8. Am I jealous?

2 0 0
                                        

***
"Orang yang gue benci ternyata bisa bikin gue jealous"

***

Ternyata nggak kerasa kuliah sebentar lagi akan masuk, tepatnya besok.
Kini Alika harus menjalani aktivitas yang begitu padat antara kuliah dan kerja part timenya.

Karena sudah beberapa hari bekerja disana, ia mulai terbiasa dan enjoy.
Jalanan gelap yang selama ini ia lewati juga sudah dipasang lampu oleh Jiano, sungguh sangat baik orang ini.

"Malam ini ada war mata kuliah Al, lo udah siapin mau ngambil apa aja dan dikelas dosen siapa?" Tanya Jiano pada Alika yang sedang duduk menunggu pelanggan.
"Ehmmm udah, gue mau ngambil dosen yang agak santai dikit biar tugasnya nggak numpuk!" Jawab Alika.
"Iya sih Al bener banget, gue juga stress tiap kali dapat dosen yang killer banget" Ujar Jiano.

Tak lama kemudian ada gerombolan pemuda masuk ke dalam cafe, dari jaket dan rupa-rupanya Alika sangat mengenali siapa itu.
Iya benar itu adalah geng motor Helios. Lantas mengapa mereka kesini sore ini. Tidak biasanya ada mereka datang selama Alika bekerja disini.

"Eh broww kita pesen yang biasanya ya!" Ujar Arkhan.
"Oke Khan, tumben Lios nggak ikut?" Tanya Jiano.

Hal ini sontak membuat Alika terkejut, ternyata Jiano kenal dengan mereka. Jangan-jangan Jian juga bagian dari mereka.
"Eh ada pegawai baru nih bro?" Tanya Steven.
"Oh dia Alika, temen kampus gue" Jawab Jian.
"Lo tahu dia siapa Ji?" Tanya Steven bermaksud menyinggung Alika.
"Iya gue tahu, dia adiknya almarhum Vero kan" Jawab Jian.

Alika merasa kecewa dengan Jian, baru saja ia merasa kalau Jian adalah orang baik. Ternyata ia juga sama dengan Helios.

Jian segera menghampiri Alika, dan memintanya untuk membuatkan pesanan.
"Al, buatin pesanan di paket 3 nya 2 ya!" Pinta Jian.

Alika hanya diam mematung dan menatap tajam ke Arah Jian.
"Lo kenal mereka Ji?" Tanya Alika.
"Iya gue kenal, Helios sepupu gue" Jawab Jian.
"Gue salah sangka sama lo, gue kira lo baik ke gue karena lo tulus. Tapi ternyata lo bagian dari mereka, lo pasti juga tahu kan Helios yang bunuh kakak gue" Bentak Alika.

Hal itu membuat Arkhan dan teman-temannya terkejut melihat Alika mengamuk juga disana. Sebesar apa lukanya hingga ia masih belum bisa menerima kepergian kakaknya.
"Al, gue sama sekali nggak punya niat jahat sama lo, gue juga tulus mau bantu lo. Lo jangan samain gue sama Helios. Kita memang masih keluarga, tapi gue beda dari dia." Ujar Jian.
"Iya beda, Helios lebih cakep daripada lo hahahahaha" Sahut Steven.

Hal itu membuat mereka tertawa, suasana tegang tiba-tiba menjadi lelucon mereka.

Tak lama kemudian, seorang pemuda datang. Tak lain itu adalah Helios, dengan postur tubuhnya yang tinggi dan sorot matanya yang tajam seolah mengintimidasi seisi ruangan.

"Masih belum capek lo bikin keributan?" Ucap Lios.
"Helios!" Ujar Jian.

Alika hanya bisa menatap Lios yang perlahan mendekatinya. Ingin rasanya ia berlari karena merasa takut jika berada di dekat laki-laki ini.

"Ngapain lo deket-deket gue? Kalau lo berani macem-macem gue aduin ke pak Dicky" Ujar Alika.
"Emang lo punya bukti mau nuduh gue kaya gitu?" Bantah Lios.
"Alika udah Al, lo mending sekarang pulang aja ya!" Pinta Jian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIMAWARI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang