chp 9; "Benar atau Tidak?"

33 7 0
                                    

2040, 11 Januari, 09.05

Asa merebahkan kepalanya di meja dengan tatapan kosong, Sean menatapi Asa dan mengelus kepalanya.

"Kenapa?"

Asa menatapi Sean dan tersenyum tipis, Asa masih mengingat malam tadi. Sean menangis sampai tertidur, entah mengapa kenapa dia menangis.

"Kamu yang kenapa Sean?"

Ucap Asa dan menegakkan tubuhnya, ia menatap Sean. Sean tersenyum dan mengangguk.

"Kalau tentang semalam, aku tidak tau aku hanya mengigau karena sedang menangis."

Balas Sean, jelas itu bohong, Asa tersenyum. Dia sedikit penasaran dengan Sean.

"Yasudah, Alan dan Bintang sudah mau berangkat piket."

Asa berdiri, dia dan Sean berjalan ke gerbang belakang mansion, teman teman sedang berada disana. Dia berjalan disebelah Alan dan Sabintang dan menatap ke atas.

"Barang barang mu sudah lengkap kan Al?"

Tanya Liz sambil merapikan seragam Alan, Alan mengangguk. Gina memasukkan lengan Asa ke busurnya dan membantu Asa untuk memasang quivernya.

"Aku sudah menyiapkan tiga roti cokelat di tas mu, jangan lupa di makan ya."

Ucap Gina dan tersenyum kepada Asa, Asa mengangguk dan memakai tasnya, Sabintang, Alan dan Asa berjalan keluar dari gerbang.

Mereka berjalan ke alun alun kota, untuk memulai berpatroli. Dan saat itu juga, keluarga besar Alexandria tetap mengawasi Asa. Tetapi tugas Vyora dan Shaynala berbeda.

Mereka menetap di sel tahanan, tetapi yang mengawasi mereka sekongkol dengan Sean.

Sean berjalan ke basement sel tahanan, hanya terdapat beberapa sel yang kosong kecuali sel yang paling kiri. Sean membuka kunci sel nya lalu membiarkan Vyora dan Shaynala keluar.

Sean berjalan dengar mereka ke arah ruang investigasi, ruangan teraman untuk berbicara. Mereka duduk dan terdiam

"Membosankan sekali disini."

Ucap Vyora dan menghela napas, Shaynala hanya menatap Vyora dan tersenyum. Sean menatap mereka.

"Memangnya kamu mau seperti apa di penjara ini? Tidak ada kehidupan disini."

Ucap Sean dan menghela napas frustrasi, dia memegang kepalanya dan memutar bola matanya.

"Jadi hari ini sudah siap?"

Tanya Sean dan menyeringai, Shaynala mengangguk. Nala menatap Sean dan menghela napas.

"Mereka sudah siap, barang barang mereka juga sudah siap."

Ucap Nala, Nala memberi Sean ponselnya. Sean menatap ponselnya lalu mengangguk. Kelas XII memotrer semua barang barangnya.

"Bagus, jadi rencananya mulai kapan?"

Tanya Sean sambil mengembalikan ponsel Shaynala, Vyora menatap langit langit ruangan.

"Sekitar jam tiga sore, karena estimasi kedatangan mereka jam satu."

Ucap Vyora dan menatap Sean, dia menatapi Sean seperti Sean memiliki banyak kesalahan.

"Semalam kamu mengungkapkan perasaanmu ke Asa ya?"

Ucap Vyora dan mengerutkan kening, lalu Shaynala menaikkan alisnya.

"Benarkah?"

Tanya Nala sambil menatap Sean, Sean mengangguk lalu tersenyum bangga.

Si Kelas Petualang; By SweeattsquaddTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang