☘️02☘️

967 131 9
                                    

💜~ Happy Reading ~💜



Jungkook memulai tugasnya sebagai seorang istri. Atau, sebagai pembantu? Entahlah. Apapun sebutannya, yang jelas dia sekarang mempunyai tanggung jawab dengan segala urusan di dalam rumah ini. Termasuk memasak sarapan untuk sang suami. Seberapa besarnya dia tidak di anggap oleh laki-laki yang kini berstatus suaminya itu, dia harus tetap menjalani semuanya dengan lapang dada.

Biasanya di pagi hari,nenek Kim membuat dakjuk dan kimbab setiap sarapan. Selalu. Sampai membuatnya jatuh cinta pada makanan tersebut. Dan, Jungkook berharap dengan masakan ini juga bisa membuat sikap Taehyung berubah padanya.

Memasaknya tak membutuhkan waktu lama, juga mudah. Jungkook menyajikan masakan itu di atas meja makan sambil tersenyum senang. Cantik sekali.

"Selesai. Apa aku menyusul Tae hyung ke kamarnya saja, ya?" Gumam Jungkook. Takut jika tindakannya salah, dan berakhir diamuk lelaki  itu.

Ah, sudahlah. Ikuti kata hati saja. Jungkook pun memilih membangunkan suaminya. Berjalan menaiki anak tangga, begitu sampai di depan pintu kamar suaminya. Lagi-lagi, Jungkook ketakutan.

Jungkook memberanikan diri mengetuk pintu. "Tae hyung," panggilnya.

Tak ada jawaban.

"Hyung apa kau sudah bangun?" Jungkook bersuara lagi. Tetap tak ada sahutan dari dalam sana.

Jungkook menarik napas dalam-dalam demi mengusir rasa takutnya. Dengan keberanian penuh, Jungkook membuka pintu kamar Taehyung secara perlahan. Kedua alis pemuda Jeon itu spontan berkerut heran, tak ada siapapun di ruangan ini.

"Sedang apa kau di kamarku?"

Jungkook terperanjat seraya memekik kencang. Buru-buru ia membalikkan badannya dan menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Aku bertanya untuk dijawab. Bukan mendengar teriakkan mu yang berisik." Kata Taehyung

"I-itu, itu... maaf. A-aku hanya ingin memberitahumu untuk segera sarapan." Jawab Jungkook terbata.

Telapak tangannya masih setia menutup wajah. Bagaimana dia tidak berteriak kalau Taehyung muncul hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian pinggang hingga sebatas lutut. Diusianya yang sekarang, untuk pertama kalinya Jungkook disuguhi pemandangan memalukan seperti ini.

"YAK!"

Jungkook menegang di tempatnya. Napasnya tercekat, matanya terpejam erat. Suara Taehyung terdengar jelas sekali. Artinya Taehyung berada di dekatnya sekarang, Jungkook semakin bergidik takut.

"Apa kau lupa peraturan yang sudah ku buat? Tidak boleh sembarangan memasuki kamarku." Ujar Taehyung dengan ketus.

"Ma-maafkan aku. A-aku tidak akan mengulanginya lagi."

"Keluar!" Suara keras Taehyung menginterupsi.

Tanpa menunggu lagi, Jungkook langsung berlari kencang, keluar dari kamar suaminya yang tiba-tiba berhawa panas.

Sedari tadi, Taehyung kebingungan pada sikap pemuda Jeon itu. Kenapa dia terus menutup wajahnya?

Angin AC bertiup, Taehyung merasakan udara dingin menerpa tubuh polosnya. Dan juga... area bawahnya. Lelaki itu melihat ke bawah. Menghela napas panjang, pantas saja pemuda Jeon itu terlihat ketakutan.

Ah, bagaimana bisa dia melupakan bawah tubuhnya yang masih setengah telanjang?

Taehyung turun dalam keadaan sudah rapi. Tampak sempurna dengan balutan kemeja putih dilapisi jas hitamnya.

Dia berjalan menuju dapur, di mana pemuda Jeon itu pun berada di sana, menunggu kedatangannya.

Jungkook harus memastikan Taehyung memakan sarapannya. Ini termasuk sebagai janjinya yang harus dia tepati pada nyonya Kim untuk merawat Taehyung dengan baik.

Tuan Dingin Tercinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang