☘️13☘️

1.4K 200 44
                                    


💜~ Happy Reading ~💜





Untuk pertama kali saat membuka matanya, Taehyung langsung menyadari dirinya tidak sedang berada di kamarnya sendiri. Melainkan kamar pemuda yang begitu dibencinya. Tentu, ia ingat kejadian semalam. Di mana ia menggagahi pemuda itu secara kasar, tak peduli rintihan, teriakkan, erangan kesakitan yang lolos dari mulut Jungkook.

Taehyung tak menyesal sedikit pun telah menyetubuhi istri tak dianggapnya itu. Semoga saja pemuda itu langsung menyerah, dan pergi meninggalkannya.

Sisi ranjangnya kosong. Apa pemuda itu sudah melarikan diri? Taehyung bangun dari ranjang. Memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Memakainya lagi, dan segera keluar dari kamar berbau busuk ini. Begitu keluar, pemandangan pertama yang ia lihat adalah sosok pemuda itu sedang memasak. Taehyung berhenti sejenak memandanginya tanpa diketahui. Raut wajahnya terlihat dingin. Tak ada senyuman seperti biasa saat dia memasak.

Jauh di dalam hatinya, Taehyung tahu ia telah berbuat sangat kejam pada pemuda itu. Ada setitik rasa bersalah. Bagaimana pun juga Jungkook tetaplah manusia, tapi Taehyung memperlakukannya seperti seekor binatang. la mengatakan demikian, sebab Taehyung mengingat setiap potongan adegan perlakuan kasarnya pada sang istri.

Taehyung berjalan menghampiri pemuda itu. Berdehem pelan, tapi berhasil membuat Jungkook terperanjat kaget.

Jungkook hanya memandang Taehyung sekilas, lalu kembali fokus mengaduk sup dalam panci. Tak mempedulikan lelaki itu sama sekali.

"Maaf."

Jungkook menghentikan pergerakan tangannya. Apa lelaki itu mabuk? Baru kali ini ia mendengar kata 'maaf' dari mulut tajamnya. Walaupun sedikit membuat jantungnya berdetak kencang. Tapi Jungkook harus ingat, apa yang telah diperlakukan laki-laki itu padanya semalam?

Sesungguhnya ia sedikit tidak rela memberikan keperjakaannya pada Taehyung, meski pria itu adalah suaminya sendiri. la ingin melakukan hubungan itu jika Taehyung sudah benar-benar mencintainya. Tapi itu mustahil, bukan?

"Maaf untuk kejadian tadi malam. Itu adalah ketidaksengajaan ." Ujarnya seraya berlalu begitu saja.

Jungkook menatap nanar kepergian Taehyung. Bisa-bisanya dia berkata tadi malam adalah ketidaksengajaan?

***

Jungkook mengetuk pintu kamar Taehyung. Dia membawa surat perjanjian pernikahan mereka. la ingin menyampaikan sesuatu pada laki-laki itu. Tak lama, pintu terbuka. Taehyung muncul dalam keadaan rambutnya basah. Mungkin, pria itu baru saja mandi.

"Ada apa?" Tanyanya angkuh.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu?"

Taehyung menatap kertas yang di bawa sang istri. Paham kejadian selanjutnya, Taehyung membuka pintu kamarnya lebar-lebar. Jungkook masuk dengan sedikit canggung.

Taehyung kembali menutup pintunya. Mendengar suara pintu ditutup, entah kenapa jadi trauma tersendiri bagi pemuda itu.

"Aku harus duduk di mana?" Tanya Jungkook.

Taehyung menggerakkan kepalanya ke arah sofa panjang yang tersedia di kamarnya.

Mereka berdua duduk berdampingan. Sedikit menjaga jarak. Jungkook menyerahkan surat itu pada suaminya.

"Kenapa dengan surat ini?" Taehyung kebingungan.

"Aku memutuskan menyetujui surat perjanjian itu."

Taehyung mendecih ke samping. Tertawa sumbang. Seakan tak percaya atas apa yang ia dengar baru saja.

Tuan Dingin Tercinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang