3. Olympic day

10 3 3
                                    

***
"Pinter doang percuma kalau nggak punya attitude"
***

"Tok-tok-tok-tok..permisi pak..!!" Ucap Alika.

Dua orang yang sedang diruangan itu langsung beralih memandang sumber suara.
"Ehh..Alika, silahkan duduk! Kamu pasti mau mendaftar seleksi olimpiade jug ya?" Tanya salah satu guru kimianya yaitu pak Reymon.
"Iya pak!!" Jawab Alika.

Sosok laki-laki yang juga duduk disitu tersontak kaget mendengar itu, mengapa semua hal yang ia lakukan selalu berhubungan dengan wanita itu.
Ia mulai kesal, namun melarang Alika ikut seleksi juga bukan haknya. Apalagi Alika berada dikelas unggulan. Sudah pasti Alika mahasiswa berprestasi.

"Ini Helios anak Kimia D, kamu kenal?" Tanya pak Reymon pada Alika.
"Iya pak saya kenal!" Jawab Alika pelan.
"Ya sudah pak kalau sudah selesai saya pergi dulu, terima kasih!" Sahut Lios.
"Iya silahkan, terima kasih ya sudah mendaftar!" Jawab Dosenya.

Tanpa menjawab Lios langsung pergi begitu saja. Memang sifat dinginnya ia berlakukan untuk semua orang, bahkan dosenya sekalipun. Sulit untuk seseorang seperti Helios bersikap ramah.

Helios melajukan motornya kencang, menembus jalanan kota yang sore ini cukup ramai. Ia memang mulai suka mengendarai motor semenjak ia lulus SMP. Bahkan ia juga mempunyai geng motor, meski terkenal pintar dikampus. Namun diluar kampus ia menunjukkan sifat aslinya yaitu seorang pria yang badung karena selain balapan ia juga merokok. Belum lagi jika teman-temanya mengajaknya mabuk-mabukan di club.

Malam ini memang ia tidak mempunya rencana apa-apa dan langsung pulang. Pasalnya orang tuanya hari ini pulang dari luar negeri karena pekerjaannya.

Sesampainya dirumah ia langsung memarkirkan motornya di garasi dan segera masuk ke rumah.

Diruang tamu sudah ada kedua orang tuanya dan kakaknya yaitu Liam. Mereka tampak membicarakan sesuatu yang serius, membuat Lios tertegun malas melihatnya. Pasalnya semenjak ia menggeluti hobi pada motor, ia bahkan sudah tidak dekat dengan keluarganya. Ia hanya percaya pada kakaknya yaitu Liam. Pasalnya Liam lah yang selalu membantunya semenjak kecil.

"Sayang...kok baru pulang?" Sapa mamanya.
Tanpa menjawab ia langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Kedua orang tuanya sudah tidak kaget dengan sikap putranya. Karena semenjak lulus dari SMP ia berubah 180° dari sifat aslinya. Dahulu Lios adalah sosok laki-laki yang lembut dan juga hangat. Entah apa yang membuat ia berubah menjadi anak badung tapi tetap saja pintar seperti sekarang.

Liam yang mengetahui adeknya tidak menyambut bahagia kepulangan orang tuanya langsung menghampiri adiknya ke kamar.
"Ehem.. gue masuk ya!" Ujar Liam
"Ada apa? Mau ceramahin gue lagi?" Celetuk Lios.
"Lo sampai kapan mau kaya gini? Lo pikir gue nggak tahu Lo punya geng motor, sering balapan, bahkan mabuk-mabukan!" Ucapan kakaknya itu sontak membuat Lios sangat kaget. Dari mana Liam tahu tentang hal ini. Bahkan teman kampusnya pun tidak ada yang tahu.

Lios membuat geng ini memang semenjak lulus SMP hingga kini, namun memang teman-temanya berbeda kampus. Jadi teman sekampusnya tidak ada yang mengetahui hal itu. Yang mereka tahu hanyalah Lios sosok pria yang pintar dan teladan walaupun sifatnya ketus dan dingin.

"Tahu dari mana Lo?" Tanya Lios dengan tatapanya tajam seraya mematikan.
"Gue nggak tahu Lo sebenarnya kenapa, tapi gue harap hal bodoh yang Lo lakuin ini bukan karena almarhum Hima!" Ujar Liam.

HIMAWARI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang