"Loh, kenapa, ya?" gumam Disa, agak bingung karena atasannya ingin bertemu besok, padahal jadwal ia mulai bekerja masih 2 hari lagi.
"Yaudah, deh, siapa tau dikasih posisi lebih bagus lagi karena pengalaman kerja gue." Sambung Disa berusaha berpikir positif.
***
Sesuai dengan perintah kemarin, Disa datang ke Firma tempat ia akan bekerja, dengan menggunakan pakaian rapih dan sopan. Saat baru saja sampai, ia sudah disambut baik oleh Pak Wira yang merekrutnya, dan dituntun langsung untuk menghadap Pak Kepala di ruangannya.
Disa terkagum melihat Firma hukum tersebut yang cukup besar, pantas saja Juan sangat setuju apabila Disa bekerja di tempat ini.
"Silahkan, Mbak, langsung aja masuk ke ruangan Bapak. Saya mohon izin ke bawah dulu, masih ada yang diurus soalnya." Tutur Pak Wira sopan.
"Terima kasih, Pak Wira." Ucap Disa mengangguk sopan mempersilahkan Pak Wira untuk meninggalkannya.
Ada gugup yang tiba-tiba hinggap di dirinya saat berdiri di depan ruangan tersebut, rasanya takut dan ragu untuk Disa mengetuk pintu tersebut, mirip seperti saat dulu menjalani tes wawancara langsung dengan para petinggi di Kejaksaan. Disa tak menyangka akan merasakan yang seperti ini lagi di umurnya yang sekarang.
"Huft, bisa, yuk, tenang." Ujarnya pelan berusaha menenangkan diri sendiri.
Setelah beberapa kali menarik serta membuang napasnya hingga agak tenang dari sebelumnya, Disa mulai memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu ruangan tersebut.
"Masuk saja, ya."
Kalimat tersebut langsung terdengar di ketukan ketiga tangan Disa, membuat sekujur tubuh Disa agak merinding setelahnya. Dengan ragu, Disa membuka pintu tersebut, nampaklah sebuah ruangan besar dengan interior yang minimalis namun juga terlihat mewah, begitu rapih dan juga wangi sampai-sampai Disa melongo dibuatnya.
"Permisi, Pak." Sapa Disa ragu kepada sosok yang duduk di kursi kerja, sosok yang Disa yakini bosnya itu sedang duduk menghadap ke jendela dan membelakanginya, sehingga Disa belum bisa melihat paras lengkap dari bosnya. Tapi, Disa bisa menebak Bosnya itu masih terbilang cukup muda, kerena lostur tubuhnya terlihat ideal sekali hanya dari belakang.
"Selamat pagi, Pak, saya Adisa—"
"Adisa putri, kan?"
"I—iya, Pak." Jawab Disa ragu, "Terima kasih sudah menerima saya untuk bergabung di—" Ucapan Disa terhenti kala sosok tersebut memutar kursinya, menampakkan parasnya secara keseluruhan. Kedua mata Disa membulat tak percaya melihat sosok di depannya, tanpa sadar juga tangan Disa terangkat menutup mulutnya, benar-benar memperlihatkan rasa shocknya.
Walau sudah sangat berubah, Disa masih bisa mengenali lelaki di depannya. Sosok yang dulu pernah hadir di masa putih-abunya. Dulu sosok itu selalu menganggunya, mengenakan seragam sekolah yang tak pernah dikancing agar Jersey berlogokan PERSIB terlihat, yang dulunya selalu menghadang jalan Disa hanya untuk memberikan gombalan norak yang tak pernah ada habisnya.
Kini, di hadapan Disa, sosok tersebut berubah bak pria idaman di majalah-majalah yang sering Disa baca, mengenakan setelah jas rapih lengkap dengan gaya rambut yang semakin menambah gaya maskulinnya.
"Selamat bergabung di Firma saya, Disa." ucap Jeffrey, yang ternyata kini menjadi Bosnya.
Disa benar-benar tak menyangka bisa bertemu dengan Jeffrey kembali, terlebih dipertemukan sebagai Bos dan bawahan, rasanya sangat canggung sekali mengingat bagaimana dulu hubungan di antara mereka, lebih tepatnya, mengingat bagaimana dulu Disa memperlakukan Jeffrey semenanya.
Disa menggeleng ngilu mengingat kembali batapa kejamnya dulu ia memperlakukan Jeffrey di masa SMA, ia hanya berharap Jeffrey melupakannya, atau tak menyadari bahwa dirinya adalah perempuan yang dulu menolak mentah-mentah cintanya. Namun rasanya tak mungkin, Jeffrey pasti sudah mengenalinya duluan, dan mungkin ini inilah alasan mengapa Disa dipanggil menghadap lebih dahulu sebelum dari hari kerjanya dimulai.
"Halo? Kamu dengar saya?"
"Eh—iya, Pak, maaf." Gugup Disa, ia yang biasanya sangat berani manatap mata lawan bicaranya, kini terlihat ragu sampai-sampai hanya mampu menatap ke arah bawah.
"Saya Jeffrey, ke depannya akan jadi atasan kamu," Disa mengangguk paham, "Jeffrey, ya, Disa, tolong diingat. Jeffrey, bukan Jepri atau Jamet." Lanjut Jeffrey lagi membuat Disa semakin menunduk ke bawah. Dalam hati meringis karena nyatanya Jeffrey masih mengingat dengan jelas panggilan yang ia buat di masa lampau.
"Baik, Pak." Hanya kalimat itu yang mampu Disa ucapkan saat ini, berharap ia segera dipersilahkan pulang, karena rasanya tak mampu lagi bertahan apabila harus lama lagi menerima kalimat-kalimat satir dari mulut Jeffrey kepadanya.
"Besok mulai kerja, ya. Ohiya, tugas pertama kamu dari saya, besok jam 9 ikut War."
"Maaf, war maksudnya, Pak?"
"War tiket PERSIB buat saya, besok saya ada sidang pagi, jadi nggak bisa." Jawab Jeffrey dengan santainya. "Ohiya, satu lagi. Dari data yang saya terima, rumah kamu di buah batu, ya? Cocok sudah, saya mau kamu pesankan kupat tahu langganan saya di dekat lampu merah sana, detail pesanannya saya kasih tau by whatsapp, ya." Sambung Jeffrey lagi, ia nampak sedang mengetik sesuatu di ponselnya.
"Sudah saya kirim." Ucap Jeffrey menunjukkan layar ponselnya, bersamaan dengan suara notifikasi pesan masuk di ponsel Disa.
Disa menganga tak percaya dengan perintah-perintah barusan yang rasanya tak masuk akal, namun ia juga rasanya belum berani untuk melawan Jeffrey saat ini, yang Disa bisa lakukan hanya menganggukkan kepalanya saja sembari merutuki sosok tersebut di dalam hatinya.
"Saya mau ke Pengadilan, sudah, ya. Sampai jumpa besok, Adisa." Ujar Jeffrey dengan senyum penuh kemenangannya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Disa sendirian.
"Stress." Gumam Disa pelan saat Jeffrey sudah benar-benar meninggalkan ruangan.
Disa segera memeriksa pesan yang barusan masuk, "Dasar gilaaa! Gak waras." Cela Disa menjadi-jadi saat membaca pesan dari Jeffrey tersebut.
*
*
*TBC
BAHAHAHHAA KUPAT TAHU APA COBAAN HIDUP ITU?
Guys aku bakal seneng bangetttt kaloo kalian komen tuh, semangattt bngt rasanya buat lanjut🥺🥺🥺
Bolehhhh bngt bikin sg part yg kalian suka yaaa! Kalooo ada yg bikin sg nantiiii aku bakal up sampeee puluhan part dalam sehari, janjiii! Mwahhh love youuuu
Jangan lupa tag ig akuuu! @dhiaafr yahhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffrey, Disa dan Persib Bandung
RomanceSiapa sangka, sih, kalau cowok alay, nggak jelas, yang sering dipanggil Jamet oleh Disa di SMA dulu kini jadi bos sekaligus pemilik Firma Hukum tempat Disa bekerja. Jeffrey, sosok yang dulu Disa hina tiap kali berusaha mendekatinya, kini berubah men...