☘️11☘️

1.2K 181 65
                                    


💜~ Happy Reading ~💜




Taehyung telentang di kasurnya dengan pandangan menatap lurus plafon yang dilapisi cat putih. Mendadak warna bersih itu menampilkan adegan demi adegan Jeon Jungkook tersenyum padanya setiap waktu. Seperti itulah hari-harinya semenjak pemuda itu memilih tetap memilih bersamanya hingga batas kesabarannya habis. Saat awal-awal pernikahan, setiap kali Taehyung bersikap kejam biasanya pemuda itu akan menangis tersedu-sedu, tapi justru sekarang dia malah tersenyum sembari menyemangati dirinya sendiri.

Sialnya, karena senyuman itu yang membuat hidupnya jadi tidak tenang. Ucapannya pun ikut terngiang-ngiang dalam kepala. Sungguh, jika terus seperti ini pasti takkan baik untuknya. Jangan sampai ia jatuh cinta pada pemuda itu.

Taehyung mendesis kesal. la bahkan tak bisa sedikit pun mengusir pemuda bodoh itu dari pikirannya.

"Aku harus melakukan sesuatu yang sangat kejam agar dia menyerah saat itu juga."

Taehyung beranjak dari tempat tidurnya. Berjalan cepat ke lantai bawah. Waktu menunjukkan pukul tujuh malam, pemuda itu pasti sedang berada di dapur menyiapkan makan malam untuknya.

Tapi bukan Jungkook yang jadi tujuannya sekarang, Taehyung memasuki ruangan kerjanya yang ada di lantai bawah, Mengobrak-abrik lacinya, dan berhasil menemukan selembar kertas yang merupakan surat perjanjian pernikahan mereka. Bergegas Taehyung menghampiri sang istri.

Brak!

Tubuh Jungkook terlonjak kaget saat suara gebrakan meja terdengar kuat memenuhi seisi dapur.

"Jeon Jungkook, kemari!" Perintah Taehyung penuh penekanan. Bola matanya seperti ujung pisau yang menancap tepat pada sepasang mata di depannya.

Jungkook mematikan kompor lebih dulu, kendati ia pun tidak tahu perihal suaminya yang kelihatan marah besar. Padahal Jungkook merasa tidak melakukan kesalahan hari ini. Tungkainya bergerak menghampiri suaminya yang telah duduk di kursi makan, Jungkook ikut mendaratkan bokongnya dikursi saling berhadap-hadapan.

"Kau ingat ini?!" Tanya Taehyung. Tatapan matanya sama sekali tidak berubah.

Jungkook mengangguk. Bukankah itu surat perjanjian pernikahan mereka?

"Baca kembali! Hitung berapa banyak poin yang sudah kau langgar ." Taehyung bersedekap dada, lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

Masih dilanda kebingungan karena Taehyung tiba-tiba mengungkit kembali aturan-aturan yang harus ia patuhi sebelum menikah.

"Tidak boleh memasuki kamar tanpa izin, tidak boleh mencampuri urusan masing-masing, tidak boleh menyentuh tanpa persetujuan---"

"Berhenti!" Taehyung mengangkat telapak tangannya ke udara. Memotong ucapan pemuda itu.

"Baca poin paling terakhir. Itu yang terpenting." Suruhnya lagi.

Jungkook merasa tertohok setelah membaca untuk kedua kalinya aturan paling terakhir itu. Raut wajahnya seketika berbeda.

"Baca dengan keras!" Taehyung sengaja meninggikan suaranya, bangga karena telah berhasil membuat pemuda itu sadar.

"Tidak boleh ada yang saling jatuh cinta satu sama lain. Jika pun ada harus membuang jauh-jauh perasaan itu." Katanya dengan nada lesu, pemuda itu mengatakan fakta yang baru saja menghancurkan hatinya.

Taehyung tersenyum remeh. Merasa telah menang dari sebuah permainan.

"Sudah paham sekarang?" Tanya Taehyung.

Tuan Dingin Tercinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang