4. She's a spy

16 2 2
                                    

***
"Dari awal gue memang sudah nggak percaya sama Lo!"
***

Terlihat duduk didepan panggung menunggu pengumuman, Alika memegang perutnya merasa sangat lapar. Pasalnya pagi tadi ia tidak sempat sarapan karena terburu-buru.

Helios meraba sakunya dan mengambil satu biskuit dan ia sodorkan pada Alika. Tidak disangka laki-laki itu juga punya simpati.

"Nih makan! Mati kelaparan entar Lo!" Celetuknya.
"Ohh iya makasih Lios!" Jawab Alika lalu mengambil biskuit itu.

Alika memakan seluruh biskuit itu, karena benar-benar lapar. Sampai beberapa menit kemudian akhirnya hasil lomba diumumkan.

Betapa terkejutnya ketika nama mereka disebut menjadi peringkat pertama dari Olimpiade Kimia tingkat Nasional yang diselenggarakan di Ibu Kota.
Alika dan Helios melompat gembira mendengar hal itu tanpa disangka mereka kini saling berpelukan.

Alika tidak menyangka bahwa pria yang ia kenal sangat dingin itu saat ini tertawa bahagia dipelukanya.

Sadar dari apa yang ia kini lakukan Lios langsung spontan mendorong Alika hingga hampir jatuh, lalu keduanya berjalan menuju panggung untuk menerima hadiah.

Merasa sangat lelah keduanya hanya tertidur dimobil. Hingga tak terasa mereka telah sampai dikampus. Meskipun sudah malam banyak teman-teman yang menunggu kepulangan mereka. Bahkan mereka membawa bunga dan juga hadiah untuk diberikan pada sang juara.

"Yeyyy.... mereka akhirnya kembali..." Sorak gembira seluruh mahasiswa dari kelas A-E disana.

Mereka mendapatkan banyak hadiah dan berfoto bersama.

Setelah sepi Alika mencoba untuk memesan taxi namun tak kunjung dapat. Sampai akhirnya Helios datang dan menarik paksa tangannya. Ia diseret menuju gudang belakang kampus.

"Apa-apaan sih Lo! Sakit tau!!" Keluhnya.
"Sejak kapan Lo mata-matain gue? Jawab!" Bentak Lios yang saat ini dipenuhi amarah.
"Hah mata-mata apaan, gue ngga ngerti Lo ngomong apa?" Tanya Alika bingung.
"Nggak usah belagak bego deh Lo!! Jelas-jelas Lo mata-matanya Vero kan! Dari awal gue emang udah nggak percaya sama Lo!" Lios marah bukan main pada Alika.
"Gue nggak ngerti apa yang Lo maksud, tapi gue bukan mata-mata!" Jawab Alika.

Alika melepas paksa tangannya yang masih digenggaman Lios. Ia berlari pergi, air mata yang sudah ia tahan sedari tadi akhirnya tumpah juga. Ia kecewa pada Lios, tanpa alasan malah menuduhnya sebagai mata-mata.

Sedangkan Lios masih membeku ditempat, ia bingung dengan apa yang barusan ia lakukan. Menarik paksa orang tanpa mencari tahu dulu. Bisa saja Vero dan Alika hanya saling mengenal. Merasa bersalah ia segera mengejar Alika yang sudah lama berlari menjauh darinya. Belum sempat menghampiri ia melihat dari kejauhan ada beberapa gerombolan geng menyeret paksa Alika. Namun kagetnya setelah ia lihat jaket yang dipakai geng itu jelas sekali ia mengenalinya. Karena itu adalah jaket dari gengnya. Nampaknya seluruh anggota geng sudah tahu tentang Alika dan bermaksud menjadikan Alika sebagai tawanan.

Lios merasa bingung bagaimana ia bisa menolong Alika. Apalagi ia adalah leader dan kalau Alika tahu identitas sebenarnya dari Lios. Ia takut Alika akan mengadukan ini ke pihak kampus.

"Lepas, woii kalian siapa?" Tanya Alika sangat kesal dengan perlakuan para berandalan itu.

Saat ini Alika berada di markas mereka, dandiikat dibangku. Sebisa mungkin memberontak namun usahanya gagal. Kedua orang tuanya juga tidak dirumah, sudah pasti tidak ada yang tahu kalau ia belum pulang. Elene juga sedang sibuk seharian ini.

"Lo jangan banyak bacot ya, Lo mata-matanya Vero kan!!" Bentak Robert salah satu anggota geng.
"Kalian ngomong apa sih, tadi Lios yang nanya gitu!!" Jawab Alika.
"Maksud Lo, Lo habis ketemu Lios?" Tanya Arkhan salah satu anggota geng.

HIMAWARI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang