08 | Rumah Sakit

175 10 0
                                    

Zenta berjalan menuju kamar yang diberitahu resepsionis, ruangan dimana korban sang kakak dirawat.

Sesekali ia mendesis lirih memegang kepalanya yang terasa pusing, mungkin efek kegerimisan semalaman dan belum makan. Terakhir kali ia memasukkan nasi dalam perutnya tadi pagi saat sarapan bersama chari itu pun hanya sedikit.

Ah mengingat kejadian itu membuat dada nya terasa sesak Kembali, ditambah ia belum mengetahui dimana gadisnya itu sekarang.

Ceklek

Zenta menutup pintu dengan pandangan kebawah untuk meringankan pusing nya, lalu duduk di sofa VIP itu dan menyenderkan kepala disandaran sofa. Matanya memejam, ia menghela nafas berulang kali karna lemas.

Drrt drrt

Dengan mata terpejam zenta mengangkat panggilan itu dan orang disebrang sana yang menanyakan keberadaannya

"Iya sudah"

"Maaf ya Abang ganggu kamu, besok siang Abang kesana."

"Hm"

"Tolong kamu cek infus nya yah, tadi kek nya selang infusnya rada macet, Abang udah lapor ke perawatnya, gak tau Uda di ganti apa belum sama mereka"

"Ya"

"Oke Abang tutup"

Zenta memijat pangkal hidung nya, hp digenggamnya ia angkat untuk melihat jam dan tertera sudah jam setengah 4 pagi.

dengan lemas ia berdiri membawa tubuhnya mendekat ke brankar. Saat beberapa meter jarak diantara keduanya mata zenta yang tadi nya sayu langsung terbuka lebar melihat pemandangan didepannya.

ia dengan cepat berlari mendekat sampai brankar itu berbunyi karna terdorong tubuhnya

"Ayang? K-kok.... " Tangan zenta terangkat untuk menyentuh wajah yang terdapat goresan luka disana dengan tangan gemetar, air wajah zenta nampak hampir tak percaya apa yang dia liat.

Orang yang ia cari cari ternyata ada disini, dalam keadaan tak sadar dengan luka di sekujur tubuhnya membuat zenta hampir tak bisa bernafas.

Zenta meremas Surainya, didalam keheningan suara nafas zenta terdengar terengah kasar. Ia dengan cepat menghubungi Abang nya Kembali

Drrt..

"Hal-"

"DIMANA LO BNGST, BISA BISA NYA LO NYELAKAIN CHARI HA!!"

Zemi di sebrang sana mengerut kan alisnya" bingung "Zen, kenapa...."

"BRENGSEK LO BANG, GUE UDAH KHAWATIR DIA ADA DIMANA SEHARIAN INI DAN TERNYATA DIA ADA DIRUMAH SAKIT KARNA KECELAKAAN DAN ELO PELAKU NYA!" Urat leher zenta sampai terlihat menonjol, menandakan betapa marah dan frustasinya dia sekarang

"Sumpah abang gak sengaja Zen, dengerin penjelasan Abang nanti ya, Kamu jangan emosi dulu"

"PERSETAN!"

Pip

Krak

Zenta membanting hp nya ke dinding hingga benda persegi itu pecah berkeping keping, tak berapa lama pintu ruangan itu terbuka.

Seorang satpam dan wanita perawat yang nampak bersembunyi dibelakang tubuh pria itu dengan ketakutan. tentu saja, zenta berteriak begitu keras hingga suaranya memenuhi lorong rumah sakit.

Parawat wanita yang ingin melakukan rutinitas mengecek infus pasien setiap pagi itu langsung terhenti diluar pintu dan pergi memanggil keamanan.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?"

Stupid | The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang