si Acil pun menuruti ucapan Zidan. Langkahnya yang sedikit gontai karena membawa semangkuk nasi membuat nilai kegemasannya bertambah.

Si Acil pun memberikan semangkuk nasi pada Zidan dan langsung diterima oleh Zidan. Setelah itu si Acil pun duduk ala bayi. Pantatnya langsung menghantam lantai, untung saja ia memakai diapers, jadi pantatnya teramankan dari rasa sakit akibat menghantam lantai.

ZidanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang