☘️07☘️

1K 160 64
                                    


💜~ Happy Reading ~💜


Taehyung mengalihkan pandangannya dari layar komputer begitu mendengar suara ketukkan pintu ruangannya. Pria itu menyerukan kata 'masuk', lalu fokus pada pekerjaannya lagi.

Pintu terbuka Jeon Jungkook masuk ke ruangan suaminya dalam keadaan basah kuyup. Taehyung yang melihatnya seketika naik pitam. Pria itu berdiri dengan brutal dari kursi kebesarannya, berjalan menghampiri sang istri penuh amarah.

"Apa yang kau lakukan di sini? Kau mau membuat kantorku kebanjiran, hah?" Bentaknya.

Jungkook beringsut. Tangannya mendekatkan cardigan yang berisi dokumen penting milik pria itu. la sudah berusaha menepati janjinya dengan mengorbankan dirinya sendiri. Tapi apa yang ia dapat? bukannya berterima kasih, Taehyung malah memarahinya. Sungguh, ia sangat sedih.

"I-ini dokumen mu." Ucap Jungkook menyodorkan map berwarna hijau itu pada suaminya.

Taehyung tertegun. Benar, kenapa dirinya bisa lupa kalau ia menyuruh Jungkook mengantarkan dokumennya?

Taehyung melihat tangan pemuda itu gemetar. Bukan hanya tangannya saja, tapi bibirnya juga sudah berubah biru. Tak ingin perhatian kecilnya terlihat, Taehyung berdehem kecil, lantas mengambil dokumennya.

"Kau tahu berapa lama aku menunggu benda ini?"

"Maaf. Tadi hujan deras sekali, aku kesulitan mencari bus." Jawabnya dengan nada pilu.

"Cepat ganti pakaianmu! Kau mengotori ruanganku. Setelah itu, bersihkan kekacauan yang kau buat." Perintahnya jahat.

"T-tapi, aku tidak punya pakaian lain."

Taehyung berdecak. Memelototi istrinya sembari mendengus kesal. Jungkook memanyunkan bibirnya seperti anak kecil yang ketakutan saat di jahati orang besar.

"Ikut aku!" Taehyung menggerakkan kepalanya.

Jungkook mengikuti langkah Taehyung yang terkesan besar. Dinginnya mengikis tulang, ditambah ruangan kerja suaminya ini menggunakan AC. Rasanya seperti berenang di musim dingin.

Taehyung membuka sebuah kamar yang berada di dalam ruangannya. "Di dalam lemari sana ada pakaian.  Pilih yang terbaik menurutmu. Dan, jangan sentuh apapun!" Peringat Taehyung mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajah sang istri. Jungkook hanya mengangguk kaku. Lantas, memasuki ruangan tersebut.

Pemuda Jeon itu terpana dengan fasilitas yang tersedia di ruangan kerja Taehyung. Pria itu benar-benar orang hebat. Sepertinya Jungkook harus sadar diri memiliki seorang Kim Taehyung, meskipun kenyataannya pria itu memang suaminya, tapi setelah melihat kebesaran yang lain dari sosok suaminya itu membuat Jungkook semakin merasa tak pantas untuk Taehyung.

Tak ingin berlama-lama karena kedinginan, Jungkook segera membuka pintu lemari, detik berikutnya yang terjadi adalah Jungkook yang tiba-tiba mematung setelah melihat isinya.

Di dalam lemari ada barang-barang perempuan juga. Pemandangan yang cukup membuat hatinya terasa nyeri. Pikirannya melayang pada hubungan suaminya dengan sang mantan kekasih. Apa mereka sudah melakukannya sejauh itu?

Jungkook meraih satu foto yang juga tersimpan rapih di sana. Foto Taehyung dan wanita yang pernah ia temui di rumah sakit waktu itu. Mereka terlihat bahagia sekali dalam foto ini, dengan Taehyung memeluk serta mencium wanita bernama Lee Yanmi itu dari samping. Benar-benar pasangan serasi. Taehyung pasti sangat mencintainya, terkadang Jungkook berpikir, apa dirinya yang membuat hubungan mereka terpisah?

Tiba-tiba suara ketukan terdengar, Jungkook mengalihkan pandangannya ke pintu. Segera ia menghapus air matanya, dan mengambil baju asal.

"JEON JUNGKOOK! APA SAJA YANG KAU LAKUKAN DI DALAM SANA?!"

***

Pintu terbuka, Jungkook yang telah mengganti pakaiannya dengan Hoodie dan celana panjang. Hal pertama yang di dapatinya adalah Taehyung sedang bersedekap dada, menatap begitu datarnya.

