☘️14☘️

1.4K 199 23
                                    


💜~ Happy Reading ~💜




Tiga bulan berlalu, Taehyung dan Jungkook benar-benar hidup seperti orang asing dalam satu hunian. Sibuk dengan urusan masing-masing, dengan pekerjaan masing-masing. Jungkook tidak lagi melayani suaminya, seperti menyiapkan sarapan, memasakkan makan malam, menyiapkan pakaian dan pekerjaan lainnya yang biasa dilakukan seorang istri.

Namun hari ini, berbeda dengan hari-hari biasanya. Mereka berdua sama-sama libur dari pekerjaan. Mengingat hari ini hari minggu.

Taehyung memutuskan turun dari lantai atas. Perutnya bersuara keras, tanda sudah waktunya makan. Taehyung melirik jam yang baru saja menunjukkan pukul sebelas siang. Namun, yang diharapkannya di dapur ada makanan malah tidak ada sebutir nasi satu pun.

Taehyung beralih membuka lemari es, ada banyak bahan makanan. Tapi sayangnya, ia tidak bisa memasak.

Napas berembus berat dari mulut pria yang tengah kelaparan itu. Tak sengaja matanya tertuju pada pintu kamar tertutup yang tepat berada di samping dapur. Taehyung menimbang-nimbang niatnya yang ingin mengganggu pemuda itu untuk memasakkan makanan untuknya.

Tak ada pilihan lagi, Taehyung tidak ingin mati kelaparan. Terpaksa ia meminta bantuan pemuda itu.

Taehyung mengetuk pintu kamar Jungkook. Tak menunggu waktu lama, pemuda itu keluar dari tempat persembunyiannya selama ini. Dia tampak terkejut ketika melihat siapa yang bertamu.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Buatkan aku makanan!" Pintanya dingin, tanpa menatap istrinya sama sekali.

Jungkook termenung sebentar. Sebab sudah lama sekali ia tak berkomunikasi dengan Taehyung. Ternyata setelah tiga bulan, tidak ada perubahan dari suaminya itu, Masih saja dingin dan kaku.

"O-oh, kau mau dimasakkan apa?"

"Apa saja." Jawab Taehyung sebelum lebih dulu meninggalkan Jungkook menuju dapur, lantas duduk di salah satu kursi meja makan. Memperhatikan sang istri yang sedang memakai apron, lalu menyiapkan bahan-bahan untuk memasak. Entah apa yang akan dibuat oleh pemuda itu, Taehyung tidak masalah, yang terpenting perutnya bisa terisi.

"Di mana tempatmu bekerja?" Tanya Taehyung tiba-tiba memulai percakapan.

Awalnya Jungkook merasa heran akan sikap Taehyung. Perasaannya bahagia karena Taehyung mengajaknya mengobrol, apa itu artinya pria itu mulai menerima kehadirannya? Tapi, Jungkook tidak ingin berharap besar. Pasti sebentar lagi sikap Taehyung kembali seperti semula.

"Aku bekerja di kafe  daerah Hongdae."

Taehyung baru ingat ia belum memberi uang bulanan pada Jungkook selama  tiga bulan ini, artinya bahan makanan yang ada di lemari es, pemuda itu yang membelinya. Astaga, kenapa ia merasa malu sendiri?

"Berapa nomor rekeningmu!"

"Untuk apa?"

"Kau kan yang membeli semua ini, aku ingin menggantinya. Cepat beritahu!"

Jungkook menoleh sembari tersenyum. "Tidak apa-apa, hyung."

"Tidak. Aku tidak mau bergantung padamu. Karena aku tidak tahu nominal semuanya, apa segini cukup?" Taehyung mengeluarkan semua uang cash yang ia punya dari dalam dompet.

Jungkook yang melihatnya langsung membulatkan matanya. "Itu terlalu banyak, hyung."

"Ambilah! Sekalian untuk bulan depan."

Jungkook tak menjawabnya lagi. la tahu suaminya itu memang orang kaya. Sementara dirinya hanyalah anak laki-laki sebatang kara yang bekerja sebagai waiter.

Tuan Dingin Tercinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang