-2007
"Beneran gak pulang bareng gue lu, Ca? Parah, sih, segitu, mah." Tanya Bella dengan logat sunda yang begitu kental, namun juga berusaha mengimbangi gaya bahasa Disa. Saat bel pulang berbunyi, Bella segera menghampiri Disa ke kelasnya, sebagaimana biasanya mereka hendak pulang ke rumah bersama. Namun, hari ini beda, Disa menolak ajakan Bella, dan sibuk menyemprotkan bagian-bagian bajunya dengan parfum, yang bahkan menurut Bella agak berlebihan jumlahnya.
Disa mengangguk yakin, sembari mengambil cermin kecil untuk melihat wajahnya, merapihkan poninya agar terlihat lebih rapi dari sebelumnya. Hal tersebutlah yang membuat Bella semakin curiga, "Ngaku, deh, lu mau pulang sama siapa? Sama cowok, ya? Yang mana? Wah, lu sembunyiin apa dari gue?" tanya Bella, lebih mirip seperti sedang mengintrogasi Disa.
"Lo bawa kayak lipbalm gitu gak, sih, Bel?" bukannya menjawab, Disa malah menanyakan barang yang sudah pasti tidak dibawa oleh Bella ke sekolah, "Eh pasti nggak, sih, ya, gak asik di sini ga boleh bawa make-up sedikitpun." Lanjut Disa menjawab pertanyaan sendiri sembari mengenakan sweater pink muda yang ia bawa.
"Lu mau ngaku, atau gue acak-acak rambut lo yang udah rapih ini." Tegas Bella lagi, dengan jarak yang semakin dekat dengan Disa, tangannya pun sudah memegangi rambut Disa, bersiap untuk mengacak-acak rambut Disa apabila masih juga tak mendapatkan jawaban yang jelas.
"Bel, ah, jangan, lah, gila kali lo, ya," panik Disa, segera pula ia menjauhkan tangan Bella dari rambutnya.
"Yaudah makanya jawab."
"Nih, buat lo." Disa memberikan sebungkus permen lolipop kepada Bella, "Sebagai permintaan maaf karena temen lo yang sangat cantik ini gak bisa pulang bareng." Sambung Disa lagi, lengkap dengan senyumnya yang sangat sumringah.
"Lo pikir gue bisa disogok?" jawab Bella ketus, namun sayangnya jawaban dari mulut Bella tak sinkron dengan tangannya yang kini mengambil lolipop itu dari Disa, "jawab dulu mau pulang sama siapa? Biar kalo Mamah lo nanya, gue, teh, gak bingung jawab apa." Lanjut Bella lagi, wajahnya nampak khawatir, ia juga tak mau begitu saja melepaskan Disa, karena Mamah Disa sudah menitipkan Disa kepadanya, dan pula Ibunya sendiri selalu mengingatkan Bella untuk menjaga Disa, karena Ibunya tahu, bahwa Disa dan Mamahnya hanya berdua di kota ini, tak ada sanak saudara atau yang lainnya.
"Gue balik sama Kak Dimas, Bella, jangan khawatir." Bisik Disa pelan, memastikan ucapannya barusan tak ada yang mendengar, kecuali Bella saja.
"Nah gitu, kan, enak jawabanya," balas Bella sudah sedikit menenang, "Terus langsung balik apa mau main dulu?" tanya Bella kembali, benar-benar memastikan. Walau ia menganal baik Dimas karena ia juga salah satu pengurus OSIS yang dinahkodai Dimas, Bella tetap saja tak mau percaya sepenuhnya ketosnya itu.
"Mau jajan eskrim, sih, kata Kak Dimas, bentar doang paling, dia juga kan gak bisa lama-lama, mau belajar bentar lagi kelas dua belas udah mulai ujian-ujian." Jawab Disa lebih jelas.
"Yaudah kalo gitu, padahal hari ini ada rapat ex-off Osis sama MPK, tumben banget Kak Dimas gak ikutan." Ucap Bella kemudian, namun ia tak begitu penasaran lagi setelahnya, karena jawaban yang ia inginkan dari Disa sudah ia dapatkan.
"Yaudah, gue cabut duluan, ya! Kak Dimas udah nunggu di deket pangkalan ojek kayaknya," pamit Disa bersiap untuk meninggalkan kelas, ia mengambil botol minumnya yang hampir saja kelupaan untuk ia bawa, Bella mengangguk datar, berpura-pura bete kepada Disa yang tak pulang bersamanya, "Gemessss." Ucap Disa sembari mencubit kecil kedua pipi Bella, dan tentu saja langsung Bella tepis jemari Disa dari pipinya.
"Geuleuh." Umpat Bella.
Sebelum benar-benar pergi meninggalkan kelas, Disa mendekat ke arah telinga kanan Bella, dan berbisik, "Iya, lah, dia bolos rapat, soalnya ini hari pertama kita pacaran." Bisik Disa pelan, mendengar itu. Kedua bola mata Bella membulat besar, benar-benar terkejut dengan bisikin Disa barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffrey, Disa dan Persib Bandung
RomanceSiapa sangka, sih, kalau cowok alay, nggak jelas, yang sering dipanggil Jamet oleh Disa di SMA dulu kini jadi bos sekaligus pemilik Firma Hukum tempat Disa bekerja. Jeffrey, sosok yang dulu Disa hina tiap kali berusaha mendekatinya, kini berubah men...