"Kenapa lama sekali?" Tanya Taehyung seperti polisi sedang menginterogasi penjahat.

"Aku bingung. Bajunya bagus-bagus semua, ya?" Canda Jungkook menutupi rasa sedihnya.

"Kalau bagus semua, kenapa kau malah memilih bajuku?"

"Oh, ini bajumu, ya. Aku tidak tahu. Cuma tidak mau kau melihat sosok lain di diriku kalau aku memakai pakaian itu." Ujar Jungkook tersenyum tipis.

Dahi Taehyung mengerut. "Apa maksudmu?" Tanyanya tak mengerti.

"Tidak apa-apa."

"Sudah sana pergi! Kau cuma menggangguku kalau di sini."

Belum sampai Taehyung berjalan ke tempat duduknya, ia mendengar suara ada yang terjatuh dengan keras membuatnya sontak membalikkan badannya. Taehyung terbelalak mendapati istrinya jatuh pingsan, la langsung lari menghampiri istrinya yang sudah tergeletak tak sadarkan diri.

"Astaga. Kenapa kau hobi sekali pingsan, sih?" Taehyung mengangkat Jungkook menuju ranjang.

Meletakan pemuda itu di ranjangnya, Taehyung segera menghubungi Gyumin agar membawa air dan handuk kecil. Tubuh pemuda itu terasa panas.

"Dasar menyusahkan!"

Taehyung duduk di sisi ranjang yang kosong di samping pemuda itu. Sembari memandangi wajah damainya. Dalam hati terdalamnya, Taehyung sebenarnya merasa kasihan pada istrinya ini. Hatinya mulai tersentuh kala Jungkook merawatnya dengan begitu baik di rumah sakit, dia selalu berusaha menuruti perintahnya, bahkan jika harus mengorbankan dirinya sendiri, terlepas dari sikap dan perlakuan kasarnya selama ini. Sudah ia katakankan kalau Jeon Jungkook itu pemuda bodoh? Saking bodohnya sampai tak berpikir jika yang dilakukannya hanya membahayakan diri sendiri. Jika dirinya yang berada di posisi pemuda itu, Taehyung lebih baik memilih pergi dan menyerah saja, daripada harus menderita.

"Tuan, ini kompresan nya."

Taehyung tersentak dan langsung berdiri saat mendengar suara asistennya itu. Jangan sampai Gyumin tahu bahwa dirinya memperhatikan istri tak dianggapnya ini diam-diam.

"Urus dia." Perintahnya. Sebelum pergi dari ruangan itu.

Gyumin melihat kepergian atasannya dengan mulut menganga tak percaya. Sekarang Gyumin memikirkan kesehatan mental bosnya itu. Apa dia sudah gila menyerahkan istrinya sendiri pada laki-laki lain?

***

Jungkook meringis saat pertama kali membuka matanya. Pandangannya mengelilingi sekitar, tempat asing di manakah sekarang ia berada? Pemuda itu bangun dari posisi tidurnya. la mengingatnya sekarang, dirinya masih berada di kantor suaminya. Sementara jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Di luar sana sudah gelap gulita, Jungkook harus segera pulang.

"Kau sudah sadar?"

Jungkook tersentak kaget ketika mendengar suara Taehyung yang  tiba-tiba terdengar dari arah belakangnya.

"Tae hyung."

"Ayo pulang. Enak kau tidur lama seperti seorang putri, sedangkan aku harus menunggumu dengan rasa lelah. Lain kali bisa tidak kalau ingin pingsan itu ditahan sebentar sampai kau menghilang dari pandanganku."

"Ya tidak bisa. Pingsankan bukan ingin buang air yang bisa ditahan." Jawab Jungkook membuat pria itu skakmat.

"Sudahlah. Aku ingin cepat pulang. Kalau kau masih ingin di sini, silahkan!"

Taehyung berniat meninggalkan istrinya, tapi Jungkook segera meraih tangan suaminya itu. Taehyung melotot tak terima.

"Apa ini? Lepaskan tanganku!" Taehyung menghempaskan tangan Jungkook yang sedang menarik lengannya, tapi tak mau lepas.

"Aku lemas. Pinjami aku lenganmu sebentar saja, buat jadi tumpuanku."

Taehyung mendengus karena tak ada pilihan lain. Mereka keluar bersama-sama dengan Jungkook yang tak ingin membuang kesempatan. la mendekap erat lengan Taehyung dan menyenderkan kepalanya di sana sambil tersenyum bahagia.



















💜~TO BE CONTINUE ~💜





Tuan Dingin Tercinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang