merajut kenyamanan

15.9K 637 56
                                    

Kini pesawat yang ia tumpangi hampir mendarat, Rei melihat Rara masih pulas dalam tidurnya, perempuan itu tidur dalam ketenangan

" Sal, sal bangun yuk.'' ucap Rei lembut

Tidak ada pergerakan dari Rara ,justru wanita itu membenarkan posisi nya dan tangannya memeluk pinggang Rei

Gemas sekali

" Sal, bangun yuk.'' ucap Rei sekali lagi, kali ini mengelus tangan istrinya, Rara mulai terbangun perlahan lahan

" E-eh maaf mas.'' ucap Rara panik karena ia memeluk Rei

" Gapapa, yuk turun.'' ucap Rei dan gadisnya itu hanya menggangguk karna masih mengantuk

Rei dan Rara tiba di bandara Soekarno Hatta,tentunya dengan keluarga nya yang sudah berada di Bandara tersebut

" Ca, Rei kalian mau kemana?'' tanya bunda ke pasutri Tersebut

" Kata mas Rei mau langsung kerumah nya.'' ucap Rara kepada bunda

Mendengar ucapan Rara mama dan papa nya Rei terkejut

" Ha? Rumah?'' tanya mama citra ke bingungan

" Rumah apa bang? Mama ga pernah tau tentang rumah, kamu beli rumah Rei? '' tanya mama Rina sekali lagi

'' hm anu mau, Rei udah beli rumah, niatnya untuk Hanna .'' ucap Rei ragu ragu karna ia tak mau menyakiti Rara

Rara hanya terdiam ketika Rei mengatakan seperti itu, jujur Rara tak apa apa, memang seharusnya planning nya seperti itu

" Aduh Rei Rei, terus rumah itu atas nama siapa? Jangan bilang atas nama Hanna?.'' tanya mama citra sekali lagi, dan jawaban Rei menggangguk

Mama citra memijat pelipisnya mendengar jawaban Rei

'' mama gak mau tau, pokoknya ganti alih atas nama salsa.'' perintah mama citra kepada Rei

'' Tan, ee.. maksud nya mama, gak perlu repot repot mah, maksud nya semua ini terjadi secara mendadak, jadi bukan salah mas Rei juga, justru niat mas Rei baik kok mempersiapkan semuanya demi pernikahan nya yang seharusnya ia siapkan untuk Hanna, tapi pada kenyataannya semua batal di luar Kendali kita, jadi salsa minta gausah di alihkan ke nama salsa ya mah.'' ucap Rara kepada mama citra agar tidak ada kesalahpahaman

" Yaallah sayang, baik banget hatimu nak, Lita terimakasih sudah melahirkan putri sebaik ini.'' ucap mama Rina kepada bunda Lita, bunda Lita hanya tersenyum haru, bahkan yang lainnya pun sama, Rara merasa malu segera ia mengalihkan

'' udah yuk kita pulang ,jadi lama kan kita di bandara.'' ucap Rara kepalang salting

" Dih mukanya merah di puji mertua, liat mas adek Lo tuh.'' ucap Bhaskara buat Rara semakin malu, sedangkan yang lain hanya tersenyum melihat reaksi Rara, tapi Rei hanya tersenyum

" Udah udah, Bhaskara ini seneng banget godain caca.'' lerai bunda.

" Tau tuh Bhaskara, awas aja Lo kerumah gua, ga gua bukain pintu!.'' ancam Rara

" Rumah yang mana nih? Kan rumah Lo di dalem nya ada Rei, ya mana mungkin gua kerumah Lo sama Rei.'' ucap bhaskara

Bodoh benar Benar bodoh, Rara kenapa bisa bisanya lupa sii, Rara hanya memandangi dengan muka cemberut nya

" Udah Napa si bhas, jangan ledekin terus adek gua, gua tonjok Lo ya lama lama.'' ucap mas Iqbal yang mengetahui perubahan raut muka adiknya, Rara yang mendapat pembelaan dari Abang nya sontak kembali menormalkan mukanya

" Udah udah, yaudah ca kamu mau langsung ke rumah Rei kan, berarti kita misah ya Rei '' tanya bunda

" Iya Bun, kita naik grab aja, kalo gitu pamit ya, kesian salsa capek.'' ucap Rei dan Rara  segera berpamitan kepada orang tuanya

MENDADAK NIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